36

54.9K 2.4K 63
                                    

Terimakasih yang udah nyempatin diri buat baca + kasi vote-nya.

Jangan bosen nungguin kelanjutan part berikutnya.

Yuk sebelum dibaca, klik VOTE-nya dulu yang banyak ya.

Selamat membaca.


***

Namun sesuatu hal yang tak Reyhan harapkan terjadi. Tiba-tiba Reyhan melihat sebuah motor berhenti di samping Nina.

"Woii cewek perkasa." Teriakan itu mengganggu langkah Nina.

Nina menoleh kesumber suara.

"Strong banget lo jalan kaki." Sambungnya.

"Brisik lo."

"Naik." Tawarnya dengan nada memerintah.

"Gak usah Dav, tinggal bentar juga nyampe."

Dava berdecak "Gak gue maintain ongkos kok."

"Serius Dav, lo duluan aja."

"Nin. Gak usah keras kepala."

Nina menolak karena Reyhan sedang melihatnya. Namun ternyata Dava juga keukeuh, jadi Nina terpaksa mengiyakan.

Namun sebelum Nina naik keatas motor, ia menoleh terlebih dahulu kearah Reyhan. Menatap Reyhan dari balik kaca depan mobil yang menghalangi.

"Maaf." Hanya gerakan bibir, tanpa suara.

Reyhan yang melihat itu, mengepalkan tangannya tidak suka.


**


Nina, Dava dan juga murid yang lain sedang berjejer rapi menghadap matahari. Karena mereka merupakan murid teladan, telat datang pulang duluan :D. Mereka semua yang ada dilapangan itu harus mendapatkan hukuman untuk keterlambatan mereka.

"Apa kalian tidak bosan terlambat terus?" Guru BP yang diberi tugas untuk mengatur anak-anak yang terlambat lagi-lagi berceramah panjang lebar seperti hari-hari sebelumnya.

"Tidak pak...." Balas siswa berbarengan seakan menantang.

"DIAM!"

"Dava! Kamu tidak bosan jadi langganan BP terus?" Tanya pak guru.

"Tidak, pa- awwww." Belum selesai ucapannya untuk membalas, tiba-tiba Dava meringis.

"Sakit begok." Umpatnya pelan kearah Nina dengan mata melotot. Nina mencubit Dava ketika ia akan membalas ucapan pak guru.

"Diem, jangan nyolot." Bisik Nina. "Nanti hukumannya tambah berat." Sambungnya memperingati.

"Sebagai hukuman karena kalian terlambat, kalian lari keliling lapangan sebanyak 5 kali."

Wuuuuuuuu. Teriakan demi teriakan menggema karena tidak setuju.

"Diam! Diam! Atau kalian mau hukumannya saya tambah?" Senjata ancama dipergunakan.

"Tidak." Balas siswa serempak.

"Kalau begitu, cepat lari. Setelah itu kembali kekelas kalian masing-masing."

Tanpa melawan lagi, semua siswa siswi itupun langsung berlari sebelum hukuman mereka dilipat gandakan.


**


"Sumpah. Sarapan gue abis." Keluh Nina begitu selesai menjalankan hukuman dengan suara ngos-ngosan.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang