64

45K 2.1K 126
                                    

Halloooo. Ada yang kangen sama MTMH?? Atau kangen sama thor?? 😆

Vakum lamanya di tunda dulu, mungkin habis part ini baru deh vakumnya.

Laah kok vote-nya makin berkurang sih 😢 sedih deh.

Tambahin lagi dong vote-nya, biar ratingnya juga Bagus.

Masih tetap ya, aku minta vote 1k.

Selamat membaca.

***

Hari pertama Nina menjalankan harinya tanpa kehadiran seorang Reyhan Diandra.

Padahal belum genap dua jam ia sampai dirumah setelah mengantar Reyhan, dan lihatlah keadaan Nina sekarang. Kesepian! Salah satu kata selain rindu yang ia rasakan saat ini.

Dan untuk mengobati rindunya, Nina harus menunggu hingga beberapa jam lagi agar bisa berkomunikasi lagi dengan laki-laki yang berhasil membuatnya galau itu.

Nina menatap foto Reyhan yang kini menjadi wallpaper ponselnya. Meneliti setiap inci wajah lelakinya yang terlihat begitu sangat tampan. Dalam hati Nina mensyukuri dirinya memiliki suami seorang Reyhan Diandra. Yang selalu bisa membuatnya jatuh Cinta berkali-kali.

Namun ditengah kekhusukkan Nina menatap foto Reyhan, tiba-tiba saja ponselnya berdering menandakan panggilan masuk.

"Ganggu aja, iih." Gerutunya singkat, namun panggilan tetap di angkatnya.

"Hallo om ku yang tampan."

"Kamu dimana?"

"Nina dirumah, om"

"Ya udah tunggu, om kesitu."

Tut tut tut. Panggilan berakhir. Kurang dari satu menit panggilan berlangsung. Dan itu merupakan sebuah panggilan kilat tanpa embel basa-basi dan pamit.

"Ya ampun, percakapan baru seiprit gini udah main tutup aja." Nina mulai ngedumel akibat Juna memutuskan panggilan tanpa permisi.

Jika melihat Juna begitu, tidak heran juga dari mana Nina mewarisi sikap tidak sopannya. Karena Juna yang merawatnya sejak dulu, jadi sudah pasti Juna juga yang mewariskan sifat badungnya.

Tiga puluh menit berlalu, akhirnya Juna tiba di kediaman Diandra junior, rumah Reyhan dan Nina.

"Nina..." Teriakan Juna menggelegar begitu sudah berada didalam rumah.

Dan seketika Nina mendengus kesal akibat teriakan Juna yang tiba-tiba mengagetkannya. "Berisik, om!" Teriak Nina tak kalah nyaring, karena kehadiran Juna juga mengganggu aktivitasnya menonton TV dengan khusyuk dan tenang.

Juna terus melangkah. Menghampiri Nina dan mengabaikan keluhan Nina sebelumnya.

Juna berdiri dihadapan Nina lengkap dengan senyuman kebusukkannya. "Kesepian ya..." Kali ini Juna mengisenginya lagi.

Sudah tahu kesepian, masih saja di tegaskan begitu. 😒

Nina membuang muka. "Jangan mulai resek, om" ucapnya mengeluarkan peringatan awal.

Dan membuat Juna tersenyum miring. Ia berencana akan menggoda Nina lebih jauh. "Ternyata kesepian buat orang jadi cepat sensi, ya." Ujarnya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Kini Nina menoleh. Menatap Juna dengan tajam. Kemudian ia menyipitkan matanya. "Om kalau resek, mending pulang aja sana." Usirnya tega.

Namun bukannya menghentikan kejahilannya, Juna malah semakin tertawa.

"Gak ada yang lucu!" Protes Nina malas sekaligus kesal.

"Hahaha. Ok ok." Juna mencoba meredakan tawanya. "Om kesini buat jemput kamu pulang." Sambungnya begitu tawanya terhenti.

My Teacher My Husband (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang