"Sandra?"
"Dava? Ng-ngapan lo disini?"
"Lo yang ngapain ada disini? Gila lo ya, kalau nyebrang hati-hati, woy!Hampir aja gue masuk penjara."
Sandra melotot heran."Kenapa jadi lo yang nyalahin gue? Lo yang ngebut, gimana kalau tadi lo nabrak orang? Bayangkan kalau yang nyebrang orang tua?Yang salah disini itu elo!" tuntut Sandra gak kalah ketus.
"Gue berkendara dengan kecepatan normal.Lo yang salah!"
"Disini banyak orang berlalu-lalang.Seharusnya lo itu bisa nyesuaiin dimana jalan sepi dimana jalan ramai. Lo selalu aja nyangkal dari kesalahan. Lo pikir itu baik?"
Dava menarik satu sudut bibirnya."Jangan sok nasehatin gue," ujarnya kemudian berlalu untuk memakirkan motornya.
"Ish, gue kan bener ngomong gitu.Heran gue, sebenarnya lo itu manusia jenis apaan sih?!" monolog Sandra dengan gigi yang merapat karena kekesalan yang taka da habisnya terhadap Dava.
Setelah memarkirkan sepedanya, Sandra berjalan santai menuju taman. Namun kakinya berhenti ketika mendapati motor Rachel terparkir disana.Senyum Sandra langsung mengembang.Ia sangat yakin itu kendaraan milik Rachel dan pastinya gadis itu juga ada disini.
Sandra mengeluarkan hpnya dari saku kemudian mengirim chat pada Rachel untuk bertemu.Setelah selesai, Sandra melanjutkan langkah kakinya. Senyumnya pudar ketika matanya masih menangkap pria menyebalkan yang berjalan sedikit jauh di depan sana.
"Huh, dasar lo, jadi cowok songong benget."
Dava berjalan dengan santai.Ia berfirasat akan sesuatu. Dava risih dengan hentakan langkah yang terdengar dekat dibelakangnya.Rahangnya bergetar seolah menemukan jawaban siapa orang di belakangnya ini. Dengan percaya diri, Dava membalikkan badan dengan cepat.
"WOY, San, kenapa lo masih ngi--" suara Dava menyusut ketika firasatnya salah.Ia kira seseorang yang berjalan di belakangnya adalah Sandra, namun kenyataannya adalah seorang ibu-ibu berparas judas.
Tatapan ibu itu dibalas cengiran kuda oleh Dava, "Hehe, maaf, Bu .Saya kira tadi-" belum tuntas ucapannya, ibu itu langsung berlalu setelah menyayat Dava melalui tatapan killernya.
"Masih mendingan gue minta maaf. Di respon dikit kek, dasar!" maki Dava setengah berbisik.
Sandra yang melihat kejadian itu tak bisa lagi menyumbat tawa.Tawanya meledak dan jelas terdengan ejekan bagi Dava.Merasa dirinya ditertawai, pria itu berjalan menuju Sandra yang sedang terpingkal-pingkal sampai memegangi perutnya.
"Eh lo nertawain gue?!"Dava menaikkan kedua alisnya, geram.
"Sumpah, lo tolol banget, ahahahaha..." Sandra masih belum bisa menghentikan tawanya.Matanya sampai berair.Ia merasa puas dengan tatapan ibu tadi terhadap manusia songong di depannya ini. "Gimana?Malu nih? Apa jangan-jangan lo mau reka adegan. Silahkan, gue mau lihat lagi, cepetan...!"
"Gak lucu."
"GR banget lo. Ngapain gue ngikutin lo, gak guna, sumpah!Gue kesini mau refreshing, bukan cari nasib."
"Cewek magel, gini-gini gue pembawa nasib baik. Gak kaya lo pembawa nasib buruk, ogah gue!"
"Lo sendiri aja yang merasa gitu. Lo tuh pembawa nasib buruk. Nasib buruk ya nasib buruk!"
Sekali lagi Dava tak terima dengan ucapan gadis itu.Badannya tercondong turun sedikit membuat Sandra doyong ke belakang menghindari kedekatan wajah antar mereka.
Anjirr... serem banget mukanya. Batin Sandra. Ia memberanikan diri untuk mendorong Dava dengan menekankan telunjuknya di bahu cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra (SUDAH TERBIT)
Teen FictionMenjadi pribadi yang ceria mampu menyamarkan rasa sakit dalam kehidupan. Pernahkah kalian melihat sosok yang tertutup namun sangat ceria? Cassandra, dia adalah sosok itu. Sandra tak bisa bahagia disaat salah satu bagian dari keluarganya begitu memb...