Tahap bertahap Sandra mulai menggerakkan kakinya dan di temani oleh perawat disampingnya.
"Masih sakit ya, Dek?"
"Agak sih, Mbak." keluh Sandra sambil meringis dan juga mencoba melangkah lagi.
Sudah sekitar satu jam Sandra berlatih. Perawat itu kemudian membantu Sandra duduk di ranjang.
"Besok pagi latihan lagi ya. Kata dokter kaki kamu harus sering di latih, walaupun sakit tapi biar bisa cepet jalan." jelas perawat dengan ramah.
Sandra tersenyum dan mengangguk. "Maaf ya, Mbak, udah ngerepotin."
"Enggak, kok. Ini sudah tugas saya." Perawat itu akan membantu menaikkan kaki Sandra ke atas ranjang. Tapi baru akan melakukannya pintu terbuka.
Sandra menatap pria yang baru saja membuka pintu itu. Terkejut sekaligus senang.
"Kak Fano?" ucapnya sangat pelan. Mata mereka saling bertemu. Yang membuat Sandra sangat senang, walau dari kejauhan, tak ada simbol kepaksaan pria itu memandangnya seperti ini.
Fano berjalan mendekat, "Biar saya saja, Mbak." ucap Fano yang dibalas anggukan oleh si perawat dan tak lama kemudian pergi meninggalkan ruangan.
Sandra masih tak bisa berkata apapun. Sungguh tak disangka kakaknya itu datang menjenguknya. Tak terasa matanya mulai berarir dan masih setia menatap Fano dengan sunyuman paling bahagia. Fano membungkuk akan memegang kaki Sandra untuk dinaikkan ke atas ranjang. Saat itulah Sandra langsung tersadar dan langsung mencegah Fano.
"Eh, K-kaak. G-gak usah. Aku duduk aja."
Fano kembali berdiri lalu menatap Sandra. "Gimana keadaan lo?" Satu kalimat yang merupakan pertanyaan dari Fano kepada Sandra untuk pertama kalinya. Tak perlu bertanya lagi apa yang kini di rasakan Sandra. Walau pria itu bertanya dengan suara datar, namun terdengar sangat tulus dengan tatapan yang tidak tajam lagi.
"Udah baik kok, Kak," ucap Sandra senang, "Kak Fano gak ikut sosialisasi?"
"Enggak." singkat Fano dengan suara rendah. Ada kelegaan di dalam hatinya melihat Sandra sudah tidak kritis lagi. Walaupun perban masih melingkar di lengan dan dahi Sandra.
Bagi Sandra, suasana ini sangat membuatnya nyaman. Tak ada unsur kecanggungan sama sekali walaupun baru pertama kali mereka berbicara berdua disatu ruangan. Namun lain bagi Fano yang tak pernah seperti ini. Bahkan gadis di depannya adalah seseorang yang ia benci bertahun-tahun.
"Kak, aku seneng kamu di sini." Ucap Sandra tiba-tiba dengan suara lembut dan tulus dari hatinya. Fano yang mendengar terdiam dan hanya menatap Sandra tanpa berucap.
Beberapa detik mereka diam dengan pikiran masing-masing. Sampai Fano membuka percakapan, "Ayah dan kak Rifal tau tentang kejadian ini?"
Sandra menggeleng, "Enggak sama sekali, Kak. Aku gak kasih tau mereka, aku gak mau mereka menge--"
"Kenapa gak lo kasih tau ?" Fano memotong ucapan Sandra. Ia menatap Sandra dengan serius. Garis wajah Sandra berubah seketika menatap wajah kakaknya itu. Ia melihat disana sebuah kelelahan dan rasa bersalah begitu besar.
"Seharusnya lo kasih tau mereka, San. Biar mereka tau semua ini terjadi gara-gara gue." lanjut Fano membuat Sandra menggeleng kuat-kuat.
"Kenapa kakak bicara kayak gitu? Itu semua sebuah kecelakaan, Kak. Aku yang berterima kasih sama kak Fano karena udah nyelamatin aku dijurang waktu itu. Bahkan, jika ayah ataupun kak Rifal tau mereka akan senang karena kamu udah selamatin nyawa aku." Jelas Sandra panjang lebar. Memang ini yang ia rasakan, ia menganggap apa yang terjadi pada dirinya memang kecelakaan. Bahkan Sandra terus berharap Fano datang kesini dan ia bisa mengucapkan rasa terima kasihnya pada pria itu. Kalau boleh jujur, Sandra sangat senang di gendong oleh kakaknya yaitu Fano. Serta mengingat wajah khawatir Fano pada saat itu yang berusaha membuatnya agar bertahan hidup. Kejadian itu membuatnya tak pantang menyerah mendapatkan pengakuan Fano.
![](https://img.wattpad.com/cover/132119218-288-k956958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra (SUDAH TERBIT)
Fiksi RemajaMenjadi pribadi yang ceria mampu menyamarkan rasa sakit dalam kehidupan. Pernahkah kalian melihat sosok yang tertutup namun sangat ceria? Cassandra, dia adalah sosok itu. Sandra tak bisa bahagia disaat salah satu bagian dari keluarganya begitu memb...