"Udah gue bilang jangan ngikutin gue!" kata Sandra.
"Siapa yang ngikutin lo? Lo aja yang selalu muncul di depan gue."
"Eh enak aja. Lo yang ngikutin gue! Jangan-jangan lo kemarin juga ngikutin gue kan sampai rumah?"
"Hahahaha...." tawa Dava meledak. "Ngapain ngikutin lo? Kurang pekerjaan ngikutin cewek magel kayak lo."
"Eh, cowok segelan lo boleh aja anak baru.Tapi lo juga gak usah masuk ke kelas ini, kelas lain masih banyak kan?"
"Ya suka-suka hasil tes gue masuk kelas manalah!"
"Minta pindah gih."
"Enak aja. Lo aja yang pindah."
"Lo yang baru berarti lo yang pindah."
"Emang lo piker gue seneng apa satu kelas sama lo?"
"Udah deh..., kalian berdua itu memang di takdirkan untuk saling bertemu! Harusnya kalian itu bersyukur." sahut Rachel cengengesan.
"Diem lo!" tegur Sandra super cepat.
Perdebatan masih berlangsung, semua murid memperhatikan mereka berdua dan bukannya mengerjakan tugas dari bu Ririn.
"Duh.... Sandra beruntung banget sih bias akrab sama tuh cowok. " ucap Meli dengan cemberut yang di buat-buat.
"Akrab pala lu! Lihat aja mereka itu berdebat bukan romantis- romantisan." komentar Lola tidak terima sembari tersenyum sinis. Iri.
"Ya kan tapi berdebat lama-lama jadi cinta." Sambung Dinda.
"Kalian bias diem gak?!" bentak Lola tapi dengan suara tertahan.
Semua murid sampai lupa jika mereka harus mengerjakan tugas yang belum lama diberikan. Ini semua karena Dava dan Sandra yang menjadi pusat perhatian.
"Wahai Rio sang ketua kelas, lo kena sawan?"
"Ha?" Rio tersadar.
"Lo diem aja dan gak mau hentikan mereka?"
Rio menepuk jidatnya sendiri kemudian berdiri."Eh kalian berdua, cukup ya. Masalah rumah tangga di selesain baik-baik nanti di rumah, jangan dibawa-bawa ke sini, gak baek."
Cassandra melotot tidak terima dan sudah mangap mau membantah, tapi cepat-cepat Rio menyelanya.
"Cepet kerjain tugas bu Ririn tadi! Kalau enggak kita semua kena."
Satu kelas kompak mengeluarkan buku dan mulai berkelompok untuk saling contek serta bekerja sama. Begitupun denganDava yang duduk di tempat yang sudah ditentukan.
"KapanbuRirinkasihtugas?" buru-buru Sandra mengeluarkanbukunya.
"Lagian kebiasaan lo itu baca novel gak lihat waktu dan suasana!"
"Iya, maaf.Halaman bera-"
"204-206." potong Rachel, "Btw lo serasi sama Dava, San!" lanjutnya sembari cengengesan.
"Lo bilang apa?" Sandra menatap Rachel geram.
Jadi namanya Dava
"Lo serasi sama Dava."Kali ini suara Rachel semakin keras.
"Hidih. Serasi apaan, ogah, Ra. Please gak usah ganggu ketenangan gue."
"Yaelah, orang gue ngomong fakta."
"Ra, Gue pindah bangkunih." Ancam Sandra sudahberancang-ancang berdiri tapi Rachel mencekalnya sembari meringis kuda tanda maaf.
"Ih, gitu aja ngambek. Btw, lo sebut Dava tadi cowok apa? Di segel kalau gak salah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra (SUDAH TERBIT)
Novela JuvenilMenjadi pribadi yang ceria mampu menyamarkan rasa sakit dalam kehidupan. Pernahkah kalian melihat sosok yang tertutup namun sangat ceria? Cassandra, dia adalah sosok itu. Sandra tak bisa bahagia disaat salah satu bagian dari keluarganya begitu memb...