"Hai, aku Dava, Kak!"
"Hai, aku Rifal."
Mereka berdua berjabat tangan dan saling tersenyum lebar.
"Ya udah, Nak, papa sama om masih ngomong pekerjaan, kamu ikut kak Rifal dulu!"
"Oh iya, Om, tentu. Ayo, Dav!" sahut Rifal, Dava kemudian berdiri dan berjalan di samping Rifal ke ruang keluarga. 45 menit kemudian mereka berdua sudah sangat akrab mengobrol di ruang keluarga.
"Bentar ya, aku ke atas dulu."
"Oh iya, Kak."
Rifal ke kamarnya sebentar meninggalkan Dava. Dava melihat-lihat dinding di rumah itu, banyak sekali lukisan indah alam sampai dengan lukisan 3D, meski indah Dava sedikit bingung. Kenapa rumah ini gak ada foto anggota keluarga? Dimana-mana selalu ada lukisan yang bagus dan indah tapi tak ada satu pun foto anggota keluarga. Oh tapi mungkin keluarga om Mahes tidak suka memajang foto keluarga di ruang tamu dan keluarga, mungkin mereka memajangnya di ruangan lain.
Matanya turun pada seseorang yang tidur menutup semua anggota tubuhnya dengan selimut di sofa tak jauh dari dia duduk saat ini. Njir, adik kak Rifal tidurnya bener-bener lelap. Aneh! Dari gue sama kak Rifal tadi tawanya kenceng banget dia gak kaget, bahkan gerak sedikit aja tidak, coba Diva tidur di rumah kayak gitu, gue gak bakal kena omelan karena bikin dia terbangun! Meski masalahnya sepele.
Belum 1 menit Dava berhenti membatin, seseorang yang tidur itu mengeluarkan kedua tangannya dari balik selimut yang dikenakannya. Seseorang yang tidur itu mengubah posisi tidurnya menjadi terlentang, tapi ukuran sofa itu membuat dirinya akan jatuh. Dengan cepat Dava berdiri dan berlari untuk menangkap adik Rifal yang akan jatuh dari sofa. Dava membungkuk dan berhasil menangkapnya.
Sandra merasakan dirinya ditangkap seseorang, dengan berat ia membuka matanya, melihat siapa dia, Sandra membulatkan matanya, begitupun Dava kaget dengan siapa yang dia tangkap saat mau jatuh tadi.
"Elo!" ucap mereka berdua bersama.
"Ya ampun gue gak ngipi kan!" tanya Sandra kemudian mencubit pipinya sendiri. "Ini nyata! Ke-kenapa lo tiba-tiba ada di rumah gue?" kata Sandra dengan rambut pirang yang acak- acakan.
" Ini rumah lo? Ya mana gue tau!" jawab Dava.
"Lo ngapain gendong gue? Cepet turunin!"
Sadar dirinya masih menggendong Sandra, Dava langsung menurunkan gadis itu."Eh, seharusnya lo terima kasih, kalau gak gue tangkep, lo bakal jatuh tadi dan bentur nih meja!"
"Ya, tapi lo belum jawab pertanyaan gue! Kenapa lo bisa ada disini?" tanya Sandra menepungkan alisnya.
"Tapi, sebelum gue jawab, gue harap lo gak berfikir bahwa gue ngikutin lo, nylidikin lo, oke? Lagian gue juga gak tau kalau ternyata ini rumah lo! Gue kesini karena gue jemput papa gue." jelas Dava.
"Maksud lo, om Salim?"
"Ya!"
"Kan bisa di ruang tamu kan? Kenapa lo ada di ruang ini coba?" tanya Sandra menaikkan alisnya.
Melihat tatapan Sandra yang seperti penuh kecurigaan itu, Dava berkata dengan penuh kesal. "Tuh kan, Pasti lo berfikir yang enggak-enggak, gue ada di sini karena--"
"Karena gue yang ngajak dia ke sini, San!" sahut Rifal tiba-tiba membuat Dava dan Sandra menoleh ke arahnya.
Rifal berjalan dan langsung duduk sambil tersenyum lebar. "Kalian udah kenal ya?"
"Kita ini satu kelas, Kak!" jawab mereka bebarengan.
"Dasar adik durhaka kamu, San!"
"What? Maksudnya durhaka?"
![](https://img.wattpad.com/cover/132119218-288-k956958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra (SUDAH TERBIT)
Fiksi RemajaMenjadi pribadi yang ceria mampu menyamarkan rasa sakit dalam kehidupan. Pernahkah kalian melihat sosok yang tertutup namun sangat ceria? Cassandra, dia adalah sosok itu. Sandra tak bisa bahagia disaat salah satu bagian dari keluarganya begitu memb...