Rachel menghentikan langkahnya membuat Sandra yang disampingnya juga ikut berhenti. Sandra menatap bingung Rachel yang sedang memandangi sesuatu dengan terkejut.
"Kenapa berhenti?"
"Itu cewek yang gue maksud. Dia siswi baru itu." Ucap Rachel pelan, tapi heboh.
Sandra langsung menoleh mengikuti jari telunjuk Rachel. Ia bisa melihat seorang siswi yang sibuk dengan ponselnya di dekat pintu kelas 10 IPA 1.
"Dia Ra?" tanya Sandra memastikan.
"Heem."
Rachel memainkan jarinya, bingung.
"San, gue harus apa?"
"Trimakasih lah, kan dia udah ngebela lo mati-matian kemarin."
"Kalau kak Alan?"
"Iya, makasih ke dia juga."
"Tapi kalau bener itu pacarnya kak Alan, gimana?"
"Kenapa, lo cemburu?" pertanyaan Sandra mengunci mulut Rachel dalam waktu singkat. Sandra tersenyum jahil, sedang Rachel menipiskan bibirnya dengan tatapan kesal pada temannya ini.
"Cailah, yaudah gih, sana! Kesempatan nih, Ra, biar bisa omong-omongan sama kak Alan. Jangan peduliin murid baru itu pacarnya atau bukan, yang penting sekarang lo harus berterimakasih!"
Rachel mengangguk setuju. Ia harus melawan rasa gugupnya saat ini.
Tak lama kemduian, Sandra pamit untuk ke kelas duluan. Alhasil, Rachel berjalan seorang diri untuk melakukan apa yang harus dilakukannya sekarang."Hai!" sapa Rachel, membuat siswi itu mendongak dan mengangkat kedua alisnya dengan senyum tipis.
"Hai?"
Rachel terdiamdengan alis bertaut karena tak sengaja melihat badgename siswi itu.
"
Kenapa namanya mirip nama Dava?" monolog Rachel pelan, namun bisa di dengar samar oleh siswi tersebut.
"Apa?"
"Eh, enggak." Rachel menggeleng. Ia menghela nafas sejenak, kemudian langsung mengatakan apa tujuannya menemui gadis itu.
***
Sandra merasa sebal, langkahnya sulit sekali untuk menyamai langkah Dava yang cepat. Gadis itu berulang kali tertinggal di belakang dan akhirnya lari mendekat. Saat tiba di kantin, Dava langsung menuju meja kantin dan di ikuti Sandra di belakangnya. Sandra sedikit terkejut karena meja yang di tuju adalah meja yang di duduki kak Alan dan siswi baru yang di maksud Rachel pagi tadi.
Jadi benar, jika siswi itu punya hubungan dengan kak Alan seperti yang di katakan Rachel tadi malam?"Hei, Lan, tumben sama Diva?" sapa Dava, masih berdiri.
"Ya sebenarnya tadi enggak, kebarengan aja."
Alan memiringkan kepalanya, melihat siapa yang ada di belakang Dava.
"Pacar lo, Dav?"Mata Sandra serasa ingin copot mendengar kaimat itu. Dia langsung menepuk bahu Dava dengan keras agar Dava mengatakan yang sebenarnya.Dava melirik ke belakang, sembari terkekeh.
"Pacar? Ya kali. Dia itu asisten gue. Keren kan, gue atasan, punya asisten relawan! "
Sandra mengumpat-ngumpat tanpa suara, ingin sekali ia memotong kepala pria songong di depannya ini lalu menendangnya bak pemain bola super.
"Dari asisten, naik pangkat jadi pacar, kan juga bisa!" timpal Diva, namun tatapannya masih pada Ponsel yang di pegangnya.
"Ya gak mungkin lah. Ngaco lo!"
![](https://img.wattpad.com/cover/132119218-288-k956958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra (SUDAH TERBIT)
Teen FictionMenjadi pribadi yang ceria mampu menyamarkan rasa sakit dalam kehidupan. Pernahkah kalian melihat sosok yang tertutup namun sangat ceria? Cassandra, dia adalah sosok itu. Sandra tak bisa bahagia disaat salah satu bagian dari keluarganya begitu memb...