34. Air Mata✅

1.8K 80 0
                                    

Tak ada yang bisa dilakukannya. Apapun itu hanya bisa membuatnya bingung seakan tak ada kepastian semasa hidupnya. Fano baru saja terhantam, antara benci ataupun lebih dari itu tak tau apa yang benar.

Helm yang sudah kabur karena air hujan tak di pedulikannya. Fano tetap mengendarai dengan kecepatan tinggi namun tak tau jalan yang di tempuhnya hingga saat ini. Suara klakson dari banyak kendaraan yang dilalui Fano tak henti-hentinya berbunyi. Mereka semua hanya mengingatkan agar pemuda tersebut tak ngebut seperti itu apalagi di bawah hujan yang masih deras. Bahkan, polisi sempat mengejar pria itu tadi karena sudah melanggar rambu lalu lintas. Tapi polisi itu tak bisa mencegah Fano sampai-sampai kehilangan jejak kemana pria yang berkendara di atas ninja merah tersebut.

Suara pernyataan ayahnya tak kunjung hilang dari telinga Fano. Pernyataan yang terus mengawang di pikirannya. Entah marah, sakit dan perasaan lainnya bercampur di dalam diri Fano. Hingga saat ini, pemikiran Fano tentang kapan dan dimana ia bisa bahagia masih belum terjawab. Namun setelah kenyataan pahit itu Fano tak ingin mendapat jawaban pasti akan pertanyaannya tersebut. Sekarang Fano hanya bisa berfikir jika kebahagiaan tak akan pernah ada pada dirinya sampai kapanpun.

Kaki Fano mulai lemas dengan tangan kanan yang juga tak menarik gas lagi. Kecepatannya turun seiring dengan kedua matanya yang bisa melihat bagaimana tangisan bundanya di masa lalu. Entah sekarang Fano ada di mana namun telinganya tak lagi mendengar suara klakson seperti tadi. Jalannya sangat sepi dan bukan perumahan melainkan jalan diantara kedua hutan besar. Pria itu menepi dan mematikan motornya. Ia melepas helm dan jatuhlah air hujan ke atas kepalanya serta tubuhnya yang sudah basah.

Sungguh tak di sangkanya ayahnya tega melakukan itu pada bundanya. Walau itu tidak sadar namun tetaplah akan menyakiti hati bundanya. Fano turun dan kakinya sudah tak kuat untuk berdiri. Pria itu terduduk di tepi jalan, punggungnya bersandar di batang pohon. Detik itupun lah bulir-bulir air mata keluar dari matanya. Air mata yang tak pernah keluar walau beberapa kali sakit namun kali ini sudah tak bisa ia tahan. Fano, pria dingin itu sudah lelah. Masa kecilnya sudah berputar-putar di pikirannya. Ucapan halus Rosa, tangisannya, dan nasihat-nasihatnya telah terdengar di telinga Fano.

Air mata Fano masih mengalir, namun tangisannya hanya dalam diam. Tak ada suara isakan yang keluar dari mulutnya. Keganjalan dan keterjutan yang di dapatnya membuatnya bisu dalam amarah.

Fano sungguh tak bisa percaya. Cassandra? Gadis yang di bencinya bertahun-tahun bagaimana bisa ia memiliki hubungan darah dengannya. Fano tak bisa menerima dia sebagai adiknya. Dalam fikiran Fano saat ini hanyalah benci, benci, dan benci. Bukan hanya gadis itu, tapi semua orang. Terutama pada Mahes yang sudah merahasiakan hal sebesar ini darinya. Juga menyakiti hati bundanya.

***

Entah apa yang terjadi sehingga hujan tak kunjung reda juga. Benar kata Rachel tadi bahwa jalanan macet karena di depan masih banjir. Suara klakson dari mana-mana terdengar, salah satunya klakson mobil Dava yang sengaja di tekan dengan keras.

Dava benar-benar frustasi. Kalau begini caranya ia akan mulai bisa mencari Cassandra dengan lancar besok pagi. Dava masih berfikir dimana tempat yang Sandra tempati saat ini. Entah di mana tempatnya sampai semua orang tidak bisa menemukannya. Dahi Dava masih mengerut sembari jari yang mengetuk-ngetuk setir dari tadi sesekali juga menekan klakson. Sampai ia tidak sengaja menoleh ke kiri dan mulai ingat sesuatu.

Dava melihat jalan sepi menuju perumahan yang ia toleh sekarang. Ia seakan pernah melewati jalan cukup sepi itu beberapa hari lalu. Tiba-tiba Dava mulai ingat jalan menuju kemanakah jalan ini. Yap! Dava tau kalau itu jalan menuju Villa kakek Sandra yang di anggap orang itu adalah tempat angker. Sekarang Dava yakin cewek itu sekarang ada di sana. Di samping itu yang tau tempat itu adalah Sandra dan Dava saja.

Cassandra (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang