11.Awal menjadi asisten pribadi✅

2.4K 106 5
                                    

Sebuah mobil bewarna merah, berhenti tepat di depan gerbang utama SMA JAYA PUSPITA.  Seorang siswi keluar dari mobil tersebut dengan mengenakan seragam basket dan bertuliskan di bagian punggung 'Rachel'.

"Kak, Rachel masuk dulu ya!" ujarnya dari luar mobil.

"Nanti malam kalau sudah sampai hubungin kakak ya!" balas kakaknya Rachel dari dalam mobil.

"Baik Kakakku sayang."
Setelah mobil kakaknya hilang dari hadapannya, Rachel masuk dengan wajah cemerlang.

"Neng Rachel, waah, cantik bener, mau tanding di mana atuh neng Rachel?" ujar pak satpam menghentikan langkah Rachel.

Rachel tersenyum, "Makasih, Pak, lombanya tahun ini di adakan di Pasuruan, Pak!" jawab Rachel lembut.

"Ooh, gitu ya, Neng. Di adakan di sini kapan ya?" tanya pak Eko.

"Yaaa doain aja, Pak, kalau tahun ini tim sekolah kita menang sih ya tahun depan diadakan di sini. Emm, Pak Eko suka basket ya?"

"Waah itu mah bukan saya atuh, Neng! Anak saya yang suka tenan sama pertandingan basket. Saya udah janji sama dia, kalau di adakan di sini, saya mau ajak anak saya!" jelas pak Eko.

"Oooh, saya kirain Pak Eko yang suka." kata Rachel.

"Bukan, Neng." jawab pria setengah baya itu sambil tertawa kecil.

"Ya udah, Pak, saya masuk dulu ya." ucap Rachel sambil tersenyum manis.

"Monggo-monggo, neng Rachel."
Rachel berjalan menuju kelasnya, ia berniat untuk menemui Sandra.

"Hai Rachel!" sapa salah satu siswi di kelas itu.

"Hai juga!" jawab Rachel.

"Eh, Sandra belum datang ya?"

"Dia mah kalau sampai di sini pasti kesiangan, Ra."

"Iya juga sih."

"Dimas!" sapa Rachel pada cowok yang menggoyangkan kepalanya dengan earphone di kedua telinganya sambil menutup kedua matanya. Karena Dimas tak menjawab, Rachel menggebrak bangku Dimas,
"Woi Dimas!"

Dimas membuka satu matanya, ia tersenyum dan kemudian melepaskan earphone di telinganya.

"Wih, mbak Rachel! Ada apa mbak?" tanya Dimas cengengesan.

"Ceilah, Dim, lo gedein volume nya sampai apa sih sampai lo gak denger suara gue?"

"Hehe. sebenarnya gue dari tadi ya denger, tapi gue sok-sok an tuli gitu!" kata Dimas membuat Rachel menjitaknya terkekeh.

Memang Dimas dan Rachel ini adalah teman dari kelas 1 SMP sampai sekrang, mereka sangat akrab dan bersahabat. Sandra juga sama, namun selama 3 tahun ia tak pernah satu kelas bersama Rachel.

"Wah tumben lo seger banget hari ini?"

"Yaiyalalah, kan mau tanding ya harus semangat, seger-buger!" jawab Rachel bangga sedangkan Dimas hanya terkekeh.

"Eh, Dim, kenapa Sandra gak dateng-dateng ya?" tanya Rachel.

"Curhat, Neng?" jawab Dimas gak nyambung.

"Aaa lo mah, kalau gue ngomong serius-serius pasti jawabnya gitu!" ucap Rachel memutar bola matanya membuat Dimas tertawa kecil.

"Ya kan Sandra tiap harinya memang begini!" kata Dimas.

"Gue tau, tapi gue bentar lagi mau berangkat, si Cassandra mah emang molor!"

"Ehem, Ehem!" seseorang berdehem membuat Dimas dan Rachel menengok ke arah pintu.

Cassandra (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang