65. Berakhirlah Sudah✅

518 46 29
                                    

Pesanan mereka sudah datang, Rachel masih sibuk dengan laptopnya, sedangkan Diva membantu karyawan meletakkan minuman dan makanan di atas meja.

"Makasih, Mbak."

"Iya sama-sama."

Rachel dan Diva berada di Cafe Marbaleka. Pandangan Rachel tak beralih sama sekali dari layar monitor yang menempilkan beberapa rekaman cctv. Setelah pulang sekolah tadi, mereka berdua meminta rekaman cctv dari tempat-tempat yang pernah di tuju Lola dengan gerak-gerik mencurigakan.

Sudah hampir satu jam, Rachel memutar satu persatu namun hasilnya sama, semua rekaman telah di format. Rachel berhenti dengan aksinya , ia menjauhkan tangannya dari keyboard dan menyandarkan pungungnya pada kepala kursi dengan lelah. Rachel mendongak sembari mengusap wajahnya , ia sudah tidak tau mau melakukan apalagi.

"Udah, Div, Gue nyerah."

"Ra, tolong, ayo coba lagi! lo sendiri pernah cerita sama gue kalau lo itu seorang hacker." ucap Diva penuh permohonan.

"Hey gue bukan hacker, gue cuma bisa teknisinya. Lagian apa hubungannya sih sama ini?"

"Iya, serah lo dah. Tapi intinya lo bisa kan yang beginian?"

Rachel melirik Diva dengan lemas lalu menghembuskan nafasnya yang terasa berat.

"Bentar, gue minum dulu."

Rachel menyeruput minumannya sesekali melirik Diva yang yang dari tadi ekspresinya saja sudah terlihat tidak sabar. Rachelpun sama tidak sabarnya untuk membongkar kejahatan Lola. Tapi berbeda dengan Diva yang memiliki ambisi kuat. Beberapa saat Rachel diam, sampai matanya tak berkedip karena menyadari sesuatu. Satu nama yang langsung terngiang di pikirannya.

'Fano'

"DIV." Panggil Rachel tiba-tiba dengan intonasi tinggi dan buat Diva terjingkit kecil. "Hey gila lo Div. Lo suka sama Fano ya?"

Mata Diva langsung membulat sempurna. Ia menggeleng kuat-kuat, "Elu yang gila Ra.... Kenapa pikiran lo bisa sampai situ? Yang ada gue benci sama tuh cowok!" jelas Diva penuh penekanan. Ia terlihat benar-benar kesal. Diva masih mengingat betul saat pria itu membentaknya dan lebih memilih percaya terhadap Lola. Padahal ini masalah besar dan menyangkut keselamatan Cassandra waktu itu.

Diva hendak memakan apa yang di pesannya tadi, tapi gerakannya terhenti saat matanya menangkap sesuatu. Terlihat seorang laki-laki tinggi menuruni tangga dari Cafe lantai 2. Diva langsung menegakkan tubuhnya, ia melihat dengan jelas kalau itu Fano.

Ketika Fano berbelok ke sebuah lorong Cafe. Diva reflek berdiri, entah siapa yang kini menariknya membuat kakinya berjalan sendiri untuk mengikuti.

"Ra, gue lihat Fano."

"Ha?" Rachel merasa ia salah dengar, tapi Diva sudah beranjak dari tempatnya dan perempuan itu bersembunyi dibalik tembok lorong. Ia dapat melihat Fano tersenyum dengan memandang layar ponselnya. Beberapa saat kemudian pria itu mendapatkan telfon.

"Halo, Ko?"

".................. "

"Gue gak bisa, nanti ada acara."

"..................."

"Nanti malam gue bakal sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun Lola besok. Tahun kemarin gue sedikit merusak acaranya, sekarang gue mau menebusnya dengan pesta yang lebih mewah. Lola pasti bahagia."

Diva diam tak berkutik. Tangannya mengepal kuat seiring dengan kedua matanya yang tiba-tiba berair. Entah siapa itu yang berbicara dengan Fano di telfon, tapi bisa terlihat jelas jika Fano sungguh-sungguh dengan kalimatnya, ekspresinya terlihat bahagia. Diva semakin kesal pada pria itu.

Cassandra (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang