12. Motor✅

2.1K 85 0
                                    

Sandra sudah merasa lelah, keringat bercucuran di dahinya. Ia memilih untuk duduk di bangku bercat putih pinggir jalan di bawah pohon yang rindang.

"Huft...." Sandra mengusap keringat dengan handuk kecil di lehernya.

Hari minggu ini gadis itu berolahraga lari. Ia membuka botol mineral dan meminumnya, rasanya, tenggorokannya kini tak kering lagi.

Tiba-tiba ponselnya bergetar di dalam saku celana. Ia memutar bola malas saat melihat nama DAVA KUPRET di notifikasinya.

Matanya langsung membulat sempurna saat orang itu mengirim whatsapp yang isinya memerintahkan Sandra ke rumahnya. Baru saja tangannya ingin mengetikkan sesuatu, Dava menghubunginya.
Sandra langsung mengangkat dan bercerocos, "Apaan lu, Dav? Ini kan hari minggu, berarti gue juga libur jadi asisten lo, gue gak mau!"

"............... "

"What? GUE KAGGA MAU!"

"................................."

"Kerjain sendiri napa...."

"..............."

"Sekarang? Kalau lo emang mau gue kesana, gue ganti baju dulu, mandi, biar gak bau keringat! SABAR!"

".............."

"Habis olahraga, Dava!"

".............."

"Bye!"

Setelah telfon di tutup, Sandra memandang kesal nama yang ada di layarnya itu.

"Dasar Dava kupret, gak punya perasaan, udah nyebelin, magel, kenapa coba gue bisa-bisanya ketemu sama cowok segelan kayak lo, gue doain lo nyesel uda jadiin gue asisten pribadi lo." maki Sandra pada layar ponselnya. "Duuh gue harus lari ke rumah lagi. Ya ampun, cuman ada waktu sedikit lagi buat mandi, ganti baju. Bener- bener memang Dava ini!" lanjutnya berdecak sebal.

Gadis itu berlari sekencang-kencang nya. 15 menit kemudian ia sudah bisa melihat rumahnya semakin dekat, dekat dan dekat. Ia melihat  gerbang terbuka dengan lebar dan langsung berlari memasukinya. Namun tiba-tiba,

"Aaaaaaaarrrgghhh."

Srrrt...

Hampir saja tubuh gadis itu tertabrak oleh motor saudaranya sendiri.
Fano melepaskan helm nya dan melotot pada Sandra.

"LO PUNYA MATA GAK HAH? KALAU LO CELAKA GIMANA?"

Sandra diam mematung menatap pria yang marah-marah di atas motor ninjanya itu. Ia begitu terharu dengan ucapan Fano barusan. Kalau lo celaka gimana?

Sandra tersenyum tipis karena kata-kata itu seolah kepedulian bagi Sandra.

"Maaf, Kak." ucap Sandra.

Fano mendengus lalu menghidupkan kembali motornya serta memakai helm lagi. Hitungan detik pun, motor itu melewati Sandra dan meninggalkan halaman rumah.

Gadis yang rambutnya di kuncir kuda itu tersipu sambil tersenyum senang kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Pak satpam yang ada di dalam ruang pos itu melihat Sandra dengan penuh rasa iba dan haru. Kasian, Non Sandra.

***

"Lo mau kemana, bawa tas segala?" tanya Alan melihat Dava yang menuruni tangga dengan menenteng tas.

"Ngerjain tugas. Btw dimana papa?"

"Pergi sama tante tadi. Tapi gue gak tau kemana."

Dava berjalan menuju meja makan dan mengambil segelas air.

Cassandra (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang