24. Kemarahan✅

1.8K 76 5
                                    

Keluar dari tempat parkir, Rachel langsung berjalan cepat, buru-buru menghubungi sahabatnya. Sudah beberapa kali ia hubungi tak kunjung terangkat juga. Matanya menyoroti seluruh koridor berharap ada sosok itu. Sampai ia berbelok masih menghadap kebelakang dengan ponsel yang masih menempel di telinga. Ia benar-benar khawatir.

Dari arah lain, Alan dan Diva berjalan dengan bicara satu sama lain.

"Dava udah seharian gak pulang," ucap Diva kesal cukup khawatir, "Lo tau kan, Lan? Mama panik sampai gak tidur sampai tadi pagi."

Alan menoleh tidak percaya, "Tante--"

Duk!

Gadis berambut hitam legam menubruk badan Alan buat pria itu termundur satu langkah.

"Eh? Maaf. Gak ss---" Rachel menghentikan ucapannya saat mendongak ternyata itu Alan dan sebelahnya juga ada Diva.

"Eh ternyata kalian. Maaf banget! " kata Rachel.

"Iya gakpapa. Kenapa terburu banget sih, Ra?"

Rachel menghela nafas gusar sambil mengusap wajah, "Gini, gue lagi cari Cassandra. Dia gak pulang sampai sekarang."

"Apa?" Diva dan Alan sama-sama terkejut.

"Iya. Gue kemarin kan gak masuk, Div. Tapi keluarga Sandra ngira kalau tuh anak lagi nginep di rumah gue. Padahal gue kan gak ada di rumah. Gak tau dah siapa yang ngarang cerita begitu. Kak Rifal udah cari kemana-mana sama om Mahes tapi gak nemu juga. Gue khawatir dia kenapa-napa," jelas Rachel panjang lebar.

"Sama. Ini gue sama Diva juga cari Dava."

Rachel mengangkat kedua alisnya mendengar pernyataan Alan.

"Bener, Ra. Dava juga gak pulang seharian." sahut Diva.

"Ta-tapi tadi gue liat motor Dava di parkiran. Gue kira dia udah datang."

"Iya emang. Tapi gaktau kenapa motornya ada disini."

"Gue sama Diva berangkat pagi-pagi dan coba cari disini tapi gak ada Dava, cuma ada motornya."

"Coba kalian tanya Dimas. Kan biasanya mereka bareng!" ujar Rachel.

"Udah, Ra. Tapi Dimas gak tau."

"Apa mungkin Dava sama Sandra lagi bareng?!" kata Alan buat Diva dan Rachel noleh sepenuhnya.

"Ya gak mungkin lah. Motor Dava aja ada di sekolah." jawab Diva tapi masih ragu.

"Mungkin aja mereka terjebak disini."

"Tapi kan udah dicari kemana-mana. "

"Udah cari di semua tempat?!" tanya Rachel dan Diva mengangguk kuat.

"Kayaknya masih ada satu tempat deh," Rachel bergumam memikirkan, "nah. Perpustakaan kan kalau pagi belum di buka." lanjutnya menebak yakin.

Diva dan Alan saling tatap, sepertinya benar apa kata Rachel. "Yaudah, ayo!"

Mereka bertiga berjalan cepat. Berharap satu tempat yang mereka fikir tempat Sandra dan Dava terjebak itu benar. Rachel di sebelah kanan dengan Diva ditengah kemudian Alan di sebelah kiri. Tiga-tiganya masih menenteng tas. Walau Diva dan Alan datang sangat pagi, mereka belum sempat ke kelas masing-masing.

Saat mereka belok ke kiri mereka langsung kaget saat siswi lari kencang berlawanan hampir saja menubruk Rachel. Tapi Rachel dengan cepat mundur satu langkah menghindar.

"Eh ya ampun dia kenapa?!" heran Rachel. Ketiganya menatap punggung siswi itu sejenak, lalu kembali melangkah, namun diut=rungkannya saat siswi tadi berteriak heboh.

Cassandra (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang