Sudah berjam-jam, Lola ada di rumah Risalnodi. Cewek tersebut duduk dengan bosan di ruang keluarga. Biasanya Fano selalu mengajaknya ngobrol atau yang lain jika dia ada disini. Tapi sepupunya itu belum juga keluar dari kamar dimana Sandra dirawat. Bahkan tadi saat dia melihat, Fano tertidur di tepi ranjang Sandra dengan memegang tangan berinfus milik gadis berambut pirang tersebut.
Lola baralih meraih benda pipih di sebelahnya. Ia berniat main game saja daripada bosan dengan fikiran gusar yang menurutnya bodoh itu. Saat tangannya membuka kunci layar, kedua matanya membulat kecil. Terdapat pesan singkat dari kontak bernama Agiel.
Lola memutar bola mata kesal dan memilih akan mematikan hpnya lagi. Tapi sebuah panggilan masuk dari kontak nama yang sama membuatnya panik. Dengan cepat Lola langsung menolak panggilan tersebut. Dengan gemetar jarinya mengetikkan beberapa kata.
Lolalita : Lo bisa gak sih gak ganggu hidup gue? Udah gue bilang lo gak usah khawatir. Kedok kita gak akan kebongkar.
Agiel : Lalu mana janji lo?
Lola menggeratkan giginya melihat jawaban itu. Ia mengetikkan sesuatu lagi,
Lolalita : Kita bicarakan semua ini besok secara langsung, Initinya lo harus yakin 1 hal, Gue pasti akan tepati janji itu.
Setelahnya Lola langsung mematikan total hpnya agar pria itu tidak menghubunginya lagi. Gue gak mau dia nyerocos kalau dia tau sebenarnya gue belum bilang apa-apa ke papa soal ini. Dia juga gak tau kalau papa sama mama sedang keluar kota beberapa hari.
Lola berdiri dan berjalan menuju kamar dimana Sandra dirawat. Dia mau melihat, Fano sudah bangun apa tidak. Dan saat dia membuka pintu, ternyata Fano masih terlelap. Lola masuk kedalam kamar dengan langkah santai. Tanganyya menyilang didepan dada dengan tatapan licik melihat pemandangan ini.
"Udah tau koma, tetap aja ditungguin." Monolog Lola sangan pelan hampir tidak terdengar. Ia tersenyum melihat Fano. Pria itu benar-benar sayang pada Lola sampai tidak percaya jika Lola akan melakukan sesuatu yang tidak benar. Contohnya hari ini. Lola sangat bahagia serta lega, Fano sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan Diva tadi sore.
Menit berikutnya Lola langsung menurunkan tangannnya dengan terkesiap ketika Fano bergerak dan perlahan kedua matanya terbuka.
"Eh, Kak Fan. Udah bangun ya?"
Fano menegakkkan tubuhnya dengan mata yang masih berat. Ia benar-benar tak sadar ketiduran disini. Beralih menatap jam di dinding, ternyata sekarang sudah pukul 9 malam.
"Lola, lo nginap disini aja. Ini udah malam." Ucap Fano masih dengan suara berat khas orang bangun tidur.
"Gapapa, Kak. Ini rencana Lola mau pamit pulang. Di rumah masih ada pembantu Lola kok, jadi Lola gak sendirian."
"Gak. Lo nginap disini." Nada Fano makin serius, terpaksa Lola mengangguk dengan senyuman tipis, memang ini yang dia harapkan. "Hm, baiklah."
Fano kembali menatap Cassandra disampingnya. Tangannya bergerak mengusap rambut Sandra dengan lembut sesaat, kemudian berdiri. "Gue kekamar dulu."
"Iya, Kak."
Saat Fano meninggalkan ruang ini, Lola tersenyum miring dengan langkah perlahan mendekat ke ranjang, lalu duduk ditepinya.
Pandangannnya beralih menatap ke segala sudut di ruang ini, sangat disayangkan, penjagaan diluar sangat ketat disertai beberapa cctv, tapi mereka lupa tak menyertakan apapun diruang ini. Mereka pikir cukup diluar saja keamanan berlangsung, dan menjamin di dalam masih aman. Wah kalian salah besar, benar-benar bodoh!
Lola kembali menatap Sandra. Matanya menyipit dengan satu jari bergerak mengelus rambut pirang Sandra dan diakhiri dengan jambakan kecil.
Lola menyeringai, Sebenarnya bisa saja gue lenyapin lo sekarang juga. Gue sekarang nginep disini, gue sempet berfikir kalau nanti malam saat semua orang sudah tertidur, gue akan lenyapin lo dengan cepat dan gak akan ada yang tau. Tapi gue gak sebodoh itu. Gue gak boleh tergesa-gesa karena kematian lo harus perfect. Lo harus sabar ya, San. Tenang aja, lo gak lama lagi akan bertemu ibu lo di neraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra (SUDAH TERBIT)
Teen FictionMenjadi pribadi yang ceria mampu menyamarkan rasa sakit dalam kehidupan. Pernahkah kalian melihat sosok yang tertutup namun sangat ceria? Cassandra, dia adalah sosok itu. Sandra tak bisa bahagia disaat salah satu bagian dari keluarganya begitu memb...