Dava mengangkat kedua alis, "Emang lo bawa mukenah?"
Sandra mengangguk. Dava masih memandang Sandra diam. Entah tatapan apa itu.
"Kenapa?" tanya Sandra bingung membuat Dava terdiam sejenak, emang apa salahnya dengan itu?
"Yaudah lo wudhu dulu!"
Sandra menatap 2 lilin itu lagi kemudian ke Dava."Cuma 2 lilin?"
"Iya lah. Kan yang penting ada cahaya!" jawab Dava enteng.
"Ayolah Dav, dinyalahain semua aja 4 pack di tas lo. Nanti janji gue ganti."
"Kenapa lo ngotot?"
"Bukannya gitu, Dav. Gue gak bakal kosentrasi sholat kalau lilinnya cuma 2. "
Bener juga sih. Dava menatap Sandra cukup lama, lalu menggeleng kecil, merasa takjub dengan phobia yang Sandra miliki.
"Yaudah serah. Bantuin gue nyalahin!"
"E, tapi tunggu. Krannya ada di lantai bawah. Kita harus kesana."
"Hmm. Tas lo tadi juga di bawah." jawab Dava datar. Dava mengambil tasnya kemudian menentengnya. Keduanya turun dan pindah kelantai bawah. Sepanjang, jalan, Dava harus senantiasa menggandeng tangan gadis berambut pirang itu seperti sedang membantu nenek-nenek menyebrang jalan.
***
3 gadis itu tertawa renyah mengisi kamar bercat pink milik Lola. Mereka masih memakai seragam. Lola, Dinda dan Meli merayakan kemenangannya.
"Yes! Kita berhasil." seru Lola bangga.
Iya. Mereka bertigalah yang merencanakan penguncian Sandra di perpustakaan.
Tadi saat mereka keluar dari kantin, mereka bertiga melihat Cassandra membawa buku lumayan banyak masuk ke ruang guru. Saat itulah Lola menyuruh Dinda merogoh tas Sandra di kelas untuk mengambil baterai dan kartu di dalam ponsel Sandra. Lola tadi pagi melihat Sandra meninggalkan ponselnya di tas.
Sementara Dinda melakukan tugasnya. Lola membaca daftar piket perpustakaan untuk melihat siapa saja yang akan berpiket hari ini dengan Cassandra di perpustakaan. Dan ya, ternyata kakak kelas yang bernama Risa. Lola tau kalau Sandra piket kelas dan juga piket perpustakaan di hari yang sama. Maka dari itu ini hari yang tepat karena Sandra akan pulang telat. Dan sekolah sudah sepi serta tidak ada yang tau.
"Mel, nanti kalau pulang sekolah dan Sandra udah selesai nutup pintu kelas kita, lo datangin dia dan bilang kalau kalau kak Risa minta tolong ke dia buat ngecek perpustakaan. Bilang kalau kak Risa terburu-buru. Sementara itu gue akan berantakin sedikit rak dilantai atas. Oke?!" Kata Lola saat itu.
Tak lama kemudian, Dinda datang dengan membawa satu buah baterai dan kartu milik Sandra. "Ini buat apa, Lol?"
"Goblok lo ini. Ya biar nanti Sandra gak bisa ngehubungi siapapun."
Saat itu Meli dan Dinda manggut-manggut saja. Lola kemudian memaksa Dinda agar memasukkan 2 benda milik Sandra itu di tasnya Dinda. Sebelumnya Dinda menolak, tapi Lola mengancamnya sehingga Dinda hanya bisa pasrah.
Memang Dinda dan Meli sangat takut dengan Lola. Ayah Dinda dan Meli bekerja di perusahaan papa Lola. Selain itu papa Lola adalah salah satu pengurus sekolah SMA Jaya Puspita. Lola mengancam 2 gadis itu kalau misalnya tidak menuruti apa maunya mereka akan dikeluarkan dari sekokah ini.
Beberapa jam kemudian bel pulang berbunyi. Semuanya berhamburan menuju gerbang. Dan 3 gadis ini merencanakan misi kedua siang tadi. Meli mengawasi Sandra dan saat Sekolah sudah sepi kemudian Sandra selasai membersihkan kelas, Ia langsung mengatakan karangan tentang kak Risa.
![](https://img.wattpad.com/cover/132119218-288-k956958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra (SUDAH TERBIT)
Novela JuvenilMenjadi pribadi yang ceria mampu menyamarkan rasa sakit dalam kehidupan. Pernahkah kalian melihat sosok yang tertutup namun sangat ceria? Cassandra, dia adalah sosok itu. Sandra tak bisa bahagia disaat salah satu bagian dari keluarganya begitu memb...