"Woy, Fan. Lo udah baca Mading sekolah?" tanya Beki dengan suara nyaring. Ciko yang duduk bersender langsung menyahut.
"Ya gak elaaah. Lo tau kan Fano gak masuk beberapa hari in-" Ciko menghentikan ucapannya saat teringat sesuatu tentang Ayah kawannya ini yang sedang dirawat di rumah sakit.
"Oh iya, Fan. Gimana kabarnya om Mahes?"
"Baik. Kemarin sore udah boleh di pulangin." Sedikit ada penekanan Fano berkata demikian. Mengingat dimana saat Ayahnya ini baru menginjakkan kaki kedalam rumah ia menyapa hangat dan akan menyalaminya. Namun Mahes seolah tak menganggap Fano di depannya dan langsung nyelenong pergi ke kamar.
"Ooh syukur dah!" Kata Ciko membuat Fano sadar dari lamunan. Ia hanya mengangguk.
"Maksud lo masalah Mading tadi apa?" Tanya Fano dengan nada rendah.
Beki yang tampaknya ingin memberitahu sedari tadi menepuk pundak Fano sampai berbunyi keras membuat pemilik sang pundak itu langsung menoleh tajam.
"Biasa aja kali, Bek!" Kata Fano keras membuat Beki terbahak melihat wajahnya. Ciko hanya tertawa pelan sambil menggelengkan kepala. Ya, hanya Ciko dan Beki yang berani melakukan demikian.
"Gue dari tadi mau kasih tau lo kalau lo masuk Piknik Bestari!"
"Oh!" Jawab Fano singkat membuat Beki menggeleng takjub. "Cielaaaaah, cuma itu reaksi lo, Fan?"
"Ya dari pada reaksi lo kemarin malu-maluin." Sahut Ciko disusul tawa kecilnya.
"Yang lalu biarlah berlalu." Dengan santainya Beki menjawab dan seperti kemarin seolah bukan reaksi yang norak. Memang si Beki yang gak punya malu tapi malu-maluin.
Fano mengangkat satu alisnya dengan garis wajah terkekeh. "Malu-maluin gimana maksud lo?!" Tanyanya.
Sebelum menjawab Ciko malah terbahak. "Kalau waktu itu lo ada pasti lo bakal malu punya temen kayak Beki!" Kata Ciko membuat Beki mengumpat tanpa suara.
Ciko melanjutkan ceritanya, dimana reaksi Beki saat tau masuk daftar tahun ini yaitu mencari most wanted girl mulai dari adek kelas, seangkatan, dan kakak kelas, hanya di ajak untuk selfi bersama. Bahkan Bu Laras, guru paling mudah yang terkenal dengan kecantikan dan kesabarannya juga di ajak foto dengan Beki. Wah bener-bener nih bocah!
Beki sudah mengumpat-ngumpat tidak jelas karena Ciko menceritakan aibnya ini dengan sedikit heboh serta suara yang nyaring. Padahal mereka saat ini duduk di depan bangku-bangku kelas 10. Otomatis yang mendengarnya juga ikut tertawa.
"Lo ya, Ko. Tega banget lo sama gua! Yang kalian lakuin ke aku itu Ja hatt!!" Beki mulai mendrama membuat Fano berhenti tertawa lalu dengan tidak sungkannya menjitak kepalanya keras. Sedangkan Ciko masih tertawa renyah tidak bisa di tahan lagi.
"Ya reaksi lo kebangetan, Bek! Sampai bu Laras juga jadi target lo!" Kekeh Fano.
"Ya reflek aja gue kayak gitu, NYET! Maklum anjeer gue masuk tuh piknik baru tahun ini!!" Protes Beki tidak terima.
"Ya Allah.... gue yang tersiksa karena satu regu sama lo!" Kata Ciko bernada serius sesaat, namun garis wajah Beki terlihat marah membuatnya kembali tertawa.
Fano berdehem meredakan tawanya."Gue?"
Wajah Beki langsung sumringah karena pertanyaan ini yang ia harapkan. Ia langsung menoleh ke Fano sambil tertawa meremehkan.
"WAH, ini yang disebut dengan pembalasan! Lo udah nertawai gue. Sekarang gantian gue! Buka telinga lo baik-baik ya Fano," kata Beki lebay, "elu, satu regu sama Di--"
"Pengunguman, untuk seluruh siswa yang terpilih mengikuti piknik Bestari di mohon berkumpul di lapangan!"
Fano kembali menoleh dengan raut wajah meminta Beki melanjutkan kalimat yang sempat terpotong barusan. Tapi Beki malah tersenyum penuh kemenangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/132119218-288-k956958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra (SUDAH TERBIT)
Teen FictionMenjadi pribadi yang ceria mampu menyamarkan rasa sakit dalam kehidupan. Pernahkah kalian melihat sosok yang tertutup namun sangat ceria? Cassandra, dia adalah sosok itu. Sandra tak bisa bahagia disaat salah satu bagian dari keluarganya begitu memb...