Gue sudah siap-siap karena Woojin janji jemput gue pagi ini, dia bilang mau ngajak gue kerumah orang tua nya buat minta ijin. Ijin apa? Ijin kawin sama gue:)
Meski dia ga dekat sama orang tua nya tapi ijin ini sangat penting.
Tepat waktu Woojin datang jemput gue dihotel.
"Lama nunggunya?" tanya nya.
"Engga" sahut gue,lalu gue langsung masuk ke dalam mobil nya dan kami langsung menuju kerumah orang tua nya.
"Jin apa kamu yakin buat nikahin aku?" tanya gue ditengah perjalanan.
"Ga ada hal yang buat aku ga yakin Maudy" ucapnya.
Saat tiba dirumah orang tua nya Woojin ,jantung gue berdetak lebih kencang dibanding saat Woojin ngelamar gue.
"Annyeonghaseyo, saya Maudy" sapa gue sopan kepada seorang lelaki tua yang sedang duduk dikursi besar itu.
"Oh jadi kau perempuan yang bernama Maudy itu" ucap orang itu.
Apa Woojin pernah cerita tentang gue kepada ayahnya? Kan mereka ga dekat.
Apa ayahnya menyukai gue atau engga, itu adalah satu-satunya pertanyaan yang terbelit dipikiran gue saat ini.
"Apa yang membuat Woojin mencintai perempuan seperti mu?" tanya orang itu. Seketika gue merasa diberi pertanyaan yang begitu sulit bahkan lebih sulit dibandingkan ujian sekolah. Gue sendiri juga ga tau apa yang membuat Woojin jatuh Cinta sama gue.
"Kami tidak tau rasa Cinta itu datang dari mana" jawab Woojin mewakili gue.
"Ayah bertanya bukan padamu, tapi pada perempuan yang membuat mu melepaskan Xie"
"Aku tidak pernah memiliki ataupun melepas Xie! Xie hanya sebatas partner kerja ku saja. Tolong jangan buat ini lebih rumit" ucap Woojin dengan nada yang sangat tidak nyaman untuk didengar.
"Maudy kamu sudah tau ceritanya?" tanya ayah Woojin ke gue, gue nangguk karena memang sudah tau dengan ceritanya.
"Sepertinya kamu terlalu baik untuk dimiliki seseorang seperti anak saya ini"
"N-ne?"
"Kamu benar-benar bisa membuat nya sangat mencintaimu, bahkan kamu bisa membuat nya melepaskan wanita bernama Xie itu"
Gue bahagia mendengar ucapan ayah Woojin barusan, tapi hanya dibagian awalnya saja, setelah ke akhir kenapa ayahnya selalu membawa nama perempuan Xie itu. Apa ayahnya begitu menyukai perempuan bernama Xie itu.
"Kamu tau? woojin tidak pernah mencintai seseorang seperti dia mencintai mu" lanjut ayah Woojin dan gue hanya bisa menatap diam ayah Woojin. Gue gatau harus ngomong apa atau berbuat apa.
Gue pikir ayahnya tidak akan menyetujui pernikahan kami tapi ternyata ayahnya setuju.
Kali ini gue diajak Woojin keruangan ibu nya.
Awalny gue pikir minta ijin ke ibu nya lebih mudah dibanding ayah nya, tapi ternyata salah.
"Nuguseyo?" suarah serak perempuan itu terdengar.
"Woojin" sahut Woojin singkat.
"Ada apa kau kesini?"
"Hanya ingin meminta ijin ibu, Woojin akan menikah"
"Dengan siapa? Apa ada perempuan yang mau dengan lelaki seperti mu?"
"Dengan saya, kenalkan saya Maudy" ucap gue.
"Kenapa kau mau dengan lelaki seperti dia? Apa kau hanya menginginkan uang nya saja?" gue tercengang dengan sifat ibunya Woojin, seolah-olah Woojin bukan anaknya. Bahkan sedari awal kami masuk keruangan ibunya Woojin dia ga nengok ke arah kami sama sekali, melainkan hanya sibuk membaca majalah dengan duduk manis di atas kursi besar ruangannya.
"Saya tidak menginginkan uangnya, saya memang benar-benar mencintainya tulus" ucap gue.
"Cih! Tulus? Tidak ada ketulusan didunia ini"
"Eomma! Sudah ku duga kau akan berkata seperti ini!. Maudy ayo kita pergi saja!" ucap Woojin lalu menarik tangan gue untuk keluar dari ruangan ibu nya.
Gue sendiri masih ga nyangka kalo ibunya memiliki sifat seperti itu. Pantas saja hidup Woojin selama ini kurang terurus. Bagaimana mau terurus kalo orangtua nya saja seperti itu.
Kali ini giliran gue buat ngurus hidup Woojin, karena gue adalah calon istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life | PARK WOOJIN
Fanfiction"Aku tak punya alasan untuk mencintai mu. Rasa Cinta itu datang entah dari mana, dan aku hanya bisa mencintai mu seorang" Woojin. "Begitupun dengan ku, aku juga tak punya alasan untuk mencintaimu. Hatiku tak memperdulikan siapa kamu, hatiku hanya t...