67- Pulang

4.3K 537 5
                                    

"Dadah nek sampai berjumpa lagi" ucap gue seraya melambaikan tangan kearah nenek, juga keluarga Woojin yang lain.

Gue dan Woojin sedang menuju stasiun kereta untuk pulang ke Seoul.

Saat didalam taxi perjalanan menuju stasiun perut gue rasanya sangat tidak nyaman, rasanya pengen muntah.

Gue bukan orang yang mabuk darat, tapi mungkin saja kali ini gue mabuk darat karena kelelahan lalu saat didalam taxi gue sangat merasa pusing, mual dan pengen muntah.

Gue sudah menahan sekuat tenaga sampai berkeringat panas dingin.

Ini pertama kalinya gue merasakan pengen muntah di dalam mobil, dan gue gatau caranya bagaimana saat pengen muntah saat diperjalanan.

"Maudy kau kenapa?" tanya Woojin  panik setelah menyadari keadaan gue sedang tidak baik.

"Pengen muntah" sahut gue lemah.

"Ahhh tahan sebentar" ucapnya gelabakan.

"Ahjusshi, kau punya sesuatu untuk muntah?" tanya Woojin kepada supir taxi.

"Sebentar" sahut ahjusshi itu selagi tangannya bergerak mencari sesuatu dibox taxinya.

"Nah ini pakai" ahjusshi supir taxi ini memberikan kantong kresek kepada Woojin, dengan sigap Woojin membukanya dan hwueek gue langsung muntah tepat kedalam kantong kresek itu.

"Ahjusshi bisakah kita singgah ke toilet umum sebentar?" tanya Woojin.

"Sebentar lagi kita akan tiba distasiun tuan, disana ada toilet" sahut Ahjusshi itu selagi mempercepat laju taxi.

Kantong kresek itu hampir penuh karena sepanjang perjalanan gue tak henti-hentinya muntah, Woojin juga tak henti-hentinya memijat belakang gue.

"Maudy tunggu sebentar lagi ya" ucapnya prustasi melihat keadaan gue yang seperti orang sekarat.

Saat tiba di stasiun Woojin langsung menggendong gue dan berlari membawa gue ketoilet umum. Bahkan dia sampai masuk ke toilet Wanita untuk menemani gue.

Gue masih muntah-muntah saat sudah ditoilet.

"Bagaimana jika ada wanita yang ingin ke toilet?" tanya gue ke Woojin saat menyadari bahwa Woojin mengunci toiletnya.

"Mereka akan pergi ke toilet lain tenang saja. Bagaimana perasaanmu sudah baikan?" tanyanya.

"Sudah berkurang" sahut gue masih lesu karena semua yang gue makan sudah habis termuntahkan.

"Bagaimana jika kita makan dulu?" tawarnya.

"Ide Bagus" sahut gue semangat karena perut gue sudah kosong.

Kami pergi kesalah satu restoran yang ada distasiun ini.

"Mau pesan apa?" tanya nya.

"Apa saja" sahut gue selagi mengembalikan menunya ke pelayan.

"Apa saja? Benar? Yasudah. Air putih saja mba" ucapnya sambil nyengir-nyengir. Hobi banget dah tuh ngerjain gue tapi kali ini gue mau ngerjain dia balik.

"Iya mba air putih saja" balas gue.

"Eh eh sebentar mba" ucap Woojin saat pelayan nya mau meninggalkan meja kami.

"Yang benar saja kau ingin air putih" tanyanya pada gue.

"Kau yang memesankan itu buatku" sahut gue.

"Aish" dengusnya kesal karena kalah.

"Kepiting saus merah saja mba dua porsi" pesannya.

"Tambah udang tepung mba" tambah gue.

"Ada lagi?" tanya pelayan nya.

"Emmm ah iya tambah kare" tambah gue lagi.

"Ada lagi? Minumnya?" tawar pelayan.

"Minumnya sayaaaa mauuu ah itu emmm juss, jus apa yaa. Juss enak ga sih. Ahh teh panas saja mba" pesan gue setelah pikir panjang.

"Mas nya?" tanya pelayan itu kepada Woojin yang sedari tadi bengong karena mendengar pesanan gue. Gue juga gatau kenapa bisa pesan sebanyak itu, pengen aja. Kalo ga habis kan ada Woojin buat ngabisin.

"Sudah mba itu saja" akhirnya Woojin menutup pesanan kami.

Makanan tiba....

"Maudy kenapa kau berhenti?" tanyanya setelah melihat gue berhenti makan setelah mencicipi semua pesanan gue satu sendok.

"Kenyang" sahut gue santai sambil menyeruput teh panas.

"Mwo? Kenyang? Habiskan habiskan" sahutnya yang kini mendorong piring-piring pesanan gue lebih dekat.

"Aku sudah kenyang, kau mau ku muntah lagi karena kebanyakan makan?" tanya gue dan itu berhasil membuatnya tutup mulut lalu menghabiskan semua pesanan gue.


"Ahh kau harus menggendong ku kedalam kereta" ucapnya yang kini megang perutnya sambil bersender didinding restoran.

"Tidak mau!" sahut gue lalu beranjak pergi meninggalkan nya yang tak sanggup bangkit karena kekenyangan.

"Hyaaaa! Tunggu aku" teriaknya sambil mengejar gue, larinya benar-benar melambat karena kekenyangan.

"Awas kau!" ucapnya yang kini merangkul bahu gue.

Lalu kami berdua menaiki kereta menuju Seoul.

Didalam kereta kami berdua tertidur karena sangat lelah.

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang