"Maudy?" gue denger suara seseorang dari belakang gue, dan gue pun menoleh kebelakang.
"Ooo?" gue tersentak kaget saat menemukan sosok orang yang dulu sangat dekat dengan gue.
"Benar kau Maudy kan?" tanya nya memastikan dan gue hanya mengangguk.
"Heyy apa kabarmu?" lanjutnya.
"Baik saja, kau?" tanya gue balik. Meski gue sangat malas menanyakan ini namun setidaknya gue bisa bersikap sedikit sopan kepada orang.
"Sangat baik..seperti yang kau lihat sekarang" ucapnya.
"Oh baguslah" jawab gue singkat.
"Kau terlihat baik-baik saja ya setelah tak bersama ku lagi" ucap nya.
"Memangnya ku harus sedih hanya karena ditinggalkan olehmu. Sekarang ku jauh lebih bahagia dibanding saat bersamamu" tegas gue.
"Ah kau pembohong" sahutnya.
"Terserah!" ucap gue singkat, gue adalah orang paling malas mengajak manusia yang ada disamping gue ini untuk berdebat, karena dia adalah orang yang tak mau mengalah!
"Kau kesini untuk mengingat kenangan bersama ku kan hahaha kau masih tak bisa melupakan ku hmm?" ucapnya. Seandainya membunuh seseorang itu bukan kejahatan mungkin sekarang sudah gue bunuh dia.
"Maudy" akhirnya suara seseorang yang gue tunggu menyelamatkan gue.
"Oh Woojin-ah" sahut gue sumringah.
"Siapa dia?" tanya Woojin menggunakan bahasa Korea sehingga manusia bodoh disamping gue ini tak mengerti.
"Oh dia teman ku dulu" sahut gue. Ya gue bohong, sebenarnya orang itu adalah mantan kekasih gue tapi sangat menjijikkan mengakui nya sebagai mantan.
"Hey I'm Woojin, Maudy boyfriend. Nice to meet you" sapa Woojin dan orang itu hanya diam menatap lelaki Korea yang sekarang ada disamping gue.
"Woojin-ah sia-sia saja kau berbicara bahasa inggris padanya, dia tak akan mengerti sepatah katapun" ucap gue, karena yang gue tau orang itu benar-benar bodoh.
"Mwo? Perkenalan seperti itu saja dia tak mengerti? Apa dia bodoh seperti ku saat sekolah?" tanya Woojin bertubi-tubi.
"Dia memang benar-benar bodoh. Tapi kau tak bodoh!" sahut gue.
"Bukankah waktu sekolah dulu anak-anak mengatai ku bodoh" ucap Woojin.
"Karena mereka tak tau siapa kau sebenarnya" sahut gue.
"Ehemm" dehem orang itu.
"Oh maaf ku melupakan keberadaanmu" sengaja gue menyindir.
"Siapa?" tanyanya.
"Kenalkan dia Woojin calon suamiku" ucap gue dengan percaya diri dan itu berhasil membuat orang itu terdiam menyimak ucapan gue barusan.
"Sudah dulu ya kami masih punya banyak hal yang harus diurus" pamit gue dan orang itu masih terdiam bingung.
"Oh yaa bokeh ku minta kontak mu yang bisa dihubungi?" tanya gue.
"Untuk?" tanyanya balik.
"Untuk memberitahumu tanggal dan tempat pernikahan ku nanti" jawab gue dan dia memberi kontak nya dengan ragu-ragu.
"Duluan ya. Oh ya ajak saja nanti wanita itu" ucap gue lalu meninggalkan manusia aneh itu.
"Kau terlihat dekat dengan orang tadi" ucap Woojin diperjalanan pulang.
"Karena kami teman semasa sekolah" sahut gue.
"Tak hanya sebatas teman saja kan? Jujur saja lahh,aku tau Maudy sekarang kau sedang berbohong"
"Yaa dia mantan kekasih ku" sahut gue sangat, rasanya sangat memuakan mengakui orang itu sebagai mantan kekasih.
"Apa dia menyakitimu sebelum meninggalkanmu?" tanya Woojin.
"Jujur atau bohong?" tanya gue balik.
"Terserahmu, tapi lebih baik jujur kan" ucapnya.
"Oh oke. Dia sangat-sangat menyakiti ku sebelum akhirnya meninggalkan ku dengan luka yang begitu dalam" sahut gue.
"Apa kau sudah bisa mengubur lukanya?" tanya nya lagi.
"Yaa ku sudah menguburnya sangat dalam dengan kebahagian ku bersama mu" sahut gue.
"Mulai sekarang aku tak akan membiarkan ada orang-orang seperti itu lagi yang berani menyakitimu. Karena sebelum mereka menyakitimu ,aku akan terlebih dahulu menyakiti mereka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life | PARK WOOJIN
Fanfiction"Aku tak punya alasan untuk mencintai mu. Rasa Cinta itu datang entah dari mana, dan aku hanya bisa mencintai mu seorang" Woojin. "Begitupun dengan ku, aku juga tak punya alasan untuk mencintaimu. Hatiku tak memperdulikan siapa kamu, hatiku hanya t...