66- Makan Malam

4.3K 562 13
                                    

"Hey orang-orang yang ku sayang" suara khas milik seseorang yang sangat gue kenal ini terdengar didepan pintu.

Woojin berdiri sembari tersenyum memandang kearah gue dan nenek yang asik berbincang.

"Wae?" tanya nenek dengan suara serak khas orang tua.

"Semua orang sedang menunggu kalian wanita cantik" ucap Woojin membukakan pintu dan berlaga seolah-olah mempersilahkan tuan Putri memasuki istana.

Saat gue dan nenek keluar dari kamar tangan gue ditahan Woojin.

"Ada apa?" tanya gue bingung.

"I love you" bisiknya ditelinga gue, bukannya membalas ucapan nya tetapi gua malah menatap bingung kearahnya.

"Tak suka?" tanya nya, lalu dengan cepat gue menggeleng kan kepala dan membalas ucapannya " I love u to sayang" lalu kami beranjak menuju ruang makan.

Meja makan yang cukup besar itu kini sudah penuh dengan anak dan cucu nenek. Gue lihat nenek sangat bahagia berada ditengah dan memandangi anak cucu nya yang sedang bersenda gurau.

Woojin menarikkan kursi dan mempersilahkan gue duduk disalah satu kursi kosong dimeja makan.

"Gomawo" ucap gue memandangnya manis.

"Ayo makan" titah nenek dan kami semua makan dalam keheningan.

Setelah selesai makan dan meja dibersihkan oleh pelayan rumah ini, kami berkumpul diruang keluarga.

"Maudy orang Indonesia kan" ucap salah satu dari mereka.

"Iya" sahut gue sopan.

"Kenapa kau jatuh Cinta pada pangeran Busan ini" tanya salah satu dari mereka. Saat mendengar kata pangeran mereka semua tertawa dengan khasnya masing-masing.

"Saya tidak punya alasan untuk mencintai nya" sahut gue.

"Entah wanita ini yang beruntung atau kau Woojin yang beruntung" ucap paman Woojin yang kini merangkul nya.

"Mungkin dia beruntung mendapat pangeran Busan setampan dan segagah diriku. Tapi aku juga sangat beruntung mendapat wanita yang menerima ku apa adanya" ucap Woojin membanggakan.

"Elah kau ini Jin sok tampan sekali" ucap salah satu pria yang juga masih terbilang muda.

"Hyung jangan mengomentari ku, lebih baik kau cari calon istri saja" ledek Woojin.

"Iya Joon cepat cari calon istri" ucap nenek lalu seisi ruangan ini tertawa meledek lelaki bernama Park Joon itu, dia tampan juga kaya tapi entah kenapa masih jomblo.

"Maudy teman Indonesia mu ada yang jomblo?" tanya Woojin ke gue.

"Eee ada" ucap gue berpikir sebentar.

"Nah hyung bagaimana? Kau mau?" tanya Woojin dengan nada meledek, benar-benar Woojin sangat berulah jika sedang diBusan. Sepertinya inilah diri Woojin sebenarnya.

"Tidak" sahut Joon singkat.

"Yasudah melajang lah kau sampai tua nanti" balas Woojin.

Kami menghabiskan malam dengan bersenda gurau bersama, mereka sangat nyaman untuk diajak ngobrol bahkan rasanya seperti sudah lama kenal.

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang