Saat gue terbangun pagi ini gue lihat keadaan Woojin tidur meluk gue erat dan matanya sangat sembab tak kalah mata gue juga sangat sembab.
Rasanya lebih menyedihkan saat menyadari betapa larut nya kami dalam kesedihan saat seharusnya kami bahagia karena mendengar kabar yang sangat baik.
"Maudy maafkan aku" ucap Woojin dengan mata yang tertutup.
"Maafkan aku juga" sahut gue lalu beranjak pergi ke dapur untuk memasak sarapan.
Tadi malam Woojin bilang dia akan menemani gue selama satu minggu penuh ini sebelum dia berangkat ke China, gue harap dia menepati perkataannya.
Orang nya akhirnya keluar dari kamar dengan mata sayu nya yang sembab, bahkan sepertinya nyawa orang itu belum terkumpul sepenuhnya. Woojin membalutkan handuk digulu nya dan dia memasuki kamar mandi sepagi ini padahal dia bilang tak akan kemana-mana.
"Sepagi ini mau mandi? Kemana?" tanya gue sebelum dia memasuki kamar mandi.
"Mau mengajak mu jalan-jalan" sahut nya.
"Aku tak mau jalan-jalan" dengus gue.
"Hmm baiklah. Dirumah saja" ucapnya lalu dia tetap memasuki kamar mandi.
Setelah beberapa menit gue selesai menyiapkan sarapan dan Woojin juga sudah selesai mandi,kami berdua mulai sarapan dengan damainya.
"Maudy tidak mandi?" tanya nya dan gue menggelengkan kepala.
"Bau ih" ucapnya sambil menutup hidungnya.
Mendengarnya mengatai gue,gue tatap dia dengan tatapan tajam gue tapi dia malah mencubit pipi gue setelahnya.
"Sayang kita karaokean yukk" ajak gue semangat setelah kami selesai makan.
"Ayukk mandi dulu tapi" titahnya, gue langsung mengerucut kan bibir gue males.
"Ayolah sayang mandi dulu biar cantik" godanya.
"Males" sahut gue singkat.
"Yasudah aku juga males untuk karaoke" balasnya.
"Mwoo! Pergi saja sana kau bekerja" sahut gue kesal.
"duhh istri ku pemarah sekali saat hamil" godanya sambil menggelitik dagu gue.
"Baiklah ku akan mandi, tapi kita karaoke ya habis itu" ucap gue kembali tersenyum dan dibalasnya dengan senyuman gingsulnya
-
"Kau mau kemana?" tanya Woojin saat melihat gue sangat rapi dengan pakaian yang casual."karaoke" sahut gue sembari berpose cantik didepan pintu kamar dan itu berhasil membuat nya tertawa.
"baiklah. Tunggu aku ganti baju dulu" ucapnya lalu beranjak pergi ke kamar.
Gue sudah menunggu hampir sepuluh menit,menurut gue untuk ukuran laki-laki ganti baju sampai memakan waktu sepuluh menit itu tidak wajar.
Jadi gue memutuskan untuk pergi melihat keadaan nya di kamar sekarang. Ya kali aja dia ketiduran aps lagi ganti baju.
"astaga Park!" seru gue kaget melihat baju-baju nya yang berserakan dikamar.
Woojin cuma cengengesan sambil garuk-garuk kepala nya yang mungkin tidak gatal.
"nahh ini sajaa. Pakai sweater hijau mu ini saja" ucap gue. Gue kasih kan sweater hijau itu dan dia langsung memakainya dan pergi keluar kamar begitu saja, sedangkan keadaan kamar benar-benar seperti kapal pecah.
"hey heyy" panggil gue. Gue tarik baju belakang nya sampai akhirnya dia berbalik arah melihat gue.
"wae?" ucapnya sambil senyum-senyum seperti orang tak bersalah.
"kamar bagaimana?" gue memicingkan mata gue dan nunjuk-nunjuk kamar.
"nanti hmm. Ayo kita berangkat" sahut nya. Woojin langsung narik tangan gue untuk pergi, gue cuman bisa geleng-geleng liat kelakuannya.
"woojin-ah" panggil gue saat diperjalanan.
"wae?" tanya nya nengok sebentar ke arah gue lalu fokus menyetir lagi.
"bagaimana kalau kita ajak yant lain biar rame" tawar gue.
"yang lain siapa?" tanyanya.
"aku panggil Daehwi, ucup,Somi juga. Kau bisa panggil Jinyoung dan Jihoon" ucap gue.
"yakin tak mau berduaan saja denganku?" tanyanya memastikan.
"aku hanya sedang ingin melihat banyak orang" sahut gue.
"baiklah kalau kau mau" sahut nya.
Gue langsung menarikan jari-jari gue diatas ponsel, dan langsung mengirim pesan kepada Daehwi, Ucup dan Somi untuk ikut.
Daehwi langsung balas 'oke siap' tanpa pikir panjang.
Sedangkan Ucup balas 'maaf dy, istri gue lagi hamil tua'. Gue juga baru ingat istri dia lagi hamil tua, ntar dikira pelakor lagi.
Dan Somi balas 'gue lagi ga diKorea nih'. Lagi lagi gue lupa Somi lanjutin kuliahnua di Canada.
"jinn gimana Jinyoung sama Jihoon?" tanya gue.
"gimana apanya, ini lagi nyetir mana bisa ngechat mereka" sahut Woojin dan gue cuma nyengir-nyengir malu aja.
"kemarikan hp mu biar aku saja" ucap gue. Woojin langsung mencari ponselnya dikantong celananya.
Saat Woojin ngasih ponselnya ke gue, gue langsing mencari kontak Jinyoung dan Jihoon dan langsung gue chat mereka.
'oke' tebak itu balasan siapa?
Itu balasan Jinyoung! Dia pikir ini jaman penarikan pulsa perkata apa.
Jihoon balas 'oke boss gue otw nihh, udah lama enggak ngeluarin suara emas gue'. Nah lain lagi kan sama yang satu ini, yang malam rempong banget jawabannya.
"ih Woojin ga adil" ucap gue.
"apa yang ga adil?" tanya nya tidak mengerti.
"teman mu bisa semua, sedangkan aku Daehwi saja" ucap gue.
"ajak saja lagi siapa pun yang ingin kau aja sayang" ucap yang sembari neglus-ngelus pucuk kepala gue dari samping karena dia masih fokus nyetir.
Gue pun langsung kembali menarikan jari-jari gue untuk mengundang mereka-mereka buat ikut karaoke.
Liat saja nanti siapa saja yang gue ajak. Woojin pasti akan sangat terkejut. Haha.
Nahh temen author bikin story barunya tuh, mampir deh yaa kali aja kalian jatuh hati sama ceritanya.
Dan author juga mau nanya, setelah ff ini tamat author mau bikin ff baru. Genrenya action keren kali yaa, dan pemainnya yang keren siapa ya menurut kalian. saranin dehh biar nanti banyak yang baca nya.
Terimakasih:*
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life | PARK WOOJIN
Fanfiction"Aku tak punya alasan untuk mencintai mu. Rasa Cinta itu datang entah dari mana, dan aku hanya bisa mencintai mu seorang" Woojin. "Begitupun dengan ku, aku juga tak punya alasan untuk mencintaimu. Hatiku tak memperdulikan siapa kamu, hatiku hanya t...