72- Selamat jalan

4.2K 485 26
                                    

Gue sudah siap dandan secantik mungkin buat nganterin Woojin ke bandara.

Woojin juga sudah siap dengan satu koper dan satu tas raselnya.

Kami berdua berangkat menuju bandara dengan keadaan hening. Entah terlalu sedih kah atau apa juga ga tau.

Sesampainya dibandara dia nyuruh gue buat nunggu. Katanya mau ke toilet sebentar.

Gue nunggu dia diruang tunggu bandara sambil memainkan permainan di ponsel gue, permainan yang mengingatkan gue dengan Woojin. Permainan yang waktu itu membuat Woojin terbangun saat didalam bis waktu liburan sekolah.

"Maudy" panggil seseorang yang gue sangat kenal suara nya dari depan gue.

Saat gue noleh kearah suara dan mendongakkan kepala gue. Gue melihat Woojin memegang dua bucket bunga.

"apa ini?" ucap gue yang kini ga bisa nahan senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"apa ini?" ucap gue yang kini ga bisa nahan senyum.

"satu untukmu. Satu lagi untuk anak ku" dia mengasihkan dua bucket ini ke gue sambil tersenyum lalu mengacak pelan rambut gue.

"gomawo. Aku akan merindukanmu" ucap gue yang kini meluk dia erat, dan disitulah tangisan gue pecah. Tangisan seorang istri yang ga mau ditinggalkan oleh suaminya!

"lah lahh Maudy kenapa nangis?" tanya nya khawatir.

"kenapa kenapa!  Ya karena ga mau kamu pergi lah" sahut gue melepaskan pelukannya tapi malah ditariknya lagi sama dia sampai kami berpelukan lagi tapi kali ini dia membekali banyak kata-kata buat gue.

"Maudy ingat aku pasti kembali" ucapnya disela-sela pelukan kami.

"tapi gatau kapan!" sahut gue jutek.

"iya iyaa tapi aku usahakan secepat mungkin. Coba denger dulu" sahutnya lagi.

"aku akan selalu siap menghubungi mu nanti. kamu juga harus tetap menghubungi ku nanti yaa" titahnya.

"yaaa" sahut gue kaya orang sudah kehilangan nyawa nya.

"aku sayang kamu Maudy" ucapnya tulus. Gue tau itu tulus bangettt.

"tapi aku takut" sahut gue.

"takut apa lagi sayang?  Besok nenek akan datang pagi. Dan kalo kamu butuh apa-apa tinggal hubungi aku nanti Jinyoung Jihoon siap membantumu" ucapnya.

"bukan itu" sahut gue singkat.

"terus apa?" ucapnya yang kini memegang bahu gue dan menatap gue tepat didepan mata.

"aku takut disana kamu ketemu sama wanita yang le-"  chuu.. Belum selesai gue ngomong mulut gue udah ditutup nya sama ciumannya. Ah sudahlah berpasrah saja lagi.

Sampai akhirnya ciuman itu dilepaskannya dan dia bilang "itu bukan hal yang harus kami takuti. Tapi aku takuti" ucapnya.

"maksudmu?" tanya gue ga ngerti.

"yang berkemungkinan bertemu orang yang lebih baik itu kamu, bukan aku. Karena bagiku kamu adalah yang terbaik" ucapnya.

"bagiku juga!" sahut gue.

"nah kalau begitu jangan menakuti hal seperti itu ya sayang" ucapnya.

"meskipun aku pergi disini nihh ada darah aku" ucapnya sambil ngelus-ngelus perut gue.

Saat gue lagi berusaha buat ngelepas kepergian Woojin tiba-tiba pengumuman pesawat Woojin akan siap berangkat membuat dia bergegas menuju pesawat.

"aku berangkat dulu ya sayang" ucapnya lalu mencium gue sekilas dan bergegas pergi.

"Woojin-ah!  Cepat pulang dia akan merindukanmu" teriak gue sambil nunjuk perut gue.

Disana dia hanya tersenyum manis lalu menghilang dibalik dinding besar itu. Gue terduduk lemas dikursi ruang tunggu.

Harus berapa lama gue menunggu biar bisa melihat senyum gingsul itu secara langsung, bukan melalui Video call

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harus berapa lama gue menunggu biar bisa melihat senyum gingsul itu secara langsung, bukan melalui Video call.

Harus berapa lama gue menunggu biar bisa dengar nyanyian tulusnya bukan lewat voice note.

Yang pasti harus berapa lama gue nunggu orang itu membuat gue senyum langsung didepan mata gue bukan melalui layar ponsel.

Woojin aku akan merindukan mu-monolog gue dengan diri sendiri sambil memeluk bunga yang tadi dikasihkan nya.





---
Maudy aku akan menyelesaikannya secepat mungkin -Woojin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang