90- Lahiran

4.3K 481 59
                                    

Author pov

"ISTRI PAK WOOJIN PINGSAN!" teriak salah satu karyawan kantin. Semua karyawan yang ada didekat sana segera berlari mendekati Maudy yang jatuh tersungkur ke lantai.

"Ambulans!" teriak petugas keamanan.

"Panggil pak Woojin segera!" ucap salah satu karyawan dan karyawan lainnya segera berlari keruang rapat dimana Woojin berada sekarang.

Dua orang karyawan itu terlihat ragu untuk mengetuk pintu ruang rapat. Karena mereka takut menganggu tapi setelah mengumpulkan sedikit keberanian dan keyakinan bahwa Woojin tidak akan marah diganggu rapat karena istrinya sedang pingsan sekarang.

Tok

Tokk

"Permisi" ucap karyawan ini dengan suara bergetar.

Pintu ruang rapat pun terbuka, ternyata sekertaris Woojin.

"Ada apa?" tanya sekertaris itu dingin.

"Istri...pak Woojin pingsan" ucap mereka berdua.

Sekertaris itu dengan cepat masuk kedalam ruang rapat dan membisikkan nya kepada Woojin.

Setelah mendengar itu Woojin langsung bangkit dari duduk nya.

"Rapat batal!" ucap Woojin lalu berlari dengan kecepatan penuh menuju kantin.

"MANA ISTRIKU!" teriak Woojin setibanya dikantin.

"Ddd-dia sudah dibawa kerumah sakit menggunakan ambulans"

"Aish" dengus Woojin lalu segera berlari ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Woojin bahkan menabrak beberapa karyawan saat dia berlari menuju parkiran. Dipikiran nya hanya satu, istrinya.

Woojin menginjak pedal gas nya dengan kecepatan tinggi. Dia bahkan tidak perduli dengan lampu lalu lintas yang sedang merah, dengan kecepatan penuh dia menerobosnya, beruntung dia selamat.

Sesampainya dirumah sakit pun dia memarkirkan mobilnya sembarangan lalu berlari kedalam rumah sakit.

"ISTRIKU ISTRI KUU DIMANAAA!" Woojin mengamuk didepan resepsionis rumah sakit.

"Tenang pakk. Siapa nama istrimu" tanya petugas itu dengan tenang.

"MAUDYYY!" Teriak Woojin.

"Pak, Maudy sekarang ada di ugd" tiba-tiba datang seorang lelaki yang tenyata petugas keamanan yang tadi membantu mengantar kan Maudy. Kerumah sakit.

"Dia baik baik saja kan?!" Woojin memegang erat bahu petugas keamanan itu dan mengguncang tubuh orang itu.

"Dia masih tidak sadarkan diri" sahut petugas itu.

Woojin segera berlari ke ugd untuk menemui Maudy.

"Maudy" Woojin lemas saat melihat Maudy sedang diperiksa.

"DIA BAIK BAIK SAJA KAN" Teriak Woojin kepada sang dokter yang sedang memeriksa Maudy.

"Kita harus mengoperasinya" dokter itu menatap Woojin yang sedang berapi-api.

"Kenapaaa?!" tanya Woojin.

"Dia tidak sanggup melahirkan secara normal. Dia tidak sanggup menahan sakit nya oleh karena itu dia pingsan" jelas dokter. Lutut Woojin seketika melemas dia terduduk lemah disamping kasur Maudy.

"TOLONG DIA BAGAIMANAPUN CARANYA!" Woojin benar-benar prustasi dengan keadaan sekarang. Terlalu menyakitkan baginya melihat Maudy tak sadarkan diri sekarang.

"SIAPKAN RUANG OPERASI!" titah Dokter kepada sang anak buahnya lalu kasur Maudy didorong menuju ruang operasi. Begitupun dengan Woojin yang juga ikut mendorong dan memegang tangan Maudy yang tidak sadarkan diri sekarang.

"Maudy kau harus kuat hmm" ucap Woojin selagi ikut mendorong kasur ini.

"Kita harus membesarkan anak kita berdua" Woojin tak menyadari bahwa kini air matanya terus-terusan mengalir, dia benar-benar tidak kuat melihat keadaan Maudy sekarang.

"Anda tunggu diluar" ucap salah satu perawat yang mencoba menahan Woojin untuk tidak ikut masuk kedalam ruang operasi.

"Hehhh!" dengus Woojin lalu menghempaskan diri nya ke kursi yang ada didepan ruang operasi.

Dia menunduk dan memegangi kepalanya yang terasa sangat berat.

Dia membuka ponselnya dan menghubungi nenek.

Operasi sudah berjalan kurang dari satu jam.

Tidak lama dari itu ibu dan ayah Woojin datang karena nenek menghubungi mereka. Nenek ada di Busan dan perlu waktu untuk sampai ke Seoul oleh karena itu nenek menghubungi orang tua Woojin.

Nenek juga sudah menghubungi orang tua Maudy. Tapi mereka tidak bisa berangkat sekarang karena penerbangan ke Korea sudah penuh.

"Ibuuu" tanpa Woojin sadari ini pertama kalinya dia memeluk ibu nya setelah dewasa. Mungkin karena sekarang dia sangat ketakutan dan memerlukan seseorang untuk dipeluk. Jawaban nya adalah ibunya sendiri.

Ayah Woojin menepuk pundak anak nya itu untuk menenangkan Woojin yang menangis dipelukan ibunya.

Tidak lama dari itu dokter beserta beberapa perawat keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana dok?" tanya ayah Woojin.

Woojin yang tadinya menangis kini bangkit dan langsung mendekat ke dokter itu dan menunggu dengan gugup jawaban dokter itu.

"Bayi nya selamat" ucap dokter itu.

"IBU NYAA?" Tanya Woojin dengan nada tinggi, karena dia terlalu mengkhawatirkan Maudy sekarang.

"Woojin tenang" ucap ibunya berusaha menenangkan Woojin yang nampak sangat khawatir sekarang.

"Ibunya......" dokter itu berhenti ditengah katannya.

"Jangannn bilang...." lutut Woojin lemas dan tidak dapat menopang tubuhnya lagi. Woojin terduduk lemas didepan ruang operasi. Rasanya dia ingin berteriak dan menghancurkan dunia sekarang juga.

Dia tidak sanggup mendengar apa yang akan dikatakan dokter.

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang