75- Baiklah

3.5K 473 21
                                    

Sudah satu minggu lebih Woojin tidak menghubungi gue.

Gue masih mencoba untuk berpikir positif karena sebelum ini Woojin bilang jika urusannya kali ini sangat susah.

Hari ini gue akan jalan-jalan bareng Daehwi dan Somi yang baru pulang dari kuliahnya.

Mereka berdua datang menjemput gue dan mampir sebentar untuk makan siang dirumah gue. Katanya biar ga keluar uang lagi buat makan siang diluar.

"emm rasanya mirippp..." ucap Daehwi yang nampak berpikir .

"mirip sup direstoran Minhyun" timpal Somi.

"ahh somsom indra perasamu hebat" Daehwi mengancungkan jempol nya ke Somi.

"kau mengambil resep Minhyun?" tanya Daehwi ke gue.

"bukan mengambil. Tapi bertanya langsung padanya" sahut gue.

"wah hahaha kau berselingkuh?" tanya Daehwi yang disertai gelak tawanya.

"meskipun Minhyun lebih tampan dari Woojin,tetap saja aku hanya mencintai Woojin" sahut gue.

"setelah kau mengambil resep restoran mahal itu hahaha" tawa Daehwi.

"dia bukan mengambil nya bodoh! Minhyun sendiri yang memberi tahu resep itu" timpal Somi diiringi dengan satu cubitan ke tangan Daehwi.

"ahaha baiklahh baiklahh" ucapan Daehwi mengakhiri makan kami.

Setelah menunggu Daehwi cuci piring, gue dibantu Somi untuk bersih-bersih rumah sampai akhirnya Daehwi selesai cuci piring dan kami langsung berangkat menuju myeongdong untuk menghabiskan sore disana.

Sampai kami berakhir di tempat karaoke malam ini.

Seperti biasa Daehwi selalu antusias saat memasuki ruangan karaoke.

Saat satu jam berlalu kami karaoke tiba-tiba gue merindukan Woojin. Orang itu pasti hanya akan duduk dengan nyaman dan mentertawakan Daehwi yang sedang menyanyi,jika dia ada disini.

"Som kayanya aku harus pulang" ucap gue tiba-tiba.

"wae?" tanya Somi bingung.

"aku harus menemui Woojin. Aku punya firasat buruk" jawab gue.

"ke China maksudmu?" tanya Somi memastikan dan gue ngangguk.

"kau mau membunuh bayi ini.  Kau sendiri tau diChina sedang ada virus" bentak Somi.

"tapi Som" ucap gue yang sudah tidak berdaya melanjutkan kata-kata gue.

Kini gue menangis dipelukan Somi sedangkan Daehwi langsung mengurangi volume lagunya setelah menyadari keadaan gue.

"Woojin pasti tidak senang jika kau kesana" ucap Somi.

"tidakk Som tidakk" sahut gue.

"dia pasti ingin bayi nya sehat bersama mu disini" ucapnya lagi.

"tapi Som"

"Maudy virus itu bisa membunuh bayimu bahkan kamu" jelas Somi.

"hehhhh!" dengus gue kesal.

Setelah selesai karaoke gue minta antarkan kerumah orang tua Woojin dan meski Somi menolak awalnya tapi akhirnya dia membolehkannya.

Gue memencet bel dirumah besar ini lalu ada bibi tua yang membukakan rumah ini.

Beliau menyambut gue dengan senyuman ramahnya yang bahkan beliau juga tau nama gue.

"Maudy mau ketemu siapa?" tanya beliau setengah berbisik karena ini sudah malam.

"mau ketemu ibu" balas gue berbisik.

"baiklah tunggu sebentar. Masuk dulu" ucap beliau mempersilahkan gue masuk.

Gue duduk diruang tamu menunggu ibunya Woojin sampai akhirnya gue melihat beliau datang menghampiri gue.

"ada apa malam malam begini?" tanya beliau.

"saya ingin ke China menyusul Woojin" ucap gue dan seketika tatapan ibu Woojin langsung berubah dan menyuruh bibi untuk memanggil ayah Woojin. Sampai mereka berdua mengajak gue berbicara sangat serius.

"Maudy kau sendiri tau kan diChina sedang ada virus" ucap ibu Woojin.

"kenapa harus virus itu menjadi penghalang ku kesana!"

"karena itu bisa membunuh bayimu" kini ayah Woojin yang mulai bicara.

"tapi saya punya perasaan buruk tentang Woojin disana" ucap gue tak berdaya.

"Woojin pasti bahagia jika kau tetap menunggu nya diKorea" ucap ibunya Woojin.

"oh iya ibu bilangkan minuman yang waktu itu akan memperkuat janin. Mungkin janin ku sudah kuat untuk menghadapi virus itu"  ucap gue. Ibu dan ayah Woojin langsung bertatapan satu sama lain seolah-olah ada yang harus mereka tutupi.

"Maudy ini adalah keputusan yang sangat besar dan berpengaruh pada bayi dan kesehatan mu tapi hhhhh baiklah" ucap ayah Woojin setelah saling bertatapan dengan ibu Woojin.

"besok pagi kita akan berangkat. Malam ini kau tidur disini saja" ucap ibu Woojin dan gue menerimanya dengan senang hati.

Gue tidur dikamar tamu yang ada dirumah ini.

"Maudy" gue dengar suara ibu Woojin  dari depan pintu dan gue langsung beranjak untuk membuka pintu itu.

"inih" ibu Woojin memberikan segelas minuman berwarna hitam pekat.

"apa ini" tanya gue sebelum menerima minuman itu.

"untuk janinmu yang akan berperang dengan virus besok" gue langsung menerima minuman itu setelah tau khasiat nya.

Gue tidur dengan perasaan gelisah yang tak karuan.





















---
Yaaaa author pun juga tidur dengan perasaan yang tak karuan karena pekerjaan yang sangat melelahkan:((

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang