77- Kegelapan

3.8K 465 40
                                    

"MAUDYY!"

"Maudyyyyyy"

"mauuuudyyy"

Gue mendengar suara seseorang memanggil tetapi suara itu semakin pelan sampai tak terdengar lagi.

Pandangan gue pun mulai buram, semua yang ada didepan berputar-putar.

Kepala gue merenyit kesakitan dan sampai akhirnya pandangan gue berubah menjadi gelap.

Gue merasa seolah-olah tertidur.

---

"Sayang bangun" suara itu. Suara orang yang sangat gue rindukan.

Gue membuka perlahan mata gue yang sangat berat untuk terbuka.

Secara samar-samar gue melihat wajah Woojin tepat didepan wajah gue.

Dan lagi-lagi tangisan gue pecah saat menyadari dia sekarang ada tepat didepan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan lagi-lagi tangisan gue pecah saat menyadari dia sekarang ada tepat didepan gue.

"Hey kenapa kau menangis?" tanya nya dan menghapus air mata gue.

"Jangan tinggalkan aku lagiii hikss" ucap gue yang kini memeluk erat tubuh Woojin.

"Maaf" sahutnya pelan dan melepaskan pelukan nya secara perlahan.

"Wae?" tanya gue lemah melihat reaksinya sekarang.

"Aku harus pergi sayang. Ini sangat menyakitkan" ucapnya sambil mengelus pelan rambut gue.

Gue tertunduk dan menangis.

Gue pegang tangan nya seerat yang gue bisa untuk mencegatnya pergi.

Entah ini mimpi atau hanya halusinasi gue bertemu dengannya tapi gue takut dia akan benar-benar meninggal kan gue.

"Woojin-ah ku mohon tetap disini" ucap gue yang masih tertunduk lemas.

"Maudy maaf.  Arghhh ini sakitt" ringisnya.

Gue mendongak kan kepala gue dan melihat dada Woojin penuh darah sekarang.

"Hah darahh" tangan gue secara otomatis menahan darah yang terus mengalir keluar dari tubuh nya. Tangisan gue semakin menjadi .

"Tahannn jin tolong" mohon gue.

"TOLONGGG! TOLONGGG!" teriak gue,  meski sebenarnya gue tidak tau sekarang ada dimana,seluruh sudut ruangan ini hanyalah putih yang tak berujung.

"Hwaaa Woojin-ahh kau bilang tak ingin membuat ku menangis lagi kannn hikss kau membuat ku banyak hikss mengeluarkann air mataa hikss" ucap gue disela-sela hisak tangis gue.

Woojin tersenyum memandang gue. Dia mencoba mengangkat tangan nya secara perlahan dan mengelus pipi gue.

Senyum di wajahnya tak kunjung pudar dengan tatapan yang penuh arti ke arah gue.

"Maudy maafkan aku membuat mu menangis" ucapnya pelan selagi menahan sakit.

"Maafkan aku tak bisa menjaga mu dan anak kita"

"Maafkan aku membuat mu khawatir"

"Ku mohonn jaga anak kita dengan baik nanti"

"Jaga diri mu juga"

"Kebahagiaan mu adalah kebahagiaan ku sayang"

"Anak ituu... Katakan padanya nanti, aku sangat menyayanginya dan buatlah dia tumbuh menjadi anak baik sepertimu jangan sepertiku"

"Dan kau wanita cantik jangan menyakiti dirimu sendiri hmm"

"Kau adalah satu-satunya wanita yang   mampu membuat ku jatuh Cinta sebesar ini"

"Terimakasih untuk segalanya sayang"

Napas gue sesak.

Air mata gue terus menerus jatuh.

Setiap kata-katanya membuat hati gue seolah merasa tercabik-cabik.

"Woojin-ah ku mohonnn jangan tinggalkan aku" mohon gue lagi dan lagi tetapi orang itu hanya tersenyum sembari menahan sakitnya.

"Ku mohon jika ku bisa kembali kedunia yang sebenarnya kau juga akan kembali" ucap gue.

Woojin lagi-lagi tersenyum dan kali ini dia mengangguk pelan.

"Kau janji?" tanya gue.

"Akhh akan ku coba. Tapi ini sangat sakit Maudy" ringis nya.

"Kau harus kembali kesana Jin, temui aku disana. Tersenyumlah padaku disana. Aku akan menunggumu disana bersama anak kita" ucap gue mencoba untuk memperkuatnya yang nampak nya sudah sangat kesakitan.

Woojin hanya mampu mengangguk kecil dan tersenyum sampai akhirnya dia hilang dari pandangan gue yang tiba-tiba memburam.

Lagi-lagi gue masuk dalam sebuah kegelapan yang tak berujung.

Yang entah kemana akan sampainya gue kali ini.

Tapi gue berharap untuk dapat bertemu dengannya lagi.

Dimana pun itu.

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang