"ini minum untukmu" ucap Woojin sembari menyodorkan satu cup es buat gue.
"thanks" sahut gue singkat karena gue sangat kesal akibat apa yang dia lakukan di kedai es barusan.
Gue duduk dengan raut wajah kesal tanpa menengok sedikit pun ke arahnya. Meski sedari tadi dia ngerangkul gue, dia ngomong ga gue ladenin. Sampai akhirnya dia sadar.
"Sayang kamu sakit?" tanyanya yang kini menempelkan punggung tangannya ke dahi gue, dan gue masih bertahan dengan ekspresi datar.
"yasudah ayo kita pulang" ajaknya.
Gue berdiri lalu berjalan menuju mobil tanpa menengok kearahnya yang sedari tadi ngikutin gue dibelakang.
"sayang ada apa? Apa yang sakit? Kita kerumah sakit?" tanya nya beruntun, dan gue masih tetap tidak menjawab.
Sampai akhirnya..
"sepertinya kau tak sakit" ucapnya, dan lagi-lagi gue diam.
"kau marah padaku?"
"katakan padaku,jangan diam saja sayang"
"jika kau hanya diam aku tak akan tau aku salah apa"
"Maudy maafkan aku jika memang ku membuat mu marah"
"tapi tolong jangan hanya diam"
"aku tak suka" ucap nya panjang lebar."mwo?! Kau tak suka?" akhirnya gue angkat bicara.
"ah mianh ku salah bicara" kini dia memarkirkan mobilnya di parkiran depan rumah kami.
"Maudy ayo kita bicara" ditariknya tangan gue menuju ruang keluarga.
"ayo ceritakan padaku kenapa kau seperti ini" entah kenapa air mata gue jatuh perlahan, mungkin karena masih sakit hati akibat tadi ditambah sekarang Woojin ngomong dengan nada tinggi ke gue.
"hey mengapa kau menangis" ucapnya khawatir.
"Maudy tolong jangan seperti ini, hati ku sakit jika kau seperti ini" ucapnya.
Entah kenapa rasanya sulit bagi gue untuk ngomong dan bilang bahwa gue cemburu.
"Maudy ayolahhh" ucapnya yang kini menyandarkan kepalanya dibahu gue.
"aku cemburu" akhirnya kata-kata ini keluar.
"kau cemburu padaku? Mengapa bisa?" tanyanya bingung.
"mengapa bisa? Kau suami ku bagaimana ku tak cemburu jika kau bersama wanita lain" ucap gue.
"aku? Dengan wanita lain? Tak salah?" ucapnya.
"kedai es" sahut gue singkat.
"ah Maudy inilah akibatnya jika kau tak bertanya padaku lebih awal" ucapnya.
"mwo?" tanya gue bingung tak mengerti perkataannya barusan.
"seharusnya kau bertanya langsung padaku setelah melihatnya" ucapnya.
"kau tau persaan ku sangat hancur setelahnya, bagaimana ku bisa langsung bertanya" ucap gue.
"yasudah maafkan aku membuatmu cemburu, tetapi wanita itu adalah sepupu ku" jelasnya.
"mwo sepupumu? Kenapa kau tak pernah cerita padaku kau punya sepupu wanita"
"kau sendiri kan tau aku tak suka bercerita perihal keluarga" sahutnya.
"arraseo" ucap gue.
"jangan cemburu tidak jelas lagi ya sayangku" godanya sambil mengacak-acak rambut gue.
"berhenti menggodaku" tolak gue.
"oh ya sepupu ku itu bilang bahwa akan ada acara keluarga di Busan nanti" ucapnya.
"lalu kau akan datang?" tanya gue, karena setahu gue Woojin paling tidak mau berkumpul dengan keluarga nya.
"sepertinya kali ini aku akan pergi" ucapnya seolah-olah sudah berpikir panjang tentang ini.
"benarkah?" sahut gue kaget.
"tapi bersama mu" sambung nya.
"bersamaku?" tanya gue memastikan.
"yaa, mereka bilang kan acara keluarga. Sekarang kau adalah bagian dari keluarga ku, masa kau tak ku ajak" jelasnya.
"baiklah jika kau mau" sahut gue.
"aku juga ingin memperkenalkan mu langsung kepada keluarga besarku, karena tak satupun dari mereka hadir diacara pernikahan kita kecuali nenek" jelasnya lagi.
"baiklah sayang terserah padamu" sahut gue.
W siap up banyak-banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life | PARK WOOJIN
Fanfiction"Aku tak punya alasan untuk mencintai mu. Rasa Cinta itu datang entah dari mana, dan aku hanya bisa mencintai mu seorang" Woojin. "Begitupun dengan ku, aku juga tak punya alasan untuk mencintaimu. Hatiku tak memperdulikan siapa kamu, hatiku hanya t...