28- Masalah

6.7K 868 63
                                    


"Lo gapapa?"

"Maaf gue telat"

Gue nangis saat menemenukan sosok Woojin didepan gue yang sedang natap gue khawatir.

"Guee..gapapa Jin" ucap gue dan kini gue refleks meluk dia, karena gue takut.

Woojin balas meluk gue, sambil ngelus pucuk kepala gue, untuk nenangin gue yang gemetar ketakutan.

Rasanya nyaman banget dipelukan nya. :))))

Pengen dipeluk Woojin ya kalian????


"Yaudah, mending lo masuk ke apartemen gue dulu, tunggu didalam. jangan bukain pintu untuk siapapun, karena kalo yang datang gue, Jihoon ataupun Jinyoung kami bakal langsung masuk, tanpa ngetok pintu. Ingat itu!" perintahnya sebelum dia benar-benar pergi lagi meninggalkan gue.


"Maudy! Maudyy! Lo gapapa?" suara seseorang yang gue kenal tapi bukan seseorang yang gue harapan kan.

"Oh gue gapapa Hoon" sahut gue sembari ngasih senyum gue ke Jihoon.

"Nih. Obatin dulu tuh luka lo" ucap Jihoon sambil ngasih gue kotak P3K yang ada apartemen Woojin.

"Makasih" ucap gue selagi mengambil kotak itu.  "Eh btw, Woojin nya mana?" sambung gue.

"Urusan itu belum selesai" ucap Jihoon.

"Urusan apa Hoon?"

"Ah itu.." Jihoon kaya ragu buat cerita ke gue, tapi gue terlanjur penasaran, gimana dong.

Hal apa yang mebuat Woojin terlibat perkelahian dengan para preman mengerikan itu?

"Itu apa Hoon?" gue mencoba bertanya lagi ke Jihoon dengan serius.

"Emm, lo yakin mau tau?" tanya nya dan gue ngangguk.

"Jadi, preman-preman itu adalah suruhan orang yang ingin menjatuhkan kekayaan ayah nya Woojin"

"Kalo mau menjatuhkan ayahnya, kenapa harus anak nya yang jadi korban?" protes gue.

"Karena orang-orang itu ga bakal bisa menjatuhkan ayah nya Woojin yang sudah terlalu tinggi, sedangkan orang-orang itu hanya bawahan dari ayah nya Woojin"

"Lah terus kenapa harus Woojin?" potong gue lagi.

"Karena orang-orang itu tau, Woojin adalah kelemahan terbesar ayah nya"

"Lahhh kan Woojin sudah kaya dibuang oleh ayahnya?" gue selalu saja memotong cerita Jihoon, itu karena gue penasaran.

"Semua orang akan berpikir Woojin dibuang oleh ayahnya, itu salah. Sebenarnya, ayah nya memperlakukan Woojin seperti sekarang adalah untuk membiarkan Woojin hidup bebas, tanpa harus terlibat urusan orang dewasa seperti sekarang, ayah nya sangat menyayangi Woojin, oleh karena itu, ayahnya melindungi nya, tapi dengan cara seperti ini" jelas Jihoon.

"Woojin tau?" tanya gue dan Jihoon ngangguk.

"Yaa, sebenarnya Woojin tau sig alasan ayahnya memperlakukan dia seperti ini, tapi dia seolah-olah tidak ingin mengerti keadaan ayahnya, dia hanya berpikir itu hanya alasan bagi ayahnya untuk mebuang nya" ucap Jihoon.

Kini, gue sadar, kenapa selama ini Woojin hidup seolah-olah seperti anjing, itu karena dia merasa bebas, dan mugkin dengan perilaku nya seperti itu bisa membuat nya merasa sedikit puas, dan sedikit terlepas dari beban nya selama ini.

"Tapi Hoon, sekarang, Woojin MANAAA?!" ucap gue setelah hampir satu jam Woojin tak kunjung balik ke apartemen nya.

Jihoon benar-benar tak menjawab pertanyaan gue, dia hanya menunduk, dan apa maksud dia dengan raut wajah seperti itu? Raut wajah yang dipasang Jihoon adalah raut wajah sedih, takut, dan bingung.

"Hoonnn! JAWAB GUEEEE, Woojin manaa?" tanya gue dengan kasar ke Jihoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hoonnn! JAWAB GUEEEE, Woojin manaa?" tanya gue dengan kasar ke Jihoon.

"Maaf dy" ucap nya pelan.

"Apaaa Hoon, jangan bikin gue bingung ih!"

"Huuu Maaf"

"Gue gatau lo salah apa sampai-sampai lo minta maaf sama gue!. Yang penting sekarang adalah, WOOJIN DIMANA?! jawab gue Hoon"

























"Woojin dirumah sakit dy"

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang