53- Suasana memanas

5.9K 679 30
                                    

Setelah dipanggil mamah untuk makan malam gue dan Woojin langsung menuju ke ruang makan yang ternyata disana sudah ada papah juga.

"Annyeonghaseyo" sapa Woojin sopan kepada papah.

"Wah anak ini sudah dewasa sekarang, apa kabar mu?" papah menepuk-nepuk punggung Woojin agar membuat Woojin merasa dekat dengannya.

"Baik-baik saja om" jawabnya.

"Kau punya hutang penjelasan ya sama om"

"Ah si papah ih makan dulu baru ditanya-tanya Woojin nya. Ayo nak Woojin makan dulu" ucap mamah.

Woojin hanya bisa ngangguk-ngangguk antara takut, lapar atau gimana, gatau.

Beberapa menit suasana sepi terjadi dimeja makan karena semua asik menyantap makanan nya masing-masing. Meski sesekali Woojin memuji kelejatan masakan mamah gue.

Setelah kami semua menyelesaikan makan, papah mengajak untuk berkumpul diruang tengah untuk sebuah pembicaraan serius bersama Woojin, gue dan juga mamah.

"Woojin, Maudy sudah ngasih tau saya apa tujuan mu datang kesini. Tapi sebelum itu saya mau dengar dulu penjelasan kenapa waktu itu kamu ninggalin anak saya tanpa kabar. Saya sudah sering dengar ceritanya dari Maudy, tapi sekarang saya mau dengar langsung dari kamu" ucap papah tapi dengan nada yang santai, mungkin biar Woojin tidak merasa takut.

"Sebelumnya saya benar-benar minta maaf karena telah menyakiti perasaan Maudy. Saya juga tau om mungkin saya tidak pantas dimaafkan,tapi Maudy dengan mudahnya memaafkan saya.saya benar-benar berterimakasih" ucap Woojin.

"Saya mau dengar penjelasan mu bukan permintaan maaf" tegas papah.

Mungkin sekarang Woojin benar-benar merasakan gugup sekaligus takut tetapi gue tidak melihat sama sekali kegugupan itu diraut wajah nya, gue liat dia menjelaskan semua kejadian itu kepada papah dengan raut wajah yang santai.
Itulah Woojin yang gue kenal, dia pasti akan melewati sebuah masalah dengan ketenangan bukan gugup dan ketakutan. Meski dulu dia melewati masalah dengan berantem sekarang dia sudah berubah,sangat berubah!

Setelah penjelasan panjang Woojin kepada papah,akhirnya papah mengerti dengan semua alasan Woojin selama ini meninggalkan gue.
Setelah itu keadaan diruang tengah rumah gue yang tadinya lumayan memanas akhirnya kembali mencair.

"Jadi saya hari ini mau minta ijin sama orang tua Maudy untuk menjadikan Maudy teman sehidup semati saya. Jika saya diijinkan untuk menikahi wanita sebaik Maudy,saya tak akan menyia-nyiakan nya seperti waktu itu,saya akan selalu menjaga nya seperti dulu kalian menjaga nya waktu kecil. Saya juga akan selalu mencintai dan menyayangi wanita ini. Dan saya akan berusaha untuk tidak membuatnya menangis lagi seperti yang sudah saya lakukan selama ini. Saya sangat berterimakasih apabila kalian mengijinkan saya untuk menjadikan Maudy sebagai istri saya" ucap Woojin😍.

Pada saat ini gue hanya bisa diam menahan senyum gue,mungkin pipi gue sekarang sudah merona.
Keinginan gue sekarang cuma satu meluk Woojin lalu menangis karena bahagia. Sangat sangat bahagia!

"Saya tau kalau kamu adalah orang yang baik dan dapat dipercaya. Jadi saya akan mempercayakan Maudy kami yang satu-satunya kepada mu Woojin" ucap papah, sudah sangat jelas papah setuju.

"Ibu sangat bahagia nak Woojin yang akan menjadi suami Maudy,karena yang ibu tau hanya Woojin yang bisa membuat Maudy merasakan apa yang namanya Cinta" ucap mamah dengan raut wajah seorang ibu yang merelakan anaknya dinikahi seorang lelaki yang pantas untuk menjaga anaknya.

"Terimkasih om tante,saya janji akan menjaga dan mencintai Maudy selamanya" Woojin sangat bahagia karena mendapat persetujuan dari kedua orang tua gue.

Woojin menengok kearah gue dengan senyum sumringah kebahagiannya, sudah sangat jelas dia sangat bahagia pada saat ini. Begitupun gue.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























*maaf yaw jika ada typo:)

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang