63- Busan

4.4K 560 5
                                    

Setelah perjalanan lumayan melelahkan akhirnya kami tiba di Busan.

Karena acara keluarga dimulai malam hari, dan kami tiba saat hari masih siang. Woojin memutuskan untuk mengajak gue ke hotel sebentar untuk berbenah diri lalu dia mau mengajak gue berkeliling Busan.

"Duluan saja kau Mandi" ucap gue.

"Yasudah, aku mandi dulu ya" ucapnya lalu memasuki kamar mandi.

Saat sedang menunggunya mandi, gue menyiapkan baju yang akan kami kenakan untuk pergi ke acara keluarga nanti, gue juga menyiapkan baju yang berbeda untuk sekedar jalan-jalan keliling Busan sore ini.

Selalu terlihat pemandangan Indah setelah Woojin selesai mandi, bagaimana tidak jika selesai mandi dia selalu dalam keadaan telanjang dada, ditambah dengan betapa seksinya otot-otot perutnya itu benar-benar membuat gue tak menyangka bahwa dia adalah suami gue.

"Lagi-lagi kau menganggumi tubuhku" godanya.

"Tidak" sahut gue singkat lalu bergegas menuju kamar mandi sebelum nanti semakin tergoda oleh Woojin.



Kami sudah siap untuk berkeliling Busan, tapi hanya daerah sekitar hotel kami saja.

Kata Woojin daerah ini adalah daerah kelahirannya dan hotel kami juga tak jauh dari rumah nenek hanya saja rumah nenek harus masuk kedalam lebih jauh.

Kita hanya berjalan kaki untuk menikmati Busan.

"Maudy kau lihat mobil itu" tunjuknya kearah sebuah mobil tua yang nampaknya itu sudah tak berfungsi.

"Itu?" tunjuk gue memastikan dan dia ngangguk.

"Mobil itu milik paman Boy" ucapnya.

"Boy? Namanya Boy?" tanya gue bingung.

"Kata dia nama nya Boby tapi dia sering dipanggil Boy, dia bilang dia adalah orang asing pertama yang menginjak Busan." ceritanya.

"Benarkah" sahut gue.

"Ya bahkan mobil itu adalah mobil pertama dengan model seperti itu yang ada diBusan" sambungnya.

"Dimana paman boy itu sekarang" tanya gue.

"Dia meninggal dua tahun sebelum aku meninggalkan Busan" terangnya.

"Lagi-lagi ceritakan semua tentang Busan dan tentangmu" suruh gue.

"Semangat sekali kau sayang" ucapnya sambil merangkulkan tangannya kebahu gue.

"Kau lihat Taman itu" tunjuknya kesebuah Taman yang sudah tidak terurus.

"Pantas untuk menjadi tempat film horor" sahut gue.

"Benar" sahutnya lalu tertawa.

"Dulu kau bermain disitu?" tanya gue.

"Tidak" sahutnya yang masih tertawa.

"Lalu kau menujuknya karena apa" tanya gue.

"Karena aku melihat ada sesuatu disana" ucapnya dengan nada rendah bahkan terdengar berbisik agar lebih menakutkan.

"Ih apa sih Jin" ucap gue lalu menjauhkan wajah gue dari wajahnya yang mendekat karena membisikan sesuatu.

"Kau juga bisa lihat, coba kau lihat kesana benar-benar kau akan melihatnya" ucap nya lagi.

"Woojin ah bercanda kelewatan" gue mempercepat langkah gue dan meninggalkan Woojin yang masih menakut-nakuti.

"HWAAAAA MAUDY KAGET" teriaknya tepat ditelinga gue.

"Awas lu" tunjuk gue kearah Woojin yang mulai main-main nakutin gue.

"Aku beneran Maudy kau akan melihatnya juga" ucapnya lagi.

"Woojin kapan berhenti bercanda" ucap gue serius.

"Aku serius Maudyyy. Coba kau lihat disana kau akan melihat ada ayunan, dan permainan lainnya yang tak terpakai. Aku tak menakut-nakutimu kan... Aku hanya menyuruhmu melihat kearah sana ada ayunan dan banyak mainan bekas" ucapnya lalu dia tertawa seolah-olah berhasil mengerjai gue.

"Males sama Woojin" ucap gue lalu mempercepat langkah gue dan meninggalkannya yang masih tertawa penuh kemenangan.

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang