87- Kenyataan

4.1K 505 74
                                    

"Maudy"

"Maudy"

"Sayang ayo bangun!"

"Sayang bangun"

"Hhhhhh" dengus gue saat terbangun dari tidur dan menyadari bahwa ada Woojin dengan tampang khawatir nya  duduk disamping gue tiduran.

"Sayang kau baik-baik saja hmm?. Sepanjang malam tidur mu terlihat tidak nyenyak, kau menangis dan badanmu panas sekali. Kau kenapa?" tanya Woojin bertubi-tubi dengan tampang khawatirnya.

"Aku kenapa?" tanya gue balik. Gue bingung kenapa tiba-tiba gue kaya gini, bukan nya kemaren gue berantem sama dia.

"Aku terbangun dari tidur ku karena mendengar mu memanggil ku dan saat ku lihat ternyata kau menangis dan kau berkeringat dingin. Aku mencoba membangunkanmu tapi kau tidak bangun-bangun sayang" ucapnya.

"Kita kan berantem?" tanya gue bingung.

"Berantem apa sih Maudy? Seharian ini kita baik-baik saja berdua" sahutnya.

"Baik-baik saja setelah kau bersama wanita itu?" tanya gue.

"Hah wanita? Wanita siapa?" sentaknya kaget.

"Wanita yang bersama mu makan siang diluar kantor dan wanita yang berhasil membuatmu meneriaki ku" kesal gue.

"Aku? Makan bersama wanita diluar kantor? Dan aku meneriaki mu? Ahhhh aku tauuu" ucapnya .

"Tau apa? Kau tau alasannya sekarang?" tanya gue penuh emosi.

"Hahaha aku tau kenapa kau berkeringat dingin, menangis dan memanggil ku dalam tidurmu. Karena kau bermimpi buruk Maudy ku sayang" ucap nya sambil mendorong kecil kepala gue.

"Aku bermimpi? Tapi itu terasa nyata Jin" dengus gue.

"Aku makan bersama wanita lain? Sedangkan aku seharian bersama mu dan aku sudah lama tidak masuk kerja Maudy karena kau tak mengijinkan, dan katamu apa? Aku meneriakimu? Wahhh punya keberanian apa aku meneriaki orang yang sangat ku cintai" ucapnya.

"Hehhh jadi..."

"Kau hanya bermimpi sayang" ucapnya yang kini menarik gue kedalam pelukan nya dan mengelus pucuk kepala gue.

"Aku tidak akan menjadi Woojin seperti didalam mimpi mu sayang. Aku adalah Woojin yang hanya mencintai satu wanita yaitu kamu" bisiknya.

"Aku takut Jin. Itu terasa sangat nyata" sahut gue.

"Itu tidak akan terjadi Maudy" ucapnya.

"Janji yaa" pinta gue.

"Iya sayang janji. Aku tidak mungkin meninggalkan mu dan bayi kita yang sebentar lagi akan lahir" sahutnya.

"Hhh syukurlah" ucap gue lega.

"Kau bekerja hari ini?" tanya gue, karena gue takut yang dimimpi gue akan benar terjadi. Tapi untungnya Woojin menggelengkan kepalanya.

"Tidak sayang, hari ini kan kita akan memeriksa kandunganmu" sahutnya.

"Astaga aku hampir lupa" ucap gue.

"Jangan-jangan kau juga lupa kalau kita hari ini akan sekalian menjenguk istri Jihoon yang baru melahirkan" ucapnya.

"Ahh itu ada di mimpi ku Jin" sahut gue.

"Kau menjenguknya dimimpimu?" tanyanya.

"Tidak. Kita gagal menjenguknya disana karena berantem"  sahut gue.

"Ah sudah sudah jangan bicarakan ini mimpimu" ucapnya yang kini menarik gue sampai jatuh rebahan dilengannya.

"Tapi hatiku masih sakit karena mimpi itu" ucap gue. Gue melingkarkan tangan gue diperutnya. Gue benar-benar rindu memeluknya hanya karena mimpi menyakitkan itu.

"Aku akan membuat mu lupa mimpi itu" sahut nya lalu mencium kening gue.

Mimpi itu terasa sangat nyata. Gue benar-benar takut Woojin akan meninggalkan gue.

Tapi gue beruntung karena Woojin yang nyata hanya mencintai gue seorang sampai detik ini:)

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang