71-Hari terakhir

4.2K 494 5
                                    

Hari ini sudah hari Minggu dan tinggal setengah hari lagi gue dapat menghabiskan waktu bareng Woojin sebelum dia berangkat ke China. Karena dia akan terbang sore ini.

Satu minggu sebelum Woojin berangkat ini benar-benar gue dan Woojin ngabisin waktu bareng. Entah itu ngabisin waktu dirumah atau sekedar jalan-jalan disekitar Seoul.

Mendatangi tempat-tempat kencan kami waktu sekolah, meski kami tidak punya banyak kenangan waktu pacaran.

Dan karena ini adalah hari terakhir dia nemenin gue sebelum dia berangkat dan gatau balik kapan, gue berpikir untuk mengajaknya berjalan-jalan sepagi ini.

04.45

Gue bangunin Woojin.

Dia bingung saat melihat jam yang ada dinakas samping tempat tidur masih menunjukan pukul 04.45 pagi dan kenapa gue ngebangunin dia.

"hhh ada apa maudy?" erangnya dengan mata terpejam.

"olahraga yuk" ajak gue.

"hah olahraga?" tanya nya bingung.

"yaa jalan jalan santai dikomplek" ajak gue.

"sepagi ini?" tanyanya.

"iya sayang. Buruan" gue tarik tangan nya sampai dia terduduk dengan mata tertutup.

"susah banget dah nih anak buka mata" dengus gue dan Woojin langsung buka matanya lalu senyum ke gue.

"aku cuci muka dulu" ucap nya lalu beranjak pergi dari kasur.

Karena gue sudah cuci muka dan sudah siap untuk berolahraga alhasil gue cuma nunggu dia didepan pintu rumah, sampai akhirnya dia keluar dan bilang "ayo sayang" sambil ngerangkul gue, lalu kami berlari-lari kecil ke sekeliling komplek.

Kita berhenti berlari setelah hari sudah mulai terang, gue dan Woojin memutuskan untuk istirahat diSungai Han karena komplek kami tak jauh dari sana.

"Sayang kamu tau aku ngasih nama sungai ini apa?" tanya gue.

"apa?" tanya nya balik.

"Sungainya Park Woojin" sahut gue sambil nyeruput es yang sempat kami beli didepan.

"haha kenapa jadi sungai aku?" tanya nya.

"emm entahlahh. Mungkin karena kamu sering ngajak aku kesini dan ini juga tempat favorit mu. Jadi setiap aku lihat sungai Han selalu keingat kamu" sahut gue.

"oh yaa. Kalau begitu nanti saat aku pergi dan kamu merindukan ku datang saja kesini" tawarnya.

"memangnya kamu ada disini nanti?" tanya gue cemberut.

"emm aku memang ga ada tapi jiwa ku ada" sahut nya yang kini menatap gue penuh arti.

"kamu beneran ga bisa ga pergi?" tanya gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kamu beneran ga bisa ga pergi?" tanya gue. Gue menyenderkan kepala dibahunya yang kini mengeleus-elus pucuk kepala gue.

"maaf sayang" sahut nya datar.

"tapi nenek bilang akan datang dan menemani mu" lanjutnya lagi.

"nenek? Benarkah?" sahut gue antusias.

"iya sayang" ucapnya sambil mencolek hidung gue.

"ah untunglah" ucap gue. Ya setidaknya cucu nya pergi nenek nya datang nemenin gue. Meski nenek tak akan seasik Woojin tapi setidaknya ada yang gue ajak ngomong tentang Woojin untuk mengobati rasa rindu gue nanti.

Setelah matahari sudah mencapai puncaknya gue dan Woojin beranjak untuk pulang kerumah, karena Woojin belum menyiapkan koper dan segala macam yang akan dibawanya nanti ke China.

Sesampai nya dirumah kami mandi bergantian,tapi sudah sangat jelas kalau Woojin lah yang duluan mandi.

Selama nunggu dia mandi gue masak buat makan siang.

"Woojin-ah" panggil gue saat melihat dia keluar dari kamar mandi.

"apa?" tanyanya setelah berbalik arah. 

Seketika hati gue tersentak. Mulai dari besok bahkan malam ini gue ga akan bisa lihat keadaan Woojin yang selalu bertelanjangkan dada setelah mandi. Mungkin gue akan rindu itu.

"emm nanti kalau aku ngidam gimana?" tanya gue. Karena akhir-akhir ini gue sering ngidam dan Woojin lah yang menurutinya. Meski gue ngidam ga aneh-aneh banget, tapi ada sekali gue ngidam nyuruh Woojin tatapan sama Jinyoung. Lahh kalo Woojin ga ada nanti siapa yang gue suruh.

"ya kalo mau sesuatu atau apa nanti hubungi aja aku" sahutnya.

"memang kau bisa mengabulkannya dari sana?" tanua gue.

"ya aku akan berusaha sayang" sahutnya lalu dia berjalan masuk ke kamar, dan gue langsung mandi.

New Life | PARK WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang