"Angkasa ayo makan dulu, sayang" teriak Anggi dibalik pintu membuat Angkasa tersadar dari lamunannya.
"i-iya ma" setelah mengatakan itu, Angkasa berdiri dari tidurnya dan berjalan menuju tempat makan.
Angkasa tersenyum melihat Papanya ada disana. Entah kenapa Angkasa sangat bahagia jika keluarganya lengkap seperti ini. Angkasa berjalan menuju tempat duduknya, dengan pandangan lurus pada kedua orang tuanya.
"malam Ma, Pa" sapanya seraya duduk dan membalikan piring dihapannya.
"malam juga" jawab Anggi dan Bryan serempak.
Angkasa tersenyum kemudian mengangguk.
"kata Mama kamu, kamu sudah punya pacar ya? " suara bariton membuat Angkasa berhenti mengunyah. Ia melirik pada Papanya lalu pada Mamanya. Kedua sudut bibir Anggi terangkat membentuk sebuah senyuman, namun tidak dengan Bryan. Ia hanya menatap Angkasa dengan datar.
"enggak, eh i-iya Pa" jawab Angkasa gugup bukan main. Ia benar-benar takut Papanya marah dan mendiaminya.
Bryan menghela napas, menyimpan sendoknya dengan sedikit kasar keatas piring membuat Angkasa terlonjat kaget.
Angkasa menatap piring dengan perasaan tak enak. Kenapa suasana menjadi sangat buruk akhir-akhir ini, dan Angkasa sangat benci itu.
"maafin Angkasa Pa" itulah kata-kata yang bisa Angkasa lontarkan. Dengan sedikit nyali Angkasa kembali berbicara.
"Angkasa salah, seharusnya Angkasa tidak mempunyai pacar, Papa pasti kecewa sama Angkasa, maafin Angkasa Pa" ucapnya sambil terus menunduk memainkan jari-jari tangannya.
Anggi pun hanya diam, ia pikir keadaannya tidak akan seperti ini. Ternyata Anggi salah telah memberitahukan bahwa Angkasa mempunyai pacar pada suaminya-Bryan.
"Angkasa, kamu itu harus pokus pada sekolah kamu! " ucap Bryan dengan sedikit keras.
Anggi memegang tangan kanan Bryan lalu mengelusnya sambil berkata "Pa.. "
"emang jika kamu punya pacar, Papa akan suka?!"
Angkasa hanya bisa pasrah. Mendengarkan ocehan Papanya saja sudah membuat Angkasa bungkam.
Bryan menghela napas, kemudian sebuah senyuman terukir dibibirnya.
"tapi kalau kamu kenalin ke Papa, pasti Papa akan suka, sangat suka" kata Bryan membuat Anggi tersenyum lega.
Angkasa mengernyit bingung. Kenapa Papanya menjadi seperti ini, Angkasa benar-benar tak percaya. Angkasa mendongak menatap Papanya dan Mamanya bergantian.
"Papa gak marah? " tanya Angkasa.
Bryan menggeleng "enggak, asalkan kamu harus pokus pada sekolah, dan membahagiakan pacar kamu. Jangan buat pacar kamu kecewa, dan jangan sampai kamu buat dia nangis. Papa sangat tidak suka pada pria yang menyakiti hati perempuan, kamu ngerti? "
Angkasa diam, ia teringat hari-hari sebelumnya dan hampir tiap hari ia membuat Bintang menangis, ia membuat Bintang kecewa. Angkasa semakin bingung, baru 1 jam yang lalu Angkasa memikirkan agar hubungannya cepat berakhir, dan saat sudah menemukan caranya, keadaan malah semakin memburuk, dan jika Mama maupun Papanya menyetujui, Angkasa bisa apa? Ia tidak mungkin membuat kedua orang tuanya kecewa padanya.
"Angkasa, kenapa? " ucap Anggi membuat Angkasa tersadar lalu menggeleng.
"yasudah, lanjutkan makannya" kata Bryan.
Angkasa mengangguk sekali seraya kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda.
Angkasa memang sedang makan, namun pikirannya melayang entah kemana. Otaknya benar-benar sedang bekerja sangat keras hari ini, sampai-sampai kepalanya terasa akan pecah saking panasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Teen Fictionini cerita tentang KEYVIEN ANGKASA ATHARIZ cowok tampan yang dingin. Saking dinginnya ia disebut oleh semua murid di SMA MESTIN adalah es batu berjalan. Bagaimana jika cowok dingin, irit ngomong seperti ANGKASA dikejar-kejar oleh cewek bawel dan jug...