Malam ini, lebih tepatnya di cafe jam 21.30, Bintang masih betah duduk diam menatap secangkir latte dihadapannya. Handphone nya sedari tadi berbunyi, namun Bintang tak berniat untuk mengangkat telpon ataupun membalas pesan. Pikirannya sekarang hanyalah menunggu Angkasa. Dan Bintang yakin, Angkasa akan datang meskipun pesannya tidak ada satupun yang dibalas, dan hanya dibaca.
Bintang menoleh ke kanan dan ke kiri, pengunjung cafe mulai pergi satu persatu meninggalkan cafe. Dan sekarang tinggal dirinya sendiri dan pelayan-pelayan yang masih bekerja.
Bintang menghela napas lelah, Angkasa tak menepati janjinya. Dan ponselnya lagi-lagi berbunyi.
Rora nama yang tertera dilayar ponselnya, dengan malas Bintang mengambil dan mengangkat telpon tersebut.
Belum ia berbicara, suara disebrang sana sudah terdengar nyaring ditelinga kanannya.
"Bintaaang lo dimana cepet pulang mama lo udah nunggu lo"
Bintang berdecak malas. "iya gue pulang" setelah mengatakan itu ia memutuskan sambungan telponnya. Ia sedang malas mendengar ocehan-ocehan Rora.
Dengan berat hati, Bintang akhirnya meninggalkan cafe.
****
Ceklek
Bintang membuka pintu kamarnya dengan lemas. Wajah yang tadinya ceria kini kembali tertekuk. Mendengar pintu terbuka membuat Rora dan Deeva langsung berdiri dan menghampiri Bintang yang masih setia berdiri diambang pintu.
"Bintaang, lo gak papa kan? Angkasa dateng gak? Lo dibohongin lagi ya? Gue bilang juga apa Bin" oceh Rora tanpa ada titik koma.
"gue gak papa" jawab Bintang lalu melangkahkan kakinya berjalan menuju tempat tidur.
"Angkasa dateng gak? " tanya Deeva
Bintang menggelengkan kepalanya dua kali. Membuka sepatu lalu menyimpannya di tempat sepatu.
"gue bilang juga apa Bin, lo jangan terlalu berharap sama Angkasa. Dia itu gak pernah bisa bikin lo seneng" ucap Deeva.
Bintang kembali duduk ditepi kasur, dikanan dan kirinya kini sudah ada Rora dan Deeva. Bintang sudah siap diceramahi habis-habisan oleh kedua temanmya.
"jadi 3 jam lo nunggu Angkasa di cafe? Sendirian? " tanya Rora.
Bintang hanya mengangguk.
"cihh, dasar cowok gak tau diri" umpat Deeva sudah tak tahan dengan sikap tidak pedulinya Angkasa.
"mungkin dia lagi sibuk" ucap Bintang membuat kedua temannya bungkam.
"sibuk kata lo? Iya sibuk. Tapi dia sibuk sama kameranya Bin, apa lo gak kesel sama cowok yang lebih mentingin kameranya dari pada lo? " kesal Rora.
Bintang hanya diam, ia sudah tidak mood berbicara. Hatinya sudah benar-benar sakit. Namun tetap ia tahan, ia tak ingin lemah.
"terkadang positive thinking sama bohongin diri sendiri itu gak ada bedanya Bin" ucap Rora disusul anggukan oleh Deeva.
Bintang hanya menatap kakinya dengan tatapan kosong. Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut kedua sahabatnya membuatnya semakin sakit.
"udahlah Bin, tinggalin dia yang gak pernah pasti. Emang lo mau nunggu yang gak pasti kayak gini? "
Bintang menggeleng pelan.
"tau diri aja, dia gak sayang sama lo. Buat apa lo pertahanin yang gak sayang, buat apa lo pertahanin yang selalu bikin sakit, yang selalu buat luka, buat apa? "
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Novela Juvenilini cerita tentang KEYVIEN ANGKASA ATHARIZ cowok tampan yang dingin. Saking dinginnya ia disebut oleh semua murid di SMA MESTIN adalah es batu berjalan. Bagaimana jika cowok dingin, irit ngomong seperti ANGKASA dikejar-kejar oleh cewek bawel dan jug...