40. apakah ini salah Angkasa?

4.5K 199 66
                                    

Bintang melihat Angkasa sedang mengerjakan tugasnya sendirian, membuat Bintang jadi kasian. Namun sebelum menghampiri Angkasa Bintang melihat sekeliling terlebih dahulu, apakah ada Tharisa atau tidak, dan ternyata cewe itu tak ada didalam kelas Angkasa, membuat Bintang sedikit lega.

Bintang melangkahkan kakinya menghampiri Angkasa, ia tersenyum kembali saat Angkasa mendongakkan kepalanya dan menyadari keberadaan Bintang tersebut.

“masih ngerjain tugas?” tanya Bintang seraya duduk disamping Angkasa.

“iyaa”

“ummm aku beliin kamu nasi goreng ni, kata Alvi kamu ngerjain tugas makanya aku jadi kepikiran takutnya kamu belum makan siang” ucap Bintang sambil menyimpan nasi goreng itu di meja Angkasa.

“makasih Bin, lagian gue gapapa kok”

“gak baik ah nahan lapar. Yaudah kamu makan, aku yang ngelanjutin tugas kamu”

Meskipun Bintang tak terlalu pintar dalam pelajaran Matematika, namun ia juga bisa sedikit-sedikit. Bagi Bintang Matematika itu adalah pelajaran yang paling sulit dibanding pelajaran lain, meskipun ekonomi dan pelajaran Inggris sulit, tapi matematika baginya lebih sulit.

Angkasa mengiyakan apa kata Bintang, ia membuka bungkus nasi goreng itu lalu memakannya. Jika dipikir-pikir oleh Angkasa, seperti nya ia terlalu jahat karena menduakan Bintang. Angkasa sangat mencintai Bintang ia tidak ingin kehilangan Bintang, namun bagaimana lagi, ia pun menyukai Tharisa, bahkan Angkasa lebih dulu mencintai Tharisa dibandingkan Bintang.

Jika boleh memilih, Angkasa pun tidak ingin seperti ini. Namun bagaimana lagi, Angkasa mencintai keduanya, bahkan mungkin perasaan untuk kedua cewe tersebut sama rata, meskipun ia tetap memprioritaskan Bintang.

Angkasa memandang Bintang dengan tatapan tidak tega, bagaimana ia tega menyakiti cewek seperti Bintang. Sungguh bodoh memang.

Karena ini adalah ulahnya, maka ia akan menerima apapun resikonya.

"gimana bisa gak?” tanya Angkasa sedikit mengejek.

“bisa dooonggg, liat coba benerkan?” ucap Bintang dengan sangat bangga.

Angkasa menghitung ulang jawaban dari soal-soal yang ada pada buku. Dan ternyata benar, hanya satu yang salah.

“ini salah ini satu, masa iya dapet segini. Dasar bego huuhh” ucap Angkasa mengejek Bintang sambil menjitak kening Bintang pelan.

Bintang memukul bahu Angkasa beberapa kali. “ihh itu Cuma salah teknis, lagian aku gak ngerti soal yang itu”

“udahlah, namanya juga cewe telmi” Ucap Angkasa lagi.

Bintang memukul beja keras membuat tangannya sakit.

“aduh”

“kenapa pukul meja coba, kan ada gue” ucap Angkasa sambil memegang tangan Bintang.

Bintang terkekeh, “emangnya boleh aku pukul kamu?”

“boleh, selagi itu gak bikin tangan lo sakit”

Bintang terkekeh lagi membuat Angkasa senang melihat Bintang bahagia.

“eh Sa, manggilnya aku-kamu dong jangan gue-lo mulu” kata Bintang sambil menarik tangannya dari tangan Angkasa.

Angkasa terkekeh. “buat apa coba, lagian kan gue lebih seneng pakai lo-gue dari pada aku-kamu, terlalu musiman” ucapnya, berbeda dengan jawaban pada Tharisa tadi pagi.

Bintang berdecak kesal. “gitu mulu.”

“udah ah, masa mau bete lagi. Gak usah aku-kamu, yang penting gue setia sama lo aja udah cukup” ucap Angkasa dengan percaya dirinya.

Bintang menoleh pada Angkasa. “janji kamu apa coba?”

“janji guee bakalan setia, sayang sama lo terus dan lain-lain masih banyak lagi gak ketampung”

Bintang tertawa ngakak mendengar jawaban dari Angkasa. Sungguh itu membuatnya sangat lucu.






*****




Dijam istirahat pertama, Angkasa tak kekantin. Ia lebih dulu mengerjakan tugasnya karna tadi Angkasa tidak mengerjakan dikarenakan malas. Di sebelah kirinya terlihat Tharisa sedang membantunya mengerjakan tugas.

Tharisa memang pintar, sama seperti Angkasa. Sejak smp Tharisa dan Angkasa selalu bersaing dalam pelajaran, namun jika diluar jam sekolah dan pelajaran mereka seperti biasa, bukan seperti biasa namun seperti pacar.

Seperti sekarang, Tharisa terus membantu Angkasa mengerjakan tugas. Tadi Tharisa memberi contekan pada Angkasa namun Angkasa tidak mau mencontek, lebih baik mengerjakan sendiri daripada mencontek.

“kamu kekantin aja dulu Tha” ucap Angkasa sambil terus menulis.

Tharisa menggeleng.”ngga mau, aku mau bantuin kamu aja dulu”

Angkasa menoleh, “kamu jangan terlalu ngeliatin ke orang-orang kalo kita punya hubungan spesial. Aku gak mau Bintang tahu soal ini”

Tharisa berdecak pelan, lalu tersenyum. “kenapa gak coba pilih aku daripada Bintang?”

Angkasa menyimpan pulpen nya diatas buku. Lalu menghadap ke Tharisa. Untung kelas tidak ada siapa-siapa.

“aku lebih dulu pacaran sama Bintang daripada kamu. Semua anak di sma Mestin tahu kalo pacar aku itu Bintang bukan kamu. Lagian aku itu sayang sama Bintang, sayang juga sama kamu” ucap Angkasa.

Tharisa menghela napasnya kasar.

“jadi cowo jangan maruk Key, kamu harus pilih salah satunya. Semua cewe gak mau dinomor duain, begitupun aku”

“gue gak ada pemikiran buat kaya gini, niat gue Cuma mau bahagiain Bintang bukan kalian berdua. Tapi lo yang minta buat jadi yang kedua, kenapa disini seakan-akan semua salah gue?” ucap Angkasa sedikit kesal karena Tharisa tak menepati apa yang dia ucapkan saat semalam.

“aku minta maaf”

“buat?”

“buat kesalahan aku yang selalu nuntut kamu buat jadiin aku prioritas kamu. Aku sekarang sadar diri kok, aku Cuma jadi yang kedua dan itu pun aku yang minta. Sekali lagi aku minta maaf”

Setelah mengatakan itu Tharisa berdiri lalu meninggalkan Angkasa. Angkasa berpikir, apakah ini salah Angkasa?

Angkasa kembali mengerjakkan tugasnya. Dan ia mendongak saat merasakan ada seseorang berdiri disampingnya.

Dan itu adalah Bintang. Ia sedikit terkejut karena tiba-tiba Bintang ada di kelasnya. Takut jika Bintang mendengarkan obrolannya tadi bersama Tharisa. Namun melihat raut wajah Bintang yang terlihat senang membuat Angkasa tidak cemas.






****


Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Angkasa dan Tharisa tidak saling sapa. Angkasa berpikir bahwa Tharisa masih marah padanya karena hal tadi, makanya Tharisa tidak seperti biasanya.

Angkasa menepuk bahu Arnold, lalu membisikkan sesuatu.

“coba ajak Tharisa pulang, dia mau apa ngga”

Arnold mengangguk saja.

“Tharisaaaa, mau pulang sama babang Arnold gak?” genitnya mulai keluar.

Tharisa menatap Angfkasa sebentar kemudian mengangguk, mengiyakan ajakkan Arnold.

“boleh, soalnya aku gak ada tumpangna buat pulang”

Angkasa diam, benar ternyata Tharisa masih marah padanya, sampai-sampai tidak mau pulang bersama. Tidak masalah bagi Angkasa, selagi Tharisa masih ada yang mengantarkan ia tidak masalah tidak pulang bersama.

“Nold, Al, gue balik duluan ya”

Setelah mengatakan itu, Angkasa berjalan meninggalkan mereka bertiga. Dengan tas yang ada di pundak sebelah kanannya.

“semoga besok lebih baik dari hari sekarang” ucap Angkasa dalam hati.



*****



                         ANGKASA




IG:@hnamlya


Selamat Membaca😊

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang