46. Bastian

4.3K 183 7
                                    


Bintang memperhatikkan Angkasa dari jendela. Sebenarnya Bintang sengaja tidak menyalakan lampunya, sebab ia ingin melihat Angkasa, karena jika Bintang menyalakan lampunya, Angkasa pasti akan melihatnya.

Bintang menghela napasnya, lalu membalikkan badannya, membuka sepatunya lalu mengambil handuk miliknya. Bintang berniat untuk mandi saja.

Setelah 15 menitan, akhirnya Bintang sudah selesai mandi, Bintang menggunakan piyama berwarna pink polos dengan rambut yang diikat satu, lalu kembali ke jendela.

Kali ini ia menyalakan lampunya karena sudah gelap, dan karena sudah terang, Bintang jadi raguragu untuk membuka tirai jendelanya.

“lah, Angkasa masih ada disana” ucapnya ketika melihat Angkasa masih d=setia di atas motornya sambil memperhatikan jalan yang sangat sepi.

“kesana aja gitu ya?”

“kasian juga kalo misalnya disana terus”

“aku kasih kesempatan aja deh” ucapnya

“eh tapi nanti kalo aku dikecewain lagi gimana?” ucapnya.

“coba aja dulu deh”

Suara mobil membuat Bintang kembali membuka tirai jendelanya, menatap mobil merah yang masuk kedalam halaman rumahnya.

“bastian?”

Bintang melangkahkan kakinya keluar dari kamar, menuruni tangga dan membuka pintu depan rumah. Lalu menghampiri Bastian yang baru saja keluar dari mobil merahnya.

“kamu ngapain disini? Jauh-jauh dih” tanya Bintang.

“gue disuruh nganterin makanan kesini sama nyokap lo” jawab Bastian.

“bawa apaan tuh” menunjuk ke beberapa plastik yang ada di tangan kanan dan kiri Bastian.

“gue bawa sate, soto ayam, nasi goreng, martabak sama cemilan nih”

“buanyak amat sudah” ucap Bintang sambil tertawa.

“biar lo genduuutttt” ucap Bastian sambil mencubit kedua pipi Bintang.

Bintang menoleh ke Angkasa, terlihat jelas bahwa Angkasa sedang memperhatikan mereka berdua.

Bastian mengikuti arah pandang Bintang lalu tersenyum seraya kembali melihat Bintang.

“pacar lo? Kasian nungguin terus” ucap Bastian menggoda Bintang.

Bintang menggeleng cepat. “bu-bukan dih”

“uummmm bilang aja kalo cowo lo”, gak akan gue baku hantam ini” ucapnya lagi.

Bintang berdesis kesal.

Bastian merangkul Bintang, seraya mengajak Bintang utuk masuk kedalam rumah.

“makan besar kita malem sekaraaang”



****



Angkasa memperhatikkan dari jauh, melihat Bintang tertawa dengan cowo yang ia dengar bernama Bastian itu membuatnya jadi merasa kesal.

Seharusnya ia yang berada dihadapan Bintang sekarang, bukan laki-laki itu.

“jadi itu namanya Bastian”

Setelah melihat mereka masuk kedalam rumah, Angkasapun langsung menstater motornya dan melajukan dibawah rata-rata.



*****


Angkasa merebahkan tubuhnya dikasurnya. Tatapannya menatap langit-langit kamar dengan kesal, memeikirkan Bastian dan Bintang yang sangat bisa dekat padahal mungkin baru saling kenal.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang