"nih minumnya, abisin" ucap Angkasa sambil memberikan es kelapaa muda tersebut.
Angkasa menoleh kebelakang, ingin memastikan bahwa Tharisa sudah tak ada ditempat tadi.
Sial, ternyata Tharisa masih setia memandangi Angkasa dan Bintang.
"Bin, nyari tempat lain yuk disini ga bagus"
"terus ini makannya gimana? " tanya Bintang melihat Batagornya yang masih lumayan banyak.
Angkasa berpikir keras, ia ingin cepat-cepat pergi karena jika tidak ia takut Tharisa menedekatinya dan Angkasa tidak ingin Bintang sakit hati.
"ga usah diabisin aja ya, nanti kita makan di tempat yang bagus, lo mau dimana nanti gue turutin"
Bintang nyengir lebar, "aku mau ke supermarket ajaa yaa, pengen beli makanan ringan"
"yaudah ayo, cepet mumpung masih siang"
Bintang mengangguk lalu memberikan piring pada penjual batagor, dengan cepat Angkasa membayarnya.
Mereka kini berjalan menuju parkiran, mencari motornya yang terparkir. Bintang menunjuk ke arah kanan, Angkasa pun menoleh lalu mengangguk kembali melangkah mendekati motornya.
"ayo naik" kata Angkasa saat ia sudah siap dengan motornya.
Bintang mengangguk beberapa kali, masih dengan cengirannya yang manis ia bertanya. "Kamu mau turutin apapun yang aku mau kan? " tanyanya.
Angkasa menarik gasnyaa, membuat Bintang jadi memeluk nya lagi.
Angkasa mengangguk sambil berdeham.
"hmm""aku mau beli cemilan di supermarket" kata Bintang.
Angkasa memutar bola matanya malas, "kan ini mau ke supermarket bego"
"aku belum selesai ngomongnya Saaa"
"lanjut" ucap Angkasa.
Bintang terkekeh, "aku mau beli satee ayaam, aku juga mau martabak, aku mauu beli es durian, aku mau belii banyaaaakkkkk, boleh ya bolehh" ucapan Bintang sungguh membuat Angkasa pusing, bukan masalah uangnya yang tidak ada, namun Angkasa malas mencari yang menjual jenis makanan tersebut.
Dengan malas Angkasa menjawab "iya"
"yeaaayyyyyyy, makasih Angkasaaa, aku makin sayang deh sama kamuu" teriaknya.
Mereka kini sampai di supermarket, dengan cepat Bintang turun dan masuk ke supermarket tersebut tanpa menunggu Angkasa yang melepas helmnya.
Angkasa berdecak, memalukan sajaa tingkah cewe yang ia bawa itu. Dengan malas Angkasa mengekori Bintang, mengikutinya kesana kesini, bahkan keranjang pun tidak cukup dan akhirnya Angkasa yang membawa cemilan Bintang dengan tangannya.
"Sa, aku mau beli coklatt, tapi ga banyak-banyak kok takut gendut" kata Bintang.
"beli banyak aja, biar gendut lo nya"
"kamu suka yang gendut Sa? Sejak kapaaann?" ucap Bintang dengan bibir kembali mengerucut.
"nggalahh, maksud gue lo beli banyak biar gendut, kan kalo lo gendut nanti ga ada yang suka sama lo selain gue" ucap Angkasa namun wajahnya tetap datar tak berekspresi.
Bintang terkekeh, "beneran yaa kalo aku gendut kamu masih suka aku? "
Angkasa mengacak rambut Bintang pelan "gue suka lo apa adanya Lemot" kata Angkasa "ayo ah, ke kasir berat gue bawa-bawa kek ginian" lanjutnya.
Bintang tertawa lepas, "aku poto dulu kamunya, lucuu rela repot bawa makanan sebanyak ituu demi akuu" katanya manja.
Bintang pun mengeluarkan handphone dari slingbagnya, lalu memotret Angkasa. Angkasa yang malas jika sudah berhadapan dengan kamera itu hanya bisa pasrah dengan wajah malasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Teen Fictionini cerita tentang KEYVIEN ANGKASA ATHARIZ cowok tampan yang dingin. Saking dinginnya ia disebut oleh semua murid di SMA MESTIN adalah es batu berjalan. Bagaimana jika cowok dingin, irit ngomong seperti ANGKASA dikejar-kejar oleh cewek bawel dan jug...