(22)-penolakan

9.3K 376 18
                                    

Malam ini, 19.24 Angkasa duduk diantara kedua orang tuanya. Tidak biasanya ia berkumpul dengan mamah papanya, itu pun jika Angkasa sedang ada hal penting yang harus di selesaikan.

Sudah hampir setengah jam dia mendengarkan mamah dan Papanya mengobrol. Menceritakan pekerjaan masing-masing.

Mulai bosan, Angkasa pun berdiri. "mah pah, Angkasa ke kamar ya. Mau belajar"

Dengan cepat Anggi mencegah dengan menarik tangan kanan Angkasa agar kembali duduk disampingnya.

Mau tak mau, Angkasa pun kembali duduk. Meskipun ia sangat bosan ingin pergi kekamar, tapi bagaimana lagi. Ia tidak enak pada mamahnya.

"sebentar dulu" ucap Anggi. "mamah belum ngomong ke kamu"

Angkasa mengernyit heran. Bingung dengan apa yang akan Mamahnya bicarakan.

Mengerti dengan perubahan pada wajah Angkasa, Anggi pun kembali bersuara dihiasi dengan senyum cantiknya.

"besok ajak Bintang kerumah ya, Mamah kangen sama dia. Pengen ngajak bikin kue pesenan temen-temen Mamah. Dia kan pinter"

Angkasa membulatkan matanya, apa yang harus ia lakukan. Apa yang harus ia katakan agar Mamahnya mengurungkan keinginannya untuk mengajak Bintang ke dirumahnya.

"tapi Maahh... Bin... Bintang sibuk" elak Angkasa.

Papanya yang sedari tadi diam kini menyahut. "iya nak, ajak pacarmu main kesini. Papa pengen ketemu sama dia. Masa Papa kalah sama Mamamu" ucap Papanya lalu terkekeh.

Mamah Angkasa ikut terkekeh, lalu kembali menatap anaknya.

"ya Nak, ayolaaahh" ucap Mamahnya memohon.

Angkasa menghela napas panjang. Setelah berpikir, ia pun akhirnya mengangguk mengiyakan permintaan kedua orang tuanya. Namun ia bingung, bagaimana caranya mengajak Bintang. Gengsinya sangat besar.



****


Angkasa memarkirkan motornya disamping motor besar berwarna biru. Setelah menyimpan helmnya, kemudian Angkasa berjalan dengan wajah coolnya seperti biasa.

Sambil menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya. Ia terus melangkahkan kakinya di koridor sekolah.

Saat sekitar 6 langkah lagi ia masuk kedalam kelasnya, matanya menyipit memperhatikan seorang cewek dengan cowok yang sedang mengobrol, sesekali mereka tertawa. Entah apa yang sedang mereka bicarakan Angkasa tidak tahu.

Ucapan Mamah dan Papanya mendadak terngiang di pikirannya. Angkasa menggelengkan kepalanya berusaha mengusir bayangan Mamah dan Papanya semalam saat menyuruh Angkasa mengajak Bintang bermain dirumahnya.

Tanpa memperdulikan Bintang, ia pun kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas.

Namun Angkasa tetaplah Angkasa. Jika ia belum mengabulkan permintaan kedua orang tua nya, ia pasti akan merasa tidak tenang.

Setelah menyimpan tas ke atas meja, Angkasa kembali menoleh keluar kelas.

Angkasa menghela napas panjang, dengan malas ia pun melangkahkan kakinya keluar kelas.

Dengan langkah ragu-ragu, Angkasa telah sampai dihadapan Bintang. Bintang yang tadinya sedang tertawa mendadak diam dengan tatapan terkejutnya.

Dan cowo yang sedang duduk bersama Bintang pun menoleh, kemudian tersenyum pada Angkasa.

"Angkasa" ucap Bintang seraya berdiri.

Melihat Bintang berdiri, Galaksi pun ikut berdiri lalu mengulurkan tangan kanannya pada Angkasa.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang