Keputusan Bintang sudah bulat, semalam ia udah memikirkannya matang-matang, untuk akhir-akhir ini Bintang akan berusaha membuang rasa cintanya terhadap Angakasa, membuang harapannya jauh-jauh.
Bintang akan kembali kedunia nyata, bahwa kenyataannya Angkasa tidak akan pernah mencintainya meskipun Bintang memaksa. Karena Bintang tahu,cinta tidak bisa dipaksakan.
Walau sakit, Bintang akan tetap berusaha menjauh dari Angkasa. Putus? Tidak. Bintang tidak akan memutuskan hubungannya dengan Angkasa, mungkin hanya untuk beberapa hari ini Bintang tidak akan mengganggu Angkasa.
Entah ini keputusan terbaik atau tidak. Yang jelas Bintang akan berusaha membuat Angkasa bahagia, meskipun Angkasa bahagia bukan karena kehadirannya.
Bintang menghela nafas panjang lalu mengeluarkannya. Biasanya pagi-pagi seperti ini Bintang sudah duduk manis dikelas Angkasa, namun kali ini tidak. Bintang lebih memilih menidurkan kepalanya diatas lipatan tangannya. Berusaha untuk tertidur meskipun ia tidak mengantuk.
"gitu banget lo, ngeselin"
"lo yang ngeselin Ra, gak nyadar diri banget"
Mendengar suara dari kedua temannya saja Bintang tidak berniat untuk menegakkan tubuhnya. Rora dan Deeva saling tatap sebelum mereka mendudukkn dirinya ditempat masing-masing. Melihat kehadiran Bintang sepagi ini membuat mereka sedikit heran, karena biasanya Bintang akan kekelas Angkasa sebelum kekelasnya.
"Bin, lo kenapa?" Tanya Deeva hati-hati.
"gak papa" jawab Bintang tanpa mendongak.
Rora dan Deeva menganggukan kepalanya. Merasa ada yang tidak beres dengan sahabatnya. Tapi mereka lebih memilih diam, takut jika Bintang akan menangis.
****
Angkasa berjalan dikoridor sekolah dengan santai, 5 langkah lagi ia sampai dikelasnya, namun ia memilih mnghentikan lngkahnya, karena takut jika Bintang ada didalam kelasnya seperti biasa.
"Andre, sini" panggil Angkasa pada seorang cowok yang sedang berjalan melewatinya. Lebih tepatnya teman sekelas.
"iya apa Sa?" taya Andre sambil berjalan menghampiri Angkasa.
"dikelas ada siapa?"
"mm...gak ada siapa-siapa Sa, kenapa gitu?"
"oh, nggak, gak papa. Yaudah makasih ya" setelah mengatakan itu Angkasa kembali berjalan menuju kelasnya. Ia sedikit lega karena Bintang tak ada dikelasnya.
Angkasa masuk kedalam kelas lalu mendudukan tubuhnya diatas kursinya. Tanpa memikirkan kenapa Bintang tak mnemuinya, Angkasa dengan santainya mengambil ponsel didalam saku celananya.
"PAGI KAWAN" suara yang sangat familiar bagi Angkasa, tanpa diberitahu pun Angkasa sudah tau jika itu adalah kedua temnnya yang bisa dbilang kurang waras bagi Angkasa.
Angkasa memutar bola matanya saat Arnold dan Alvi duduk diatas mejanya. Tanpa memperdulikannya, Angkasa tetap pokus pada ponselnya.
"si Bintang kemana Sa? Biasanya udah stay disini" ucap Arnold lalu disusul anggukan oleh Alvi.
"iya kemana Sa? Gue kangen sama Bintang"
Dengan cepat Arnold menoyor kepala Alvi membuat sang pemiliknya melotot lebar. "sakit gila"
"lagian lo sok-sokan kangen, biasanya juga berantem"
"ya meskipun gue sama Bintang sering berantem, tapi gue tetep sayang sama dia"
"gila lo, pacar temen sendiri mau diembat juga? Mentang-mentang gak laku lo jadi makan temen sendiri"
"wissss, jangan salah paham dulu. Maksud gue, gue tuh sayang sama dia sebagai temen"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Teen Fictionini cerita tentang KEYVIEN ANGKASA ATHARIZ cowok tampan yang dingin. Saking dinginnya ia disebut oleh semua murid di SMA MESTIN adalah es batu berjalan. Bagaimana jika cowok dingin, irit ngomong seperti ANGKASA dikejar-kejar oleh cewek bawel dan jug...