Angkasa diam, kata-kata yang Rora lontarkan benar-benar membuat dirinya merasa bersalah. Angkasa ingat, kemarin ia menyuruh Bintang untuk berhenti mencintainya dan berhenti berharap padanya. Ia memang senang karena Bintang menuruti kemauannya, hanya saja ia mengingat betapa tulusnya Bintang mencintainya.
Tanpa berfikir panjang, Angkasa kembali melangkahkan kakinya, berjalan dengan lebar, entah kemana tujuannya, yang jelas Angkasa ingin menemui Bintang.
Tujuan Angkasa sekarang yaitu ketaman belakang sekolah, karena itu hanyalah tempat dimana Angkasa maupun Bintang saat sedang tidak mood dalam keramaian.
Benar saja, saat Angkasa sampai dibelakang sekolah, Bintang sedang duduk sendirian dikursi bawah pohon dengan pandangan kosongnya.
Angkasa melangkahkan kakinya, berjalan menghampiri Bintang. Ia memang sedang merasa iba pada Bintang, jika ditanya perasaan Angkasa sudah berubah atau belum, jawabannya tetap sama, yaitu belum.
Angkasa mendudukan tubuhnya disamping kiri Bintang, namun sepertinya Bintang belum menyadari kehadirannya. Angkasa menghela napas panjang, lalu menoleh pada Bintang.
"Bin" panggil Angkasa dengan suara yang bisa dibilang lembut. Namun tak membuat Bintang menoleh padanya.
Angkasa kembali memanggil nama Bintang. "Bintang".
Merasa dipanggil Bintang pun menoleh, ia sedikit terkejut dengan kedatangan Angkasa yang sangat tiba-tiba. Namun ia berusaha untuk tetap diam, meskipun bibirnya sudah gatal ingin berbicara panjang lebar pada Angkasa.
"lo ngapain disini? Bukannya lo gak suka kesunyian ya" ujar Angkasa.
Bintang tersenyum tipis, lalu membuang muka. "lagi pengen sendiri aja"
Angkasa menganggukan kepalanya, lalu kembali menghela napas.
"jadi gue gak boleh kesini gitu?" Tanya Angkasa.
"boleh banget Sa" pikir Bintang, namun ia malah menjawab. "ya gitu" jawab Bintang.
Angkasa kembali mengangguk, Bintang melirik pada Angkasa, melihat Angkasa dari samping membuat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat. Bintang jadi semakin susah untuk menjauh.
Angkasa menoleh pada Bintang, dengan cepat Bintang membuang muka.
"mmm..... soal yang kemarin, gue minta maaf ya" ucap Angkasa.
"Angkasa minta maaf? Yaampuun mimpi apa gue semalem" ucap Bintang dalam hati.
Bintang menoleh pada Angkasa. "yang mana?" Tanya Bintang berpura-pura lupa.
"soal omongan gue kemarin"
"oh, gak pa-pa udah biasa" jawabnya sok jutek padahal hatinya seneng pake banget.
"lo gak marah?"
"gak, b-aja"
"kok simple terus jawabnya"
"enggak juga"
Angkasa mengangguk. "yaudah kalo masih mau diem gini gue pergi aja". Setelah mengatakan itu Angkasa berdiri, namun sebuah tangan membuatnya kembali duduk.
Angkasa menatap Bintang dengan heran, tadi dia jutek, dan sekarang sifat aslinya sudah kembali. Angkasa sudah pasrah jika telinganya kembali panas karena ocehan Bintang.
"jangan pergi, janji deh gak akan jutek lagi" ucap Bintang dengan cengiran lebarnya. "tadi tuh cuma pencitraan doang"
"gue tau" jawab Angkasa. Ya sebenarnya Angkasa sudah tau jika tadi hanyalah sikap palsu Bintang, makanya ia berbohong akan pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Fiksi Remajaini cerita tentang KEYVIEN ANGKASA ATHARIZ cowok tampan yang dingin. Saking dinginnya ia disebut oleh semua murid di SMA MESTIN adalah es batu berjalan. Bagaimana jika cowok dingin, irit ngomong seperti ANGKASA dikejar-kejar oleh cewek bawel dan jug...