48. kesempatan

4.1K 202 20
                                    

Angkasa mematung, memperhatikan Bintang yang sedari tadi tertawa bersama teman-temannya, memang sepertinya Bintang sudah bahagia tanpa Angkasa sekarang. Niatnya untuk menjauhi Bintang kini sudah bulat, apapun yang akan membuat Bintang bahagia ia akan lakukan.

“heiii” sapa seorang gadis dengan rambut diikat satu.

Angkasa menoleh lalu kembali menunduk melihat ponselnya.

“gak kekantin?” tanya Tharisa lagi.

Angkasa menggeleng, “gue ke kelas duluan ya”

Tanpa menunggu persetujuan dari Tharisa, Angkasa berjalan menuju kelasnya.

Angkasa membuka kembali aplikasi instagramnya, kembali melihat foto Bintang dan Bastian setaun yang lalu saat mereka sekolah di Bandung.

Angkasa tersenyum kecut, memang cocok jika Bintang bersama dengan Bastian. Bahkan jika dilihat-lihat Bintang dan Bastian sedikit mirip. Angkasa teringat ucapan Arnold dulu jika ada kemiripan bisa jadi itu jodohnya.

Angkasa menarik napas panjang, lalu mengeluarkan nya perlahan.

“mungkin memang bukan jodoh gue” ucapnya.

****

“eh Bin lo udah beneran gak ada hubungan sama Angkasa?” tanya Deeva

Bintang menggeleng pelan. “ga ada”

Mereka kini berjalan menuju kantin, sambil terus mengobrol menceritakan apapun yang penting membuat mereka senang.

Bintang menoleh ketika melihat Angkasa melewati dirinya, tak ada sapa, senyum ataupun bahkan melirik padanya. Dan sekarang Bintang merasakkan hal yang sesungguhnya.

Bintang dan Angkasa kini benar-benar terlihat asing, Bintang merasakkan dimana dulu dia dan Angkasa tak kenal bahkan Angkasa yang sangat cuek dan dingin padanya, kini kejadian itu terulang kembali. Dan itu semua karena Bintang.

“seharusnya aku gak boong sama Angkasa tadi pagi” gumamnya.

Bintang menoleh kebelakang, melihat punggung Angkasa yang semakin menjauh, Bintang berharap Angkasa akan menoleh juga padanya, namun setelah ditunggu-tunggu tak ada sedikit pun Angkasa menoleh padanya.

Bintang dan kedua temannya kini sudah sampai di kantin, mereka bertiga memesan bakso untuk mengganjal perutnya. Bintang yang sedang banyak pikiran itu dengan sengaja menambahkan banyak sambal dikuah baksonya.

“Bin, lo ga kerasukan kan?” tanya Deeva.

“nggak ah, lagi pengen makan pedes aja”

“haii sayang-sayangnya akuuu”

Bintang tertawa ketika melihat Alvi dan Arnold menggodai kedua temannya.

“lagi makan apa sayang?” tanya Arnold pada Rora Sambil duduk disebelah Bintang menghadap pada Rora.

“memang lo gak liat gue lagi makan apaan?” jawab Rora dengan kejudesannya.

Arnold berdecak, “suapin dong abang juga pengen”

Rora mencebikkan bibirnya kesal.

“lo ga dikasih duit apa sama nyokap lo! Beli sana ga usah ganggu gue!”

Bintang hanya tertawa melihat keributan didepannya, lalu menoleh pada sekeliling kantin mencari keberadaan Angkasa.

Alvi yang menyadari Bintang seperti sedang mencari seseorang pun langsung mengambil alih pembicaraan.

“Angkasa lagi sama Tharisa di lapangan” ucapnya membuat Bintang langsung menoleh.

Bintang mengerutkan keningnya.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang