Bintang kembali menyapa Angkasa dimana hari ke 7 Angkasa di rawat dirumah sakit. Kondisi Angkasa yang masih dalam keadaan koma membuat Bintang sangat sedih setiap harinya.
Dimana setiap malamnya ia susah tidur karena memikirkan kondisi Angkasa, setiap pagi dan sekolah yang ia bayangkan hanya berangkat bersama Angkasa dan disekolah tidak jauh dari Angkasa.
Itu yang Bintang inginkan akhir-akhir ini, memang sangat tidak nyaman dalam kondisi seperti ini.
Bintang menatap Angkasa dengan tatapan sendu, hari sabtu ia sengajakan untuk menemui Angkasa dari pagi hingga malam saja.
Bintang duduk di kursi samping ranjang Angkasa, memegang tangan Angkasa lalu menyimpannya di pipi kanannya.
"Saaa, aku temenin lagi ya" ucap Bintang pelan.
Ya, memang diruangan ini tidak ada siapa-siapa selain Bintang dan Angkasa, bunda Angkasa sedang membeli makanan untuknya dan untuk Bintang, dan Bunda Angkasa menitipkan Angkasa pada kekasihnya itu.
"aku disekolah kesepian tauu"
"kamu tau gak, aku kangen ketawa kamu, tapi kalo sekarang kamu lagi tdur dan tiba-tiba ketawa aku bakalan kaget terus lari keluar"
Bintang terkekeh. "aku bercanda hehe. Kalo kamu sekarang ketawa karena aku, aku bakalan seneng banget, aku bakalan meluk kamu percaya Deh"
Wajah Angkasa yang sangat tenang itu membuat Bintang juga merasa sedikit tenang, badannya yang kuat kini mulai lemah.
Angkasa yang pintar dan jenius kini sedang melawan rasa sakitnya.
"Saaaaa, ayolah bangun" ucapnya lagi.
Bintang menidurkan kepalanya di ranjang, dengan tangan Angkasa yang masih menempel di pipinya, Bintang tersenyum sendiri.
"aku tidur dulu ya sebentar, semalam aku gak tidur soalnya ngerjain tugas"
Setelah mengatakan itu Bintang menutup matanya, membiarkan ia tertidur di dekat Angkasa.
Beberapa jam kemudian, Bintang merasakan kepalanya di sentuh oleh seseorang, membuatnya mendengus karena kesal tidurnya diganggu
"hmmmmmm, Bintang lagi tiduurr" gumamnya.
Namun beberapa detik kemudian Bintang tersadar, ia sedang berada di ruang rawat Angkasa. Dengan cepat ia mendongak lalu matanya terbuka ketika melihat Angkasa masih tertidur pulas, dan ternyata Bunda Angkasalah yang memegang kepalanya.
"Bundaaa, aku kira Angkasa" ucap Bintang.
Bunda Angkasa terkekeh, lalu menyimpan makanan yang sudah ia beli tadi di supermarket.
"nih Bunda bawa makanan" ucap Anggi
Bintang tersenyum, dengan semangat ia mengambil ciki yang Anggi berikan untuknya.
"Bunda, tadi aku mimpi Angkasa manggil aku" kata Bintang lalu memasukan satu kentang ke dalam mulutnya.
"iya gitu, mimpi aja kalii" ucap Anggi sambil terkekeh.
Bintang duduk lalu menikmati ciki yang ia makan sambil meminum minuman yang berwarna kuning karena rasa mangga itu.
Namun gerakkan terhenti ketika melihat Angkasa membuka matanya sambil menggerak-gerakkan jari-jari tangan nya.
"Bunda, Angkasa bangun" ucap Bintang panik langsung menyimpan makanannya dan lari menuju ke ranjang Angkasa.
"Saaa" ucapnya pelan.
Bintang bingung melihat Bundanya yang seperti biasa saja, dengan wajah yang dibilang sangat tidak panik seperti Dirinya.
"Bundaa, Angkasa bangun" ucapnyaa
Anggi tersenyum, "sebenernya Angkasa udah bangun dari semalam, tapiii" ucapan Anggi menggantung membuat Bintang penasaran.
"Apa Bun? "
Sebelum Anggi menjawab, Angkasa terlebih dulu berbicara.
"ini siapaa Bun? "
Suara khas milik Angkasa masuk kedalam telinga Bintang, rasa senang dan sakit hati kini sedang beradu didalam jiwa Bintang.
Bagaimana bisa pacarnya tidak mengenali dirinya.
"Saaaa" lirih Bintang
Satu tetes air mata keluar dari mata Bintang, membuat Anggi tidak tega melihatnya.
"Angkasa kenapa Bun? " ucap Bintang sambil menahan tangisnya.
"dia kehilangan ingatannya, dia cuma ingat orang-orang terdekatnya aja"
Bagaikan disambar petir disiang bolong, Bintang menatap lirih pada Angkasa meminta jawaban atas apa yang Anggi katakan.
Ia tidak percaya, Bintang benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah Anggi katakan, mana mungkin Angkasa tidak ingat padanya.
"ga mungkin, Sa kamu inget aku kan? " tanya Bintang dengan tangis yang semakin menjadi
Angkasa tersenyum, tidak tega kepada kekasihnya itu.
"aku ga kenapa-napa Binbin, Bunda boong" ucap Angkasa membuat Anggi tertawa di susul oleh Angkasa.
"ihhh Bundaaaa, aku udah panik" kesal Bintang sambil menghapus air matanya.
"maafin dehhh, bunda disuruh Angkasa" kata Bunda lalu terkekeh.
"Bunda ke kamar mandi dulu yaa" pamit Bunda seraya berjalan keluar.
Angkasa kembali terkekeh, dengan susah payah ia mendudukan tubuhnya agar bisa menatap Bintang dengan jelas.
"Angkasa jahat smaa Aku" lirih Bintang sambil terisak.
Angkasa menarik Bintang ke dalam pelukannya, sungguh rindu hingga tidak bisa menahan lagi.
"maafin aku, lagian kamu ribet sih jadi orang" ucap Angkasa.
Bintang menyusut air matanya memakai baju rawat Angkasa.
"tau ga, aku tu panik tau nunggu kamu bangun" ucap Bintang.
Bintang menarik tubuhnya, lalu berdiri tegak menghadap pada Angkasa. Wajah laki-laki itu sungguh pucat, badan yang lemas dan tatapannya yang sayu.
"kamu masih sakit ya? Maafin aku "
Bintang mengerucutkan bibirnya kesal, "kamu bisa gini karena aku"
"bukan karena kamu Binbin"
"kamu ko udah sadar gak bilang-bilang ke aku sih"
"aku sengaja, lagian ga mungkin aku tidur lama-lama, kan tau kamu butuh aku" setelah mengatakan itu Angkasa terkekeh melihat wajah mengemaskan Bintang.
Bintang memukul bahu Angkasa, membuat Angkasa mendesis karena sakit di bagian bahunya.
Memang, tuhan tidak akan pernah tidak adil pada orang yang memang membutuhkan. Bintang senang sekarang, karena bagian dari hidupnya kini telah sadar dan bahkan telah bisa tertawa karena Bintang.
"aku kangeeeennnnn" ucap Bintang sambil menghentak hentakkan kakinya.
"kamu tau ga pas aku koma aku ngapain aja? " tanya Angkasa membuat Bintang menggeleng cepat
"tuhan tuh kaya yang ga mau bikin aku jauh dari kamu, selama aku tidur yang aku mimpiin cuma kamu, dan setiap kamu ngomong aku selalu denger, aku sadar kamu ada di samping aku selama aku ga sadar"
Bintang memutar bola matanya malas.
"bohong"
"ngga bohong"
"ternyata koma tuh bikin kamu bego yaa Sa"
Angkasa mengacak rambut Bintang halus, sambil terkekeh.
"yang jelas aku lebih pinter daripada kamu"
*****
hnamlya

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Ficção Adolescenteini cerita tentang KEYVIEN ANGKASA ATHARIZ cowok tampan yang dingin. Saking dinginnya ia disebut oleh semua murid di SMA MESTIN adalah es batu berjalan. Bagaimana jika cowok dingin, irit ngomong seperti ANGKASA dikejar-kejar oleh cewek bawel dan jug...