(8)-bawel

8.3K 361 6
                                    

"gue mau lo putusin gue"

Kedua mata Bintang membulat sempurna, rasa sakit kini menjalar disekujur tubuhnya. Bintang sudah tak bisa lagi menahan air matanya, ia membiarkan saja air matanya itu membasahi kedua pipinya.

"itu permintaan gue, lo harus turutin" ucap Angkasa lagi.

Bintang menggigit bibir bawahnya, menahan isakan agar tak terdengar oleh Angkasa.

"kenapa harus putus? "

Angkasa menoleh pada Bintang. "karna gue gak suka sama lo"

"kamu bisa kan belajar suka sama aku? "

"gak bisa"

Setelah mengatakan itu, Angkasa berdiri menepuk celananya yang agak kotor lalu melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Bintang.

Namun langkahnya terhenti ketika mendengar teriakan Bintang.

"aku gak akan mutusin kamu, kecuali kalo aku udah cape" teriak Bintang.

Angkasa membalikan badannya, melangkahkan kakinya kembali kearah Bintang. Angkasa berhenti tepat didepan Bintang.

"aku gak akan mutusin kamu, kecuali kalo aku udah bener-bener cape ngehadepin kamu" ucap Bintang lagi.

Angkasa mengepalkan kedua tangannya, emosinya benar-benar terpancing. Namun ia tahan, karna seorang Angkasa tidak akan pernah berani pada wanita.

"sekarang harusnya lo cape" itulah kata-kata yang keluar dari bibir Angkasa.

Bintang menatap Angkasa dengan air mata yang lagi-lagi menetes melewati pipinya.

"nggak, sekarang aku belum cape. Aku masih akan berjuang buat dapetin hati kamu"

Angkasa berdecih "segitu yakinnya lo bisa dapetin hati gue? Gak akan"

"aku yakin kok, dan akan selalu yakin"

Angkasa menggeleng dua kali. "buang deh khayalan lo, gue gak butuh soalnya"

"segitu bencinya kamu sama aku? "

Angkasa diam, ia tak mungkin segitu jujurnya tentang perasaanya.

"gue kekelas" ucap Angkasa lalu kembali membalikan badan.

"aku cinta sama kamu Sa" teriak Bintang.

Angkasa tak menghiraukannya, ia tetap berjalan sambil terus menatap tanah.

"tapi gue benci sama lo"

****

"udah dong Bin, jangan nangis" ucap Rora berusaha menenangkan Bintang.

Sudah hampir 10 menit Bintang terus menangis didalam kelas. Rora dan Deeva sudah bingung harus berbuat apa agar Bintang tak menangis lagi.

"iya Bin udah dong" kata Deeva.

"tapi gue sakit hati Ra, Deev" ucap Bintang disela-sela isakannya.

Rora mendengus malas. "Bin, gue bilang juga apa. Berhenti kejar Angkasa, karna Angkasa itu gak pernah bisa lo gapai"

"tapi gue... Gue cinta sama dia Ra"

"lo udah butain sama cinta Bin" timpal Deeva mulai tak tahan dengan Bintang.

"dengerin gue Bin" jeda sesaat. Bintang menoleh pada Rora. "lo jangan ngejar yang lari, karna kalau dia sayang sama lo, dia gak akan tinggalin lo, dia bakal jalan bareng sama lo" lanjutnya.

Bintang semakin terisak, mengingat kembali perlakuan Angkasa padanya yang memang tak pernah baik. Bahkan terkesan sangat dingin.

"jangan siksa hati lo, kasian hati lo disakitin terus" ucap Deeva.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang