Tharisa terus saja memegang tangan Angkasa, mereka kini sedang berjalan di mall karena Tharisa ingin membeli sesuatu dan meminta Angkasa untuk mengantarnya, akhirnya Angkasa mengiyakan saja karena Tharisa adalah contoh orang yang sangat bawel jika menginginkan sesuatu.
Dan hasilnya mereka kini tengah berjalan-jalan, Tharisa terus saja menggelayuti lengan Angkasa. Angkasa tidak risih karena memang ia sudah terbiasa dengan sifat manja Tharisa.
"Keyyy, beliin aku eskrim doong" ucap Tharisa.
Angkasa menoleh kekanan dan kekiri, "dimana belinya?" tanya Angkasa.
"ditempat yang deket pintu keluar, aku tunggu disini" ucap Tharisa lagi.
Angkasa tak menjawab, dia langsung berjalan saja menuju tempat es krim. Setelah sampai Angkasa langsung memesan 2 eskrim, rasa Vanilla dan rasa cokelat. Karena memang kedua rasa itu yang sangat disukai Tharisa.
"es krim rasa Strawberry nya satu ya"
Suara itu, suara itu sangat Angkasa ketahui, itu suara Bintang. Dan hal itu membuat Angkasa tak berani untuk menengok. Namun namanya saja pacar, Bintang pasti hafal bagaimana tubuh pacarnya.
Dan benar, Bintang menepuk pundak Angkasa membuat Angkasa mau tak mau langsung menoleh.
"Angkasa? Lagi apa kamu disini?" tanya Bintang sambil menengok kekanan dna kekiri.
Angkasa diam dulu, merilekskan jantungnya yang sempat berdegub kencang.
"gue lagi nemenin Bunda, soalnya dia mau belanja baju bayi buat adeknya yang lahiran" ucap Angkasa membohongi Bintang.
"lo sendiri apa disini? Sendirian?" tanya Angkasa.
Bintang tersenyum, "lagi nemenin mamah aku juga, soalnya mamah mau beli sesuatu tapi gak tahu beli apa"
Angkasa mengangguk-anggukan kepalanya.
"eh gimana kalo kita temuin mamah aku sama Bunda kamu, biar lebih akrab"
Sontak Angkasa langsung berdiri, dengan bingung ia tetap memasang wajah datarnya, namun sungguh Angkasa bingung harus mencari alasan apa.
"Hei Sa, kok malah diem" ucap Bintang.
"Bunda gue udah di mobil Bin, soalnya kalo tunggu disini berat bawa baju katanya"
Bintang terkekeh, membayangkan betapa ribetnya Bunda Angkasa yang ia ketahui memang bawel dan sangat ribet.
"Ummm, yaudah iya gapapa lain kali saja. Eh btw itu eskrim buat siapa? Kok beli dua rasanya Vanila sama Coklat lagi, kan kamu sukanya rasa Mocca"
"oh, itu buat Bunda gue, mendadak kaya anak muda memang segala beli dua lagi"
Bintang mengerutkan keningnya. "bukannya Bunda sukanya rasa greentea ya?"
Angkasa memaki dirinya sendiri dalam hati, kenapa bisa gagal fokus gini.
"iya, Bunda aku lagi ingin merasakan rasa nya Vanilla katanya, ribet sih memang"
Bintang terkekeh lagi.
Melihat Bintang yang tertawa membuat Angkasa lega karena akhirnya Bintang tidak curiga dan mengiyakan kebohongan Angkasa.
Sebenarnya Angkasa tidak tega jika harus membohongi Bintang terus-terusan, namun bagaimana lagi. Jika Bintang mau diduakan dengan sepengetahuannya mungkin Angkasa bisa membawa kedua paarnya itu kemana-mana, biar adil.
Bintang membayar es krimnya, lalu berpamitan pada Angkasa. Dan Angkasa juga membayar es krimnya lalu pergi menuju tempat Tharisa tadi menunggu.
"ini es krimnya"
"kok tahu sih kalo aku suka Vanilla sama Coklat"
"taulah, aku kan masih inget kesukaan kamu apa"
Tharisa terkekeh, lalu mengajak Angkasa untuk pulang.
Angkasa sedikit was-was takutnya jika Bintang melihat Angkasa sedang bersama Tharisa mungkin akhir hubungannya dengan Bintang adalah hari ini. Dan Angkasa tidak ingin jika itu terjadi.
"ayo cepet jalannya, aku udah pegel" ucap Angkasa
"ihh jangan cepet-cepet Key, nanti es krim aku jatoh"
Angkasa menengok kekanan dan kekiri teru menerus, membuat Tharisa menjadi curiga karena tingkah Angkasa yang cukup aneh dan seperti ketakutan.
Tharisa menghentikan langkahnya, membuat Angkasa pun jadi ikut terhenti.
"kenapa?" tanya Angkasa.
"kamu yang kenapa? Dari tadi jalannya kaya yang ketakutan terus, emangnya ada apa sih?"
Angkasa berdecak pelan, "ada Bintang disini. Tadi aku ketemu dia pas beli es krim"
Tharisa diam.
"kenapa diem?" tanya Angkasa
"kenapa sih, kamu selalu lebih mentingin perasaan Bintang? Kenapa sih kamu ga pernah mikirin perasaan aku? Kamu pikir dengan kamu selalu menjaga perasaan Bintang aku ga sakit?"
"kamu Cuma selingkuhan aku Tha, bukan pacar pertama aku. Jadi ya aku lebih menjaga perasaan Bintang. Ya kalo kamu ngerasa sakit aku minta maaf, aku ga bermaksud kok, Cuma ingin Bintang ga sakit hati saja"
Tharisa menghela napas, menahan rasa sakit. Seperti tersambar petir disiang hari, ucapan Angkasa cukup membuat Tharisa bungkam. Kata-kata yang selalu Tharisa keluarkan kini mendadak hilang dalam seketika, es krimnya yang menjadi meleleh tak menghiraukan Tharisa.
Tharisa teetap diam.
"jadi yang kedua aku kira itu enak, ternyata jauh dari kata enak. Orang bilang jadi selingkuhan selalu di utamakan, ternyata aku ngga. Malah selalu diterakhirkan" ucap Tharisa dalam hati
"hey Tha, kok malah diem" kata Angkasa
Tharisa terkekeh, menutupi sakit hatinya.
"apa bedanya aku sama Bintang sih Key?" tanya Tharisa
Tanpa memikirkan perasaan Tharisa, Angkasa menjawab jujur sejujur-jujurnya.
"Bintang itu cewe yang paling aku cintai, cewe yang paling aku sayang, cewe yang selalu bikin aku seneng, prioritasnya aku. Kalo kamu Cuma cewe seligkuhan, ya meskipun aku sayang dan cinta sama kamu, tapi itu ga ngalahin perasaan aku ke Bintang"
Tharisa diam.
"ayo ah ulang, lupain saja" ucap Tharisa seraya berjalan mendahului Angkasa.
Entah mengapa, rasa benci yang tadinya tidak ada kepada Bintang mendadak sekarang Tharisa jadi sangat membenci seorang yang namanya Bintang.
Ia mendadak ingin menghancurkan hubungan Bintang dan Angkasa, tak perlu memikirkan nantinya, yang ada dipikiran Tharisa hanyalah ingin memiliki Angkasa sepenuhnya, dan ingin menjadikan dirinya sebagai priorritas utama Angkasa.
Memang rasa benci akan muncul jika rasa sakit hati dirasakan. Seseorang pasti akan berubah sikap kepada orang yang telah membuatnya kecewa atau menyakitinya. Entah itu disengaja ataupun tidak.
Seperti Tharisa sekarang, ia merasa sakit hati dan ia sekarang memilih untuk berubah sikap kepada orang yang telah membuatnya sakit hati, yaitu kepada Bintang.
"Tha, kamu marah?" tanya Angkasa saat melihat perubahan di diri Tharisa.
Tharisa menoleh lalu menggeleng beberapa kali. "ngga ko, aku baik-baik aja"
"kita mau kemana lagi sekarang?" tanya Angkasa saat sampai diparkiran.
"pulang aja, aku mendadak cape"
"yaudah iya"
********
ANGKASA

KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Dla nastolatkówini cerita tentang KEYVIEN ANGKASA ATHARIZ cowok tampan yang dingin. Saking dinginnya ia disebut oleh semua murid di SMA MESTIN adalah es batu berjalan. Bagaimana jika cowok dingin, irit ngomong seperti ANGKASA dikejar-kejar oleh cewek bawel dan jug...