(21)-Galaksi

9.1K 401 25
                                    

Angkasa sedang fokus mendengarkan Bu Rosa yang sedang mengajar didepannya. Namun 2 anak yang sedari tadi hanya mengganggu dirinya membuatnya merasa sangat kesal. Jika bukan karena ada Bu Rosa, mungkin Angkasa sudah membuat kedua sahabatnya itu bisu mendadak.

"sini, ini punya gue bego" kesal Arnold saat Alvi merebut pensil ditangannya.

Alvi menjulurkan lidahnya, lalu terkekeh. "punya gue wllee"

Sekali lagi Arnold menarik pensil ditangan Alvi sambil memukul, namun sayang bukannya pensil yang Arnold dapat malah Angkasa yang terkena pukulan Arnold.

Arnold nyengir lebar, dan Alvi menutup mulutnya dengan kedua tangannya berekspresi terkejut yang dibuat-buat.

Mata elang Angkasa benar-benar membuat nyali Arnold menciut. Arnold sudah hapal, jika sekali saja Angkasa terganggu, mungkin akan marah seperti macan yang terganggu.

"sorry Sa, gue gak sengaja sumpah" ucap Arnold sambil mengangkat tangannya membentuk hurup 'V'

"DIEM BISA GAK SIH LO BEGO! " teriak Angkasa. Ia sudah tidak bisa menahan rasa kesalnya lagi pada Arnold dan Alvi.

"Angkasa, Arnold, Alvi, lagi ngapain kalian? Dari tadi saya dengerin cuma bercanda terus. Kapan mau pinternya kalo gitu terus?!" Bu Rosa menatap 3 muridnya yang sedang saling diam itu dengan sangat kesal.

"lari dilapangan 10 keliling" teriak Bu Rosa lagi.

"yaahh tapi Bu, Arnold yang salah bukan saya" ucap Alvi dengan wajah memelasnya.

Tidak banyak cakap, Angkasa berdiri dari duduknya. Berjalan keluar kelas untuk menjalankan hukuman yang jelas-jelas bukan kesalahannya.

"CEPAT IKUTI ANGKASA SEKARANG "

"iya bu" jawab Arnold seraya berdiri diikuti Alvi.

Alvi menghentikan tepat dihadapan Bu Rosa, membuat Arnold menghentikan langkahnya juga.

Bu Rosa menatap Alvi dengan kesal. "apa lagi kamu? "

"mmm, tadi ibu bilang ikuti Angkasa? Gini saya mau nanya. Kalo Angkasa pingsan saat lari gimana Bu? Apakah kita juga harus pingsan? " tanya Alvi dengan wajah memelas andalannya.

Bu Rosa menghela napas panjang, siswa dihadapannya ini benar-benar membuatnya naik darah.

"kalo Angkasa pingsan, kamu jangan ikutan pingsan. Langsung mati aja gak papa, ibu sama semua orang juga ikhlas kok kamu mati mendadak"

Suasana yang tadinya hening kini terdengar tawa renyah dari setiap murid yang berada didalam kelas.

Arnold pun ikut tertawa ngakak, sedangkan Alvi mengerucutkan bibirnya. "KALIAN JAHAT, KALIAN JAHAT SAMA DEDEK, BODO DEDEK NYA MAU NANGIS SEKARANG" teriak Alvi bernada ingin menangis seperti anak kecil.

"JIJIK BEGO! " umpat seluruh murid didalam kelas membuat Alvi menghentakkan kakinya seraya berjalan meninggalkan kelas.

"hey, Dedek tungguin kakak" teriak Arnold sambil berlari mengejar Alvi.



*****




Angkasa, Arnold dan Alvi telah menyelesaikan hukuman yang diberikan Bu Rosa. Mereka kini sedang duduk didepan kelasnya, dengan 2 kancing baju teratas yang mereka buka.

Angkasa benar-benar sangat kesal pada kedua sahabatnya itu, bukannya meminta maaf mereka malah sibuk saling menyalahkan. Jika bukan karena statusnya sebagai sahabat, sudah Angkasa kasih tangan mereka berdua.

"beliin gue minum" ketus Angkasa membuat Arnold dan Alvi menoleh.

"lo nyuruh kita Sa? " tanya Alvi tidak terima dengan perintah Angkasa.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang