42. rahasia

4.1K 179 39
                                    

"Keeeyyyy, Jemput aku bisa gaa, mobil aku ga bisa nyalaaa" ucap Tharisa di telpon.

"yaahhh, tapi hari ini aku mau jemput Bintang, soalnya dia lagi sakit kakinya"

Tharisa menghela napas lalu memutar bola matanya kesal.

Tanpa berbicara apapun, Tharisa memutuskan sambungan telponnya. Membuat Angkasa bingung, namun ia tak memikirkannya, Angkasa turun dari tangga lalu mencium punggung tangan Bundanya.

"assalamualaikum Bundaa"

"waalaikumsalam, hati-hati dijalannya yaa"  ucap Bunda berteriak karena Angkasa sudah sampai di ambang pintu

"iya bunda"




****


Angkasa telah sampai didepan rumah megah berwarna putih ituu, terlihat cewek cantik yang sedang berjalan sambil terus tersenyum.

Angkasa tersenyum saat melihat mama Bintang keluar dari rumah megah itu.

"jangan senyum terus ah, manis"

Bintang terkekeh lalu masuk kedalam mobil, duduk disamping kiri pengemudi, lalu dengan jailnya menyalakan musik dengan volume yang sangat keras membuat Angkasa terlonjak karena kaget.

"Binbin, pengen di jitak kali ya" ucap Angkasa seraya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, karna waktu memang masih pagii jadi ia bisa santai.

"hahhahahaa, kaget ya masnya" ucap Bintang sambil terus tertawa.

"jangan ketawa, dosa tau gak ngetawain orang yang kaget"

Bintang kembali tertawa, dan semakin keras juga tertawanya.

Angkasa menoleh sebentar, "suka deh kalo kamu ketawa"

Bintang menghentikan tawanya, lalu menoleh pada Angkasa.

"bilang apa? Aku ga denger" sambil menurunkan volume nya agar bisa mendengar ucapan angkasa kembali.

"gue gak suka ya kalo ngulang omongan"

Bintang terkekeh, "namanya juga ga kedengeran"

Angkasa menoleh pada Bintang samhip. Menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Kesekolahan masih jauh, dan Angkasa tidak tau kenapa tiba-tiba menghentikan mobilnya membuat Bintang bingung.

"kenapa? "

Angkasa tak menjawab, ia tiba-tiba memajukan wajahnya sampai dekat sekali tinggal menyisakan beberapa senti saja. Dan Bintang hanya menutup matanya, mengira bahwa Angkasa akan menciumnya, bahkan jantungnya saja sangat berdebar lebih kencang dari biasanya.

"jangan geer dehh, gue ambil daun yang ada uletnya di rambut lo"

Bintang membuka matanya, mendadak pipinya merah merona karena malu, kenapa ia bisa mengira bahwa Angkasa akan menciumnya.

"bego dih si Bintang" ucap Bintang dalam hati

"maluuu ni yeeeee" ucap Angkasa menggoda sambil menjalankan kembaki mobilnya.

"kalo ngambil daun kenapaa harus muka kamunya dideketin ke muka aku coba, lagian mana daunnya? " tanya Bintang karna tak melihat ada daun ditangan Angkasa atau di bawah mobilnya

Angkasa diam, karna bingung akan menjawab apa. Sebenarnya Angkasa tadi berniat untuk mencium Bintang, karena entah kenapa melihat bibir mungil merahh alami seperti bibir Bintang membuat nafsunya muncul.

Namun karna kesadarannya kembali, Akhirnya Angkasa tak jadi untuk melakukan hal itu, padahal sedikit lagi kena.

"udah gue buang ko tadi keluar lewat kaca" jawab Angkasa melantur.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang