46. perjuangan

4.6K 185 6
                                    

Bintang menatap lapangan dengan tatapan kosong, hari ini langit terlihat sangat mendung, menandakan bahwa akan adanya hujan.

Menurutnya, Langit pun jadi saksi hati Bintang yang sedang terluka beberapa hari ini.

Ingin menangis namun ditahan, dan akhirnya hanya batin yang menahan sendirian

Bintang menatap jam ditangan kirinya, masih pagi. Sepertinya Bintang datangnya ke sekolah terlalu pagi sampai-sampai sekarang masih jam setengah 7.

"ke kelas aja deh, mungkin Deeva udah dikelas " ucap Bintang lalu berdiri.

Baru saja ingin melangkah, tali sepatunya keinjak dan akhirnya lepas membuatnya mendengus kesal.

"ribet deh ni sepatu" kesalnya.

Bintang menjongkokkan tubuhnya, namun seseorang membuatnya kembali berdiri dengan memegang kedua bahu Bintang

Bintang mendongak, menatap wajah cowo didepannya itu dengen setengah kebencian, setengah lagi rasa sayang.

Mengikuti apa yang Angkasa lakukan, Bintang mengerutkan keningnya saat melihat Angkasa mengikat tali sepatu Bintang dan hal itu membuat seluruh murid menatap mereka.

"Sa, apa-apaan sih" ucap Bintang.

"tugas aku bikin kamu ga susah Bin" ucap Angkasa.

Bintang menengok kanan kiri, melihat bahwa dirinya dan Angkasa sekarang menjadi tontonan.

"udah Sa"

Angkasa berdiri lalu menatap Bintang dengan lembut.

"jangan marah-marah mulu" ucapnya lalu tersenyum.

"jauhin aku Sa, bisa kan? "

"ngga bisa"

"masalah kemarin udah cukup buat bikin aku sakit hati Sa, aku ga mau ngerasain lagi"

"aku ga akan ngelakuin lagi"

"aku ga percaya"

"percaya sama aku Bin" ucap Angkasa meyakinkan Bintang.

"aku selalu minta sama tuhan buat jauhin orang yang pura-pura care sama aku, dan ternyata tuhan jauhin kamu. Mungkin tuhan nunjukin kalo kamu emang pura-pura sayang sama aku! " ucap Bintang menahan air matanya.

"aku ga kaya gitu Bin"

"udahlah, aku ga butuh kamu sekarang"

Setelah mengatakan itu Bintang pergii meninggalkan Angakasa yang masih berdirii dipinggir lapangan, dengan wajah penuh penyesalan Angkasa menatap punggung Bintang yang semakin menjauh.

"keeyy"

Suara itu membuat Angkasa tak ingin menoleh, karna Angkasa tau itu Tharisa, seseorang yang sudah membuat hubungannya dengan Bintang hancur.

Tharisa duduk di kursi panjang mengikuti Angkasa. Beberapa menit mereka hanya diam, bahkan Angkasa hanya memainkan ponselnya tanpa ingin memulai obrolan.

Sedangkan Tharisa bingung akan berbicara apa, karena ia masih sangat takut untuk memulai obrolan dengan Angkasa.

Tharisa menoleh lalu berusaha mengeluarkan suaranya. "Key, aku.... Aku minta maaf ya"

Angkasa diam, tak menghiraukan apapun. Sikap dingin yang dulu selalu ia tunjukkan pada siapapun kini ia tunjukan pada Tharisa.

Sudah lama Angkasa tak memakai sikap dinginnya, ternyata dipikir-pikir lebih enak cuek dibanding ramah

"Keeyy" ucap Tharisa lagi.

Angkasa menoleh, menatap Tharisa dengan mata tajamnya. Setelah ituu, ia berdiri.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang