(28).awal perjuangan

10.1K 417 31
                                        

Angkasa menatap langit kamarnya dengan gusar, sedari tadi ia hanya memikirkan Bintang, entah kenapa akhir-akhir ini Bintanglah yang memenuhi pikirannya.

Mengingat beberapa hari yang lalu, dimana ia selalu menyia-nyiakan Bintang, dan sekarang ia mulai menyesal karena telah melakukan hal sejahat itu pada gadis polos dan baik seperti Bintang.

"apa yang harus gue lakuiiinnn" gumamnya kesal sambil mengacak rambutnya.

Angkasa mengambil ponsel di samping kanannya lalu mengetikkan sesuatu. Terlihat kebingungan, karena ia tidak tau harus mengirim pesan apa dan untuk siapa.

"kenapa gue buka roomchat Bintang ish! " kesalnya lagi.

"masa gue suka sama tuh cewe gila"

Dengan kesal Angkasa menyimpan ponselnya dinakas, lalu ia memejamkan matanya.

***

Sekolah masih sangat sepi, Bintang sengaja ingin datang lebih awal karena tidak ingin bertemu dengan Galaksi maupun Angkasa. Sebenarnya ia ingin meminta maaf pada Galaksi, namun nyalinya menciut saat mengingat kasarnya Galaksi kemarin padanya. Jadinya sekarang ia lebih memilih untuk menghindari dua cowok tersebut.

Bintang memasuki kelasnya, baru ada dua orang yang ada didalam kelas, dan itu pun sedang mengerjakan tugas masing-masing.

"eh Bintang, gak biasanya dateng pagi" kata siswi yang duduk didekat pintu.

Bintang tersenyum. "iya, lagi pengen berangkat pagi aja" lalu duduk dikursinya.

Sungguh, ia tidak tahan ingin segera pulang, ingin menidurkan tubuhnya melupakan semua masalah yang sedang menimpanya.

Pandangannya lurus kedepan, tanpa ia sadari Rora dan Deeva sudah ada di tempat duduknya masing-masing.

"pagi banget neng kesekolahnya " kata Rora membuat Bintang telonjak cukup kaget, karna ia tak menyadari kedatangan kedua temannya itu.

"ish Rora kaget tauuu, aku kira Galaksi" kesalnya membuat Rora tertawa terbahak-bahak seraya duduk disamping Bintang.

"hahahaa, segitu kagetnya lo sampe ngira kalo gue itu Galaksi. Eh btw kenapa lo kaget dan nganggap gue Galaksi? Lo lagi ada masalah bukan? " tanya Rora mulai penasaran.

"e-enggak kok Ra nggak, cuma kaget ajaa hehe" jawabnya berbohong.

"ohh gitu toh, yaudah ke kantin yuk laper gue belum sarapan" ucap Rora menoleh pada Deeva dan Bintang "ayo Deev Biin, masa gak kasian ke gue, terus nanti kalo gue pingsan gara-gara belum sarapan pas belajar gimana? Siapa yang mau angkat gue ke uks cobaa" kata Rora dengan lebaynya.

Bintang dan Deeva mencebikan bibirnya, mulai jijik dengan perkataan Rora yang lebaynya banget itu.

"nanti kalo lo pingsan, yang bakalan gotong lo ke uks tuh si Joni anak IPA 2" celetuk Deeva membuat Bintang tertawa namun tidak dengan Rora.

Membayangkan bagaimana Joni itu benar-benar membuat bulu kunduk Rora berdiri, cowo berkacamata dengan ucapan yang tidak jelas, dan sangat menyukai Rora.

"iiiihhhhhh jijiiiiikkkkkkk Deevaaaaa" teriak Rora histeris sambil menutup wajahnya dan menghentak hentakkan kakinya.

"yaudah ayo ah, lebay lo Ra! "

****

Angkasa diam, masih dengan posisi duduk sambil memegang kamera kesayangannya, ada beberapa poto Bintang yang sedang tersenyum, entah sejak kapan poto-poto itu ada dikameranya.

Tapi Angkasa ingat, ketika Bintang merengek-rengek meminta difotokan oleh Angkasa saat di ruangan fotografer waktu itu. Angkasa terkekeh pelan, mengingat tingkah menyebalkan Bintang yang menarik-narik lengan nya agar segera memotokan dirinya.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang