Seperti perjanjiannya waktu siang bersama dengan Bintang, Angkasa kini bersiap-siap untuk menemui Bintang, dengan setelan kaos polos warna putih, dibalut jaket boomber berwarna hitamnya, dan celana jeans hitam, serta jam tangan yang menempel jelas ditangan kirinya.
Angkasa terus saja tersenyum kepada cermin yang sedang ada dihadapannya sekarang, menyisir rambut klimisnya lalu menyemprotkan parfum ditubuhnya.
Angkasa mengambil sebuket bunga di laci, lalu kunci mobilnya. Ia membuka pintu kamar lalu menuruni tangga sambil bersiul ria. Bundanya menatap nya aneh.
“mau kemana malam-malam?” tanya Anggi.
Angkasa terkekeh, “mau perjuangin masa depan Angkasa mah”
Anggi geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya yang menjadi sangat pecicilan seperti itu.
“hati-hati dijalannya” ucap Anggi sambil teriak karena Angkasa sudah keluar dari rumahnya.
Disisi lain, di waktu yang sama Bintang sedang berdandan, sedikit mengoleskan liptin di bibirnya, menyisir rambutnya, dengan baju simple yaitu kemeja polos berwarna pink dan celana jeans panjang berwarna dark lalu di sempurnakan dengan sepatu berwarna putih.
Bintang terus saja memainkan rambutnya. “cocok gak sih kalo gini” ucapnya.
“ketebelan ga ya make upnya”
”ah bodo ah, udah cantik ini” ucapnya lagi.
Bintang menoleh pada jam dinding di kamarnya, sudah menunjukkan pukul set 7 dan dia masih di kamarnya. Dengan gerakkan cepat Bintang mengambil kunci mobilnya lalu berlari keluar dari rumah.
****
Setelah setengan jam kemudian, akhirnya Bintang sudah sampai di cafe yang ia maksud tadi siang, Bintang menoleh ke kanan dan kekiri mencari keberadaan Angkasa, ia kira Angkasa sudah sampai ternyata belum.
Bintang pun berjalan menuju meja yang dekat dengan jendela, memesan capucino pada pelayan lalu memainkan ponselnya.
*****
Angkasa menekan-nekankan klakson mobilnya, macet yang membuatnya begitu kesal. Tidak biasanya macet seperti ini, dan Angkasa sekarang hanya penuh kecemasan, hatinya yang tidak enak dari tadi membuat nya begitu takut karena telat.
Angkasa melihat jam di tangan kirinya, sudah jam 7 namun ia belum sampai di cafe.
Angkasa memutar balik kendaraannya saat ada putaran, ia memasuki mobilnya kehalaman alfamart, lalu ia turun dari mobil, mengambil bunga dan handponnya lalu berlari dengan cepat menuju ke cafe.
Cafe sudah lumayan dekat, dan Angkasa pun berhenti sejenak karena napasnya sudah mulai tidak teratur.
Lampu merah, Angkasa pun langsung kembali berlari, namun saat ia berada di tengan jalan suara klakson mobil membuatnya refleks menoleh.
dan..... Angkasa tertabrak.
Angkasa terlempar jauh, telinga yang mendenging membuatnya tak bisa mendengar apapun, mata yang mulai gelap membuatnya tak bisa melihat apapun. Kepala nya mengeluarkan banyak darah.
Angkasa memkasakan membuka matanya, melihat bunganya yang jauh dari tangannya membuat Angkasa berusaha untuk mengambil bunga tersebut.
Angkasa tersadar, dirinya sekarang tengah di kerubuni oleh banyak orang.
Angkasa tak ingin lemah, dengan paksaan Angkasa bangun, kepalanya yang berat tak membuatnya untuk pasrah pada keadaan. Angkasa berjalan dengan tertatih-tatih menuju bunga yang akan ia berikan pada Bintang, baju yang mulai dipenuhi darah tak membuat Angkasa diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
Novela Juvenilini cerita tentang KEYVIEN ANGKASA ATHARIZ cowok tampan yang dingin. Saking dinginnya ia disebut oleh semua murid di SMA MESTIN adalah es batu berjalan. Bagaimana jika cowok dingin, irit ngomong seperti ANGKASA dikejar-kejar oleh cewek bawel dan jug...