(4)-jawaban ngasal Angkasa

10.7K 424 2
                                    

Setelah kejadian waktu istirahat tadi, Bintang menjadi pendiam dikelasnya. Ia duduk dengan mata tertutup, ini adalah pelajaran ketiga dan gurunya tidak masuk dikarenakan sakit. Kelas IPS 3 menjadi free. Jika anak-anak lain sibuk menggosip dan kekantin, tak lain dengan Bintang, ia hanya duduk tanpa menghiraukan orang lain yang mengajaknya mengobrol.

Deeva dan Rora sedari tadi bingung dengan perubahan sikap sahabatnya itu, mereka sudah bertanya apa yang terjadi, namun Bintang hanya menjawabnya dengan gelengan dan kembali menutup matanya. Terlihat jelas, Bintang sudah menangis, Rora tau itu. Ia sangat mengenal Bintang dari kecil.

"BinBin? Lo kenapa sih? Cerita sama gue" ucap Rora dengan pelan. Bintang membuka matanya, menatap Rora dengan sendu.

Sebenarnya Bintang masih sakit hati dengan perkataan yang Angkasa lontarkan. Tapi apa boleh buat, ia hanya bisa memendamnya.

"gue gak papa Ra, lo tenang aja" jawab Bintang tanpa mendongak sedikit pun.

Rora menghela nafas lelah kemudian mengangguk. Daripada membuat sahabatnya tertekan karena pertanyaannya, lebih baik Rora mengalah dan kembali mengobrol dengan Deeva.

Bintang menghela napas, kemudian berdiri berjalan meninggalkan kelas tanpa berpamitan pada Rora dan Deeva membuat kedua sahabatnya bingung.

"Bin lo mau kemana? " teriak Rora saat Bintang sudah diambang pintu.

"kejar yuk" ucap Deeva namun Rora mencegahnya.

"jangan! Biarin dia sendiri dulu. Gue tau dia lagi ada malasah, lo tau sendiri lah Bintang kan kalo ada masalah selalu gak mau diganggu"

Deeva mengangguk.

Bintang berjalan dengan lemas, air matanya lagi-lagi menetes. Siswa-siswi yang berlalu lalang menatap Bintang dengan heran, karna malu Bintang pun memilih menunduk.

Bruukkk

Bintang terhuyung kebelakang saat pria bertubuh tinggi menabraknya dengan keras.

"awww..." ringisnya.

Bintang mendongak, kedua matanya membulat saat mengetahui sipelakunya. Angkasa, ya cowok itu adalah Angkasa. Dia sedang berdiri dihadapan Bintang tanpa berniat membantunya. Dengan sedikit kesusahan, Bintang berdiri dan menunduk tak berani menatap Angkasa.

Setelah hampir 5 detik mereka diam, akhirnya Bintang membuka suara.

"aku gak suka sama omongan kamu tadi" ucap Bintang tetap menunduk.

"aku sakit hati karena ucapan kamu"

"aku..aku kecewa sama kamu"

"tapi aku gak bisa benci sama kamu"

"aku tau kamu gak sayang sama ak__"

"maaf" ucap Angkasa dengan dingin, sedari tadi Angkasa hanya diam dan akhirnya bersuara. Meskipun dingin, Bintang sangat bahagia karna Angkasa meminta maaf padanya.

Dengan berani Bintang mendongak menatap Angkasa dalam dengan senyum mengembang disudut bibirnya.

"udah aku maafin kok" ucap Bintang girang.

Angkasa hanya mengangguk sekali, kemudian membalikan badan dan melangkah pergi. Baru dua langkah, Bintang sudah mencegahnya.

"aku mau kerumah kamu, boleh? "

Kata yang Bintang lontarkan benar-benar membuat Angkasa bungkam. Ia tidak ingin ada seorang wanita mendatangi rumahnya, meskipun itu pacarnya sekali pun Angkasa sangat tidak suka.

Angkasa membalikan badan, menatap Bintang dengan tajam "ngapain? " tanyanya dengan sebelah alis terangkat.

"ma-mau ketemu m-mama k-kamu" ucap Bintang dengan gugup, nyalinya menciut saat melihat tatapan tajam milik Angkasa.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang