Sinar kemudian turun dari motor Adam. Begitu juga dengan Adam.
"Sekarang kita mau kemana? " ucap Sinar
"Kamu maunya makan apa? " ucap Adam
"Apa aja, terserah kamu. " ucap Sinar
Adam kemudian menggandeng tangan Sinar. Mereka berjalan sambil menemukan sesuatu makanan yang mereka cari.
"Eh, Dam. Itu apa? " ucap Sinar sambil menunjuk ke arah tukang kerak telor
"Itu namanya kerak telor. Salah satu items terkenal di Jakarta. Emang gak tau? " ucap Adam
"Yah kamu paham lah Dam. Sekalinya aku jalan-jalan pasti ujung-ujungnya makanannya di mall, restaurant, cafe. Jadi, meski udah 1 tahun di Jakarta, aku belum terlalu hafal dengan Jakarta. " ucap Sinar
"Yaudah, sekarang kamu tenang aja. Kan udah ada aku, anggap saja aku sebagai GPS pribadi mu. Tapi, ada imbalannya. " ucap Adam
"Apa imbalannya? " ucap Sinar
"Cukup memberitahu ku dimana letak ruang spesial yang ada di hatimu. Supaya aku tidak tersesat masuk ke dalam ruang yang salah. " ucap Adam
"Lalu bagaimana dengan orang lain? Apa tidak boleh? " ucap Sinar
"Kamu boleh memberitahunya. Mereka boleh tahu ruang kosong di hatimu. Tapi tidak dengan ruang spesial, karena cukup aku saja yang masuk ke dalam ruang itu. " ucap Adam
"Memangnya kamu spesial? " ucap Sinar
"Yah, aku memang tidak tahu aku spesial atau tidak. Mungkin sekarang kamu belum menganggap ku spesial, tapi jangan salahkan aku, saat kita pulang, secara tidak sadar, kamu akan menempatkan aku di ruang spesial itu. " ucap Adam
"Sudah ah, aku ingin beli kerak telor. Sepertinya makanan yang enak. " ucap Sinar
Adam kemudian membawa Sinar ke tempat kerak telor favorit nya.
"Assalamualikum bang, kerak telornye 2 ye. " ucap Adam dengan logat betawi nya
"Waalaikumsalam. Et dah bocah, udah bawa cewe aja kemari. Pedes apa enggak Dam? " ucap tukang kerak telor
"Pedes gak Nar? " ucap Adam
"Sedeng aja. " ucap Sinar
"Iye nih bang. Cakep kagak? Calon bini. Yang punya saya pedes, gak pake setengah-setengah. Yang satunye sedeng aje. " ucap Adam
"Wah, ini mah TOP banget Dam, kek bule-bule jaman Belande. Sip, silahkan duduk. " ucap tukang kerak telor
"Siap atuh mang. " ucap Adam
Sinar dan Adam kemudian duduk di tempat duduk yang telah disediakan.
Adam dan Sinar hanya berbincang-bincang kecil sambil menunggu kerak telornya jadi.
"Dam, non. Maaf nih ganggu bentar. Kerak telor nye udeh jadi. " ucap tukang kerak telor
"Oh, iya bang. Makasih yeh. " ucap Adam
"Silahkan dinikmati. " ucap tukang kerak telor
"Dam. " ucap Sinar
"Hmm.. " ucap Adam sambil memasukkan kerak telor nya ke dalam mulut
"Kamu liat mereka deh, romantis tau. " ucap Sinar yang menunjuk ke arah orang yang kelihatan nya sedang berpacaran
"Terus? " ucap Adam sambil menaikkan alis kanannya.
Sebenarnya Adam mengerti maksud Sinar. Cuman memang Adam berniat jahil, maka dia sengaja menunda-nunda.
"Iya. Mereka suap-suapan. Kek di film-film. Kan lucu gitu, yah meski sedikit menjijikan. " ucap Sinar