Sang surya sudah memunculkan dirinya sejak beberapa jam yang lalu. Anak-anak Ajinomoto mulai berdatangan karena mendapatkan kabar bahwa kedua sahabat mereka masuk ke rumah sakit. Beberapa dari mereka cukup terkejut mendengar kabar dari Bram kalau Adam bermasalah dengan ginjalnya.
"Fan, lu sejak kapan?" tanya Gilang
"Tadi malem." ucap Alfan
"Ngapain?" ucap Gilang
"Numpang tidur." ucap Alfan
"Serius anjing!" ucap Gilang
"Gua mau tau siapa pelakunya." ucap Alfan
"Emang belum ketemu pelakunya?" ucap Taryo
"Belum bisa ditemuin." ucap Alfan
"Lu tau gak penyebabnya apa?" ucap Rizky
"Feeling gua, penyerangan tiba-tiba. Kalau tauran gak mungkin." ucap Alfan
"Kok bisa sih?" ucap Karin
"Kelompok gua banyak musuhnya." ucap Alfan
"Lu gak curiga sama siapa gitu?" ucap Nabil
"Ada beberapa nama yang gua curigain. Dan, emang biasanya, mereka melakukan penyerangan secara diam-diam." ucap Alfan
"Maaf, untuk mas Bram, pasien sudah dapat ditemuin." ucap suster yang datang
"Oh iya sus, makasih." ucap Bram
"Dipanggil mas njir." ucap Bayu
"Yang penting bukan bapak." ucap Bram
"Ini yang mau ikut siapa?" ucap Alfan
"Gua, Alfan, sama lu aja ya Ki?" ucap Bram
Rizky hanya mengangguk. Mereka bertiga langsung menuju ke tempat dimana orang-orang yang menyerang Dani dan Adam berada.
Mereka pun memasuki ruangan dan menghampiri salah satu ranjang disana. Mereka menghampiri manusia yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit. Alfan pun melihat siapa orangnya, langsung mengepalkan jarinya.
Emosinya langsung memuncak ketika melihat orang yang menyerang sahabatnya. Untung saja orang ini masih lemah, jadi, masih ada perasaan kasihan di benak Alfan. Kalau tidak, mungkin sudah terjadi adegan baku hantam saat ini.
Dia langsung mengambil handpone nya dan memberitahukan kepada teman-temannnya, siapa yang sudah melakukan penyerangan secara tiba-tiba. Tapi, Alfan juga memberikan peringatan kepada mereka, kalau tidak boleh ada penyerangan balik.
"Lu tau mereka siapa Fan?" Tanya Bram
"Geng Haris." ucap Alfan
"Siapa tuh?" ucap Bram
"Ketua geng itu dendam banget sama Dani. Dia selalu kalah kalau lawan Dani." ucap Alfan
"Terus mau gimana? Lewat jalur hukum?" ucap Rizky
"Jangan, kalau gitu Dani bakal terancam juga. Bisa aja Dani ikutan dipenjara juga." ucap Dani
"Terus, kita biarin gitu aja?" ucap Bram
"Kalau pemikiran gua sih gitu." ucap Alfan
"Gimana Ki? Kita ngikut keputusan lu." ucap Bram
Rizky pun berpikir bagaimana baiknya. Disatu sisi, memang tindakan seperti ini melanggar hukum, tapi disisi lain, Dani juga bisa terancam.
"Kita tunggu Dani sadar. Keputusan ada di tangan Dani." ucap Rizky
"Kalau aja ni orang gak lemah, udah gua baku hantam juga!" ucap Alfan